Barnabas dan Saulus ke Antiokhia, 30 Januari 2022

Kis 11:19-30

Pdt. Dawis Waiman, M. Div.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, pasal yang ke-11 dari Kisah Rasul ini menjadi 2 perikop, terbagi ya. Dan perikop bagian pertama dari ayat 1 sampai ayat yang ke-18, kita sudah bahas sebelumnya di dalam beberapa Minggu yang lalu, di mana ada terjadi satu pengulangan penekanan terhadap pelayanan yang dilakukan oleh Petrus bagi Kornelius di situ. Nah saya tidak akan panjang bicara soal ini karena kita sudah bahas itu dan Saudara bisa lihat di dalam ringkasan kotbah yang ada, di dalam warta, atau bisa melalui website GRII ya. Tapi yang hari ini kita akan lihat adalah, ternyata, sepertinya ada satu peristiwa yang lain yang paralel terjadi, di samping daripada peristiwa baptisan Kornelius yang terjadi oleh Petrus itu, dan persidangan di Yerusalem yang dilakukan oleh orang-orang Kristen Yahudi yang ada di Yerusalem terhadap rasul Petrus, yaitu apa? Ada terjadi perkembangan berita Injil di daerah Antiokhia. Dan perkembangan berita Injil yang terjadi di Antiokhia ini dilakukan oleh siapa? Kalau kita lihat di dalam ayat yang ke-19, banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati, maka kita mengetahui bahwa berita Injil yang sampai kepada Antiokhia itu bukan sesuatu pekerjaan yang dilakukan oleh rasul Petrus, atau rasul Yohanes, atau rasul-rasul yang lain yang ada di Yerusalem. Tetapi mereka adalah orang-orang yang pergi ke Antiokhia, karena ada satu peristiwa yang sebelumnya terjadi di Yerusalem, yaitu penganiayaan Stefanus.

Jadi pada waktu berita Injil dikabarkan ke Antiokhia, itu adalah sesuatu yang bersamaan terjadi dengan, mungkin, perkembangan yang dilakukan oleh Filipus untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang ada di Samaria, dan daerah-daerah yang lain di situ. Jadi ini adalah sesuatu yang terjadi jauh sebelum, mungkin, Petrus datang kepada Kornelius, untuk memberitakan Injil kepada orang non-Yahudi, tetapi seorang yang memiliki hati yang takut akan Tuhan, karena dia adalah seorang yang percaya kepada Tuhan orang Yahudi tetapi dia belum bersedia, atau belum siap hati untuk masuk dan adopsi seluruh dari budaya orang-orang Yahudi. Jadi ini adalah satu peristiwa yang terjadi di situ.

Nah, waktu ditanya lagi, siapa yang pergi memberitakan itu? Yang pasti adalah mereka bukan suatu misionaris yang diutus oleh gereja di Yerusalem, pergi kepada orang-orang yang ada di Antiokhia, tetapi mereka adalah orang-orang Kristen yang sebenarnya pergi bukan karena panggilan penginjilan di dalam hidup mereka, tetapi lebih tepatnya mungkin bisa dikatakan karena panggilan penganiayaan yang terjadi di dalam hidup mereka. Jadi mereka pergi karena ada aniaya yang begitu hebat di Yerusalem, dan salah satu tokohnya adalah Saulus sendiri, yang menganiaya gereja Tuhan, yang mengakibatkan orang-orang Kristen Yahudi yang ada di Yerusalem itu tidak tahan terhadap penganiayaan itu, akhirnya mereka pergi untuk menyebarkan diri mereka ke daerah-daerah yang ada di sekitar dari Yerusalem.

Saudara kalau bisa lihat, ada peta yang akan kita tampilkan sebentar. Saudara kalau lihat di pojok kiri bawah itu ya, itu adalah Yerusalem. Lalu kalau Saudara tanya di mana Siprus, Siprus itu adalah pulau kecil yang ada di antara. Ini Yerusalem ya, Siprus di sini, Antiokhia di sini, Tarsus itu di sini, lalu daerah sini adalah daerah Venisia, ada beberapa kota, ada Sidon dan Tirus yang menjadi kota yang ada di daerah Venisia tersebut. Jadi kira-kira ada bayangan di situ ya. Jadi pada waktu terjadi penganiayaan di Yerusalem ini, orang-orang Kristen ada yang lari ke daerah Tirus, Sidon, lalu kemudian ada yang lari ke daerah Antiokhia, ada yang lari ke daerah Siprus mungkin, ada yang lari ke daerah Samaria di sini, yang kalau Samaria itu adalah Filipus.

Nah, pada waktu mereka melarikan diri ke sana, mereka adalah orang-orang Kristen Yahudi. Lalu apa yang mereka lakukan? Kalau kita baca di dalam ayat yang ke-19 ini, mereka memberitakan Injil kepada siapa? Kepada orang-orang Yahudi yang mereka temui. Nah kata Yunani “memberitakan Injil” di situ adalah bukan euangelion atau bukan kerygma tetapi ini adalah laleo. Laleo itu adalah “berkata-kata”. Jadi pada waktu mereka pergi ke kota-kota yang lain, karena menyelamatkan hidup mereka dari penganiayaan, mereka bertemu dengan orang-orang yang ada di kota-kota itu, maka mereka tidak bisa menahan mulut mereka untuk membicarakan Injil kepada orang-orang yang mereka temui itu. Tapi sayangnya adalah mereka hanya berfokus kepada orang-orang Yahudi saja, karena mereka adalah kebangsaannya Yahudi, maka mereka pergi kepada orang Yahudi untuk memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi.

Nah apa yang jadi penyebab mereka hanya memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi saja? Ada beberapa faktor tentunya, dan misalnya, satu adalah karena keterbatasan di dalam berbicara, atau bahasa. Mungkin karena orang yang melarikan diri itu adalah orang-orang yang hanya bisa berbicara bahasa Yahudi, itu sebabnya karena bahasa ibu mereka bahasa Yahudi, mereka tidak terbiasa untuk bicara bahasa yang lain, mereka hanya bisa bertemu dengan orang-orang yang berbicara bahasa Yahudi, dan mereka membagikan Injil kepada orang-orang yang berbicara bahasa Yahudi itu. Tetapi tentunya, ada faktor yang lain. Kalau kita perhatikan di dalam pembahasan kita sebelumnya di dalam Kisah pasal 11, Kisah pasal yang ke-10, lalu Saudara bisa lihat di dalam Galatia pasal yang ke-2, maka ada aspek yang lain juga yang mempengaruhi mereka, yaitu di mana mereka berpikir bahwa Injil adalah suatu berita yang hanya dikhususkan bagi orang-orang Yahudi, dan bukan orang-orang non-Yahudi. Kalau andaikata orang-orang non-Yahudi mau menerima Injil Kristus, maka mereka harus terlebih dahulu menjadi orang proselit, mengadopsi budaya Yahudi, baru mereka kemudian bisa menerima Injil Kristus.

Jadi itu sebabnya kenapa pada waktu Petrus melihat Kornelius dan keluarganya menerima Kristus, lalu kemudian dibaptiskan oleh Petrus, maka orang-orang Kristen Yahudi yang ada di Yerusalem tidak bisa menerima. Mereka kemudian memanggil Petrus, mereka kemudian menyidang Petrus dan menanyakan, “Petrus, engkau sudah melakukan satu perbuatan yang salah besar, karena engkau membaptis seorang bukan Yahudi, menjadi orang yang Kristen.” Waktu itu belum diberi nama orang Kristen ya, tetapi orang yang mengikuti jalan Tuhan, seperti halnya kita pada waktu kita percaya kepada Kristus, dan itu yang kemudian membuat Petrus kemudian mempertanggungjawabkan bahwa tindakan dia itu bukan tanpa alasan, bukan tanpa dasar, tapi karena Tuhan sendiri yang menyetujui, bahwa orang-orang non Yahudi bisa menjadi Kristen tanpa perlu mereka terlebih dahulu menjadi orang Yahudi. Makanya Petrus pada waktu itu ketika melihat orang-orang non-Yahudi, yaitu Kornelius dan keluarganya mendapatkan karunia Roh di dalam hidup mereka, sebelum berita Injil, berita yang Petrus kabarkan itu selesai untuk diberitakannya, mereka menyatakan kalau mereka sudah beriman kepada Yesus Kristus, maka Petrus melihat peristiwa Pentakosta, Kisah pasal 2, itu terjadi pada orang-orang Kornelius dan anggota keluarganya. Sehingga dia memerintahkan orang-orang yang bersama-sama dengan dia untuk membaptis orang-orang tersebut, dan membuat mereka menjadi orang yang mengikuti jalan Tuhan Yesus Kristus.

Jadi, pada waktu orang-orang ini, pergi ke Antiokhia, kenapa mereka hanya memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi saja? Mungkin faktor ke-2 adalah karena ada kesalahan di dalam pemahaman mereka, bahwa Injil itu haruslah diberitakan bagi orang Yahudi saja, dan orang-orang non-Yahudi yang menjadi orang Yahudi terlebih dahulu di dalam hidup mereka. Mungkin ada faktor lain yang menunjukkan superioritas dari orang-orang Yahudi di situ, kita nggak akan melihat ke arah situ ya, tetapi paling tidak ada hal ini.

Tetapi di sisi lain, di dalam ayat yang ke-20, di situ dikatakan, ternyata tidak semua orang Kristen Yahudi itu yang memberitakan kepada orang-orang Yahudi tentang Injil Tuhan Yesus. Tetapi, ada orang-orang Kristen Yahudi yang juga memberitakan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi, yang ada di Siprus, atau di Antiokhia, karena mereka adalah orang-orang yang bersumber dari Siprus dan orang Kirene. Artinya adalah mereka walaupun adalah orang Yahudi, kelihatannya mereka adalah orang Yahudi yang sebelumnya memiliki satu relasi dengan orang-orang yang bukan Yahudi, karena mereka tinggal dari, atau di tempat, kota-kota yang bukan merupakan kota orang-orang Yahudi seperti ada di Yerusalem, atau di Yudea.

Saudara bisa lihat di dalam Kisah Rasul pasal ke-2, di situ pada waktu hari Pentakosta tiba, atau sebelumnya, itu ada satu perayaan yang biasa dilakukan oleh orang-orang Yahudi, di mana seluruh orang Yahudi akan berkumpul di Yerusalem, di Bait Allah, untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan Allah. Dan di antara mereka, banyak sekali orang-orang Yahudi, yang bahkan kelahiran nya, sudah tidak lagi di Yerusalem, atau di Yudea, atau di wilayah orang-orang Yahudi, tetapi sudah ada di bangsa-bangsa yang lain, atau kota-kota bukan Yahudi, dan mereka tetap datang ke Yerusalem, untuk beribadah kepada Tuhan di situ. Nah, orang-orang ini kelihatannya lah yang pergi kepada Antiokhia, lalu kemudian dia memberitakan Injil kepada orang-orang yang ada di Antiokhia itu. Nah menariknya adalah, pada waktu mereka memberitakan Injil kepada orang-orang yang di Antiokhia itu, kata apa yang digunakan di situ? Ada dua, pertama adalah laleo juga, mereka “berkata-kata” kepada orang-orang bukan Yahudi tentang Kristus, tetapi juga ada yang memberitakan secara khusus Injil Yesus Kristus kepada orang-orang bukan Yahudi itu.

Kenapa saya bicara seperti ini ya? Saya mau ngomong pertama seperti ini, pada waktu Bapak, Ibu, Saudara melihat kepada 2 ayat pertama ini, ini menjadi satu dasar kita bisa mengatakan kenapa gereja Tuhan itu berkembang. Dan kenapa saya bilang seperti itu? Karena pada waktu Saudara lihat dari ayat 19 sampai ayat yang ke-30, di sini Lukas menyebutkan ada tiga kali Injil itu diberitakan dan banyak orang yang kemudian menjadi percaya kepada Yesus Kristus. Jadi pada waktu kita membaca dua bagian yang pertama ini, ayat 19 dan ayat 20, kita bisa simpulkan satu hal, yaitu apa yang mendorong sebuah gereja itu bisa bertumbuh dan berkembang, dan makin banyak orang percaya kepada Kristus di dalam perjalanan hidup mereka? Yaitu kalau setiap orang Kristen itu melibatkan diri mereka di dalam pelayanan penginjilan.

Kenapa begitu? Karena sekali lagi saya katakan, orang-orang yang pergi ke Siprus ini, orang-orang yang pergi ke Antiokhia ini, itu bukan rasul, mereka bukan orang-orang yang di training secara khusus untuk bisa mengerti firman, lalu bisa menjadi pengkotbah untuk Injil Tuhan, tetapi mereka adalah orang-orang Kristen biasa, orang-orang yang seperti Bapak, Ibu, Saudara yang datang setiap Minggu untuk berbakti kepada Tuhan, dan tidak pergi ke sekolah STT untuk menuntut ilmu teologi di sana secara lebih mendalam. Tetapi anugerah Tuhan di dalam kehidupan mereka yang telah menyelamatkan hidup mereka itu, saya percaya, itu yang menjadi satu dorongan di dalam hati mereka untuk tidak bisa menutup mulut mereka, dari berita Injil yang, atau keselamatan yang telah diberikan oleh Kristus di dalam kehidupan mereka.

Kemarin di dalam pembukaan dari pelayanan penginjilan, saya ada bilang satu hal, keberadaan kita, di dalam dunia ini, itu adalah karena ada satu rencana kekal Allah, yang sudah dipersiapkan sejak dari dalam kekekalan. Dan apa yang menjadi rencana kekal Allah yang Tuhan Allah persiapkan dari sejak kekekalan? Yaitu bahwa dunia ini dicipta, manusia dicipta, karena Allah ingin menyelamatkan manusia yang berdosa melalui Yesus Kristus. Kalau rencana Tuhan itu bukan untuk menyelamatkan manusia berdosa melalui Yesus Kristus, maka Tuhan tidak akan mencipta langit dan bumi, dan mencipta manusia yang ada di dalam dunia ini. Jadi keberadaan dari langit dan bumi, itu adalah untuk menggenapkan rencana Allah, keberadaan manusia di dalam dunia ini adalah untuk menggenapkan rencana Allah yang kekal itu.

Lalu rencana kekal itu apa? Yaitu keselamatan bagi manusia berdosa yang ada di dalam Yesus Kristus. Dan kalau Saudara mengerti hal ini, Saudara pasti punya satu konsep dalam hidup Saudara, “Ternyata, di dalam kehidupan saya, di dalam iman yang saya miliki di dalam Kristus, itu adalah kehendak Allah, supaya saya tidak berdiam diri untuk iman saya, untuk menjadi seorang Kristen bagi diri saya sendiri, tetapi saya memiliki satu tujuan panggilan, yaitu untuk menjadi saksi Kristus di mana pun Tuhan tempatkan saya. Karena ini yang menjadi rencana kekal Allah, ini yang membuat saya ada di dalam dunia ini, ini yang membuat saya, ketika ada di dalam dunia ini, bukan sebagai orang yang menolak Kristus, tetapi menjadi orang yang bisa beriman kepada Yesus Kristus.” Dan Tuhan ketika melihat kita beriman, Tuhan tidak memanggil kita seketika untuk bersama-sama Dia di dalam Surga, tetapi Tuhan membiarkan kita ada di dalam dunia ini untuk melayani Dia di dalam dunia ini melalui kesaksian yang kita beritakan, baik dari hidup, ataupun dari mulut kita tentang Kristus.

Tapi pada waktu itu Pak Singgih juga ada ungkapkan satu hal, orang bisa memberitakan firman, itu karena ada Roh Kudus di dalam hidup dia. Roh Kudus itu yang membuat seseorang tidak mungkin bisa menahan mulut untuk tidak memberitakan tentang Kristus kepada orang yang belum percaya kepada Kristus. Dan saya juga mengaminkan kebenaran itu, karena salah satu syarat yang dinyatakan dari Barnabas, sebagai orang yang merupakan pemimpin gereja yang baik, yang dipakai oleh Tuhan, untuk membawa jiwa ke dalam tangan Tuhan, itu adalah seorang yang dipenuhi oleh Roh Kudus di dalam hidupnya. Nanti kita akan lihat, ada persyaratan-persyaratan lain tentunya, tetapi paling tidak di sini, setiap orang Kristen yang memiliki Roh Kudus, yang mengerti karunia keselamatan di dalam Yesus Kristus, pasti tidak mungkin bisa tutup mulutnya, tanpa melihat, atau tanpa memberitakan Injil ketika mereka melihat ada orang-orang yang belum pernah mendengar tentang Kristus di dalam kehidupan mereka.

Dan ini yang mendorong kenapa gereja itu berkembang, kenapa sebuah gereja yang bermula dari Yerusalem, yang hanya terdiri dari 12 rasul, lalu mungkin berapa ratus orang yang bukan merupakan rasul Tuhan, yang dipanggil secara khsusus pada waktu itu, paling nggak 500-an orang yang ada di situ, bisa berkembang dengan begitu cepat sekali, sampai ribuan orang yang boleh percaya, dan bahkan mungkin puluhan ribu atau ratusan ribu orang yang bisa datang kepada Yesus Kristus. Kalau kita hanya mengandalkan Petrus, Yakobus, Yohanes, Andreas, dan yang lainnya, untuk pergi mengabarkan Injil, saya percaya, penginjilan tidak akan seefektif yang terjadi pada waktu itu, dan secepat yang terjadi pada waktu yang ada di dalam Kisah Para Rasul ini.

Jadi, ini menjadi salah satu dasar ya, kalau andaikata setiap orang yang ada di dalam gereja ini, pergi membawa temannya, mengenal Kristus, mengabarkan kepada mereka, bahwa mereka adalah orang-orang yang membutuhkan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat mereka, lalu membawa mereka ke dalam gereja ini, saya percaya gereja ini nggak dalam waktu yang lama akan penuh dengan orang-orang yang beribadah kepada Tuhan. Tapi itu menjadi satu syarat, dan saya percaya kita sebagai orang Kristen perlu mendoakan hal ini, bagaimana Tuhan boleh memakai diri kita untuk menjadi alat Tuhan dan saksi Kristus di dalam kehidupan kita.

Nah Saudara, lalu pada waktu mereka mulai berkembang itu, maka Alkitab berkata sampailah berita perkembangan gereja itu, atau Injil itu kepada orang-orang di Antiokhia, lalu pada waktu berita itu tersiar, apa yang terjadi? Mereka kemudian membawa berita itu kembali ke Yerusalem untuk memberitahukan perkembangan yang ada di Antiokhia itu kepada, paling tidak, mungkin, para rasul, atau gereja yang ada di Yerusalem itu. Lalu apa yang terjadi? Di situ dikatakan gereja kemudian mengutus Barnabas untuk pergi ke Antiokhia.

Nah Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kenapa Barnabas yang diutus ya? Kenapa bukan Petrus yang diutus? Kenapa bukan Andreas yang diutus? Kenapa bukan rasul-rasul yang lain yang diutus, tetapi Barnabas yang diutus untuk pergi ke Antiokhia? Saya percaya sebabnya adalah karena ada hal yang mungkin, satu sisi dipimpin oleh Roh Kudus di situ, tetapi dari sisi manusia, kita bisa melihat, realita pengutusan Barnabas itu adalah satu realita yang benar. Karena pada waktu Barnabas pergi ke Antiokhia, dia menjadi seorang yang betul-betul memberikan kekuatan bagi orang-orang Kristen yang mula-mula baru percaya kepada Kristus di Antiokhia itu, untuk tetap setia di dalam iman mereka, dan bahkan keberadaan Barnabas itu mendorong gereja itu makin lebih berkembang, dan lebih banyak orang untuk datang dan percaya kepada Yesus Kristus.

Tetapi di samping itu tentunya ketepatan di dalam pemilihan itu tidak lepas daripada kriteria-kriteria yang harus turut dipertimbangkan untuk seseorang ditempatkan di satu tempat tertentu. Nah di sini lukas memberikan ada beberapa sebab mengapa Barnabas yang diutus di situ. Saya percaya pertama adalah karena dia seorang yang bersumber dari Kirene sendiri, orang yang bergaul dengan orang-orang yang ada di Antiokhia itu, dan itu membuat ia adalah orang yang mengenal siapa yang mereka layani di situ. Lalu yang kedua adalah bukan hanya asal mula dari daerah dia di situ, tetapi dia adalah seorang yang dikatakan baik hatinya. Saudara, kita bisa lihat ternyata Barnabas itu bukan seorang yang baru muncul di dalam Kisah Para Rasul pasal 11 ini tetapi dia sudah muncul di dalam Kisah Para Rasul pasal yang ke-4, kemudian dia muncul di Kisah Para Rasul pasal 9, dan lalu dalam Kisah Para Rasul pasal 11 ini.

Nah pada waktu kita lihat dalam kehidupan Barnabas, kira-kira orangnya seperti apa? Dalam Kisah Para Rasul pasal 4, dia adalah seorang yang begitu mengasihi pekerjaan Tuhan, dia memang adalah seorang lewi tetapi dia adalah seorang yang percaya kepada Kristus dan dia sungguh-sungguh memiliki hati yang mau melayani Tuhan, ia tidak sungkan-sungkan untuk menjual tanah dia seluruhnya, lalu dipersembahkan kepada Tuhan untuk bisa mendukung pelayanan Tuhan. Tapi dia bukan hanya seorang yang memiliki cinta kasih yang begitu besar untuk mendukung pekerjaan Tuhan tapi dia adalah orang yang kelihatannya memiliki hati yang begitu ingin melihat orang-orang Kristen ada di dalam Tuhan, mendukung dan men-support mereka untuk hidup di dalam Tuhan, dan bahkan menjadi mediasi antara rasul-rasul yang ada di Yerusalem dengan Saulus ketika Saulus mengalami pertobatan.

Jadi kalau Saudara baca dalam Kisah Para Rasul pasal 9 pada waktu Saulus bertobat, ternyata ia setelah dicelikkan kembali matanya dia tidak bisa tinggal diam, dia langsung pergi memberitakan Injil yang membuat orang-orang yang sebelumnya ada di pihak Paulus atau Saulus itu menjadi terheran-heran kenapa seseorang yang sebelumnya begitu menentang jalan Tuhan, yang begitu mendukung agama Yahudi sekarang berbalik membela jalan Tuhan lalu kemudian membawa orang-orang Yahudi mengenal Kristus. Dan bahkan bukan hanya orang-orang Yahudi saja yang kaget, ternyata orang-orang Kristen pun kaget, dan pada waktu mereka kaget melihat Saulus yang semula menganiaya mereka sekarang berbalik untuk mendukung Injil, mereka sulit untuk menerima keberadaan dari Saulus. Ada yang mengilustrasikan walaupun Saulus berusaha berkali-kali meyakinkan orang kalau dia adalah orang yang sudah percaya kepada Kristus, dia sungguh-sungguh bertobat dari dosanya, jalan yang dia lalui sebelumnya adalah jalan yang salah, Kristus sudah menampakkan diri secara khusus bagi diri dia untuk memanggil dia menjadi rasul dia, tetapi orang-orang Kristen tetap nggak bisa terima, tetap menolak dia, tetap mencurigai dia, sampai ketika Barnabas mendengar tentang itu, dia kemudian membawa Saulus pergi ke Yerusalem, bertemu dengan rasul-rasul yang ada di Yerusalem untuk membuat Saulus bisa diterima oleh rasul-rasul yang di Yerusalem dan orang-orang Kristen yang ada di Yerusalem.

Saya percaya ini adalah kebesaran hati dari Barnabas, seorang yang dipakai oleh Tuhan untuk men-support orang-orang Kristen yang baru percaya, mendukung mereka di dalam iman, dan bahkan ketika ia melihat ada kesempatan dari orang Kristen untuk bisa melayani Tuhan, maka dia men-support orang itu untuk melayani Tuhan, dan akhirnya dia bisa memediasi Saulus dengan para rasul yang ada di Yerusalem. Dan Saudara, di dalam pasal yang ke-11 kita melihat hal ini atau karakter ini muncul kembali di dalam diri Barnabas. Pada waktu dia melihat jemaat yang ada di Antiokhia itu sungguh-sungguh percaya, tahu dari mana sungguh-sungguh percaya? Di sini dikatakan dia melihat kalau mereka menjadi percaya, di dalam ayat 21, tetapi tidak berhenti di situ, ada kata lain yang ditambahkan di balik menjadi percaya itu, “Dan berbalik kepada Tuhan.” Maka Barnabas kemudian dengan tidak lelahnya dia memberi nasihat kepada orang-orang di Antiokhia itu untuk tetap setia kepada Tuhan.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, pada waktu kita percaya kepada Kristus, ada satu hal yang kita perhatikan baik-baik seperti yang diberikan oleh lukas di dalam pasal ini. Pertobatan itu bukan hanya sebagai satu pengakuan iman saja, bahwa saya adalah orang yang percaya kepada Tuhan, tetapi ada aspek kedua yang harus dinyatakan di dalam hidup kita yaitu dia harus berbalik kepada Tuhan. Arti berbalik kepada Tuhan itu apa? Arti percaya itu apa? Percaya mungkin satu sisi kita bisa berkata oh saya mengakui dengan mulut saya kalau Yesus Kristus itu adalah Tuhan dan Juruselamat. Itu bisa satu aspek pengertian percaya, sehingga setiap orang yang datang ke dalam gereja pasti dari mulut dia akan berkata Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat. Tetapi apakah setiap orang percaya yang datang ke dalam gereja itu adalah orang yang percaya kepada Tuhan dan orang yang berbalik kepada Tuhan? Jawabnya belum tentu. Pengertian kedua percaya itu adalah dia adalah orang yang sungguh-sungguh menyerahkan hidup dia untuk bergantung kepada Tuhan dan menundukkan diri di bawah kehendak Tuhan. Apapun yang Tuhan pimpin, apapun yang Tuhan kehendaki, apapun yang Tuhan perintahkan, dia percaya bahwa itu adalah satu kebenaran dan dia menundukkan diri di bawah apa yang menjadi kehendak Tuhan. Itu percaya. Kalau berbalik berbicara tentang apa? Dia bukan hanya bilang saya menundukkan diri, dia bukan hanya bilang saya atau kita harus taat kepada Tuhan, tetapi dia menyatakan satu kehidupan yang sungguh-sungguh membalikkan diri, meninggalkan dosa, dan mengikut Kristus di dalam hidup dia. Itu namanya berbalik.

Jadi pada waktu kita misalnya ini adalah satu pengajaran yang Yesus sendiri ajarkan kepada orang kaya ya. pada waktu orang kaya datang kepada diri dia, apa yang harus aku perbuat guru untuk memperoleh hidup yang kekal? Yesus bilang taati seluruh perintah Allah. Bagian yang kedua itu. Hormati orang tuamu, jangan membunuh, jangan berzinah, jangan bersaksi dusta, jangan mengingini apa yang menjadi milik sesamamu. Orang kaya ini bilang, “Sudah, saya sudah lakukan itu semua.” Lalu Yesus berkata, “Kalau gitu jual seluruh hartamu, bagikan kepada orang miskin.” Cukup tidak? Tidak. “Lalu kemudian engkau pergi dan ikut Aku.”

Saudara, saya percaya pada waktu kita menjadi orang Kristen, selama kita mengakui dari mulut kita saya percaya kepada Tuhan tapi kita punya kehidupan tidak meninggalkan dosa, tidak meninggalkan hal-hal yang kita pentingkan di dalam dunia ini seperti halnya orang-orang dunia pentingkan, dan kita tidak membalikkan mata kita, arah langkah kaki kita, mengikuti Yesus Kristus, ada yang kurang dari iman kita. Karena Tuhan menuntut kita bukan hanya ketaatan tetapi kita harus mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan dan apa yang Tuhan ingin jalani di dalam kehidupan kita. Ada satu relasi di situ yang harus dibangun, tetapi ada juga satu pertobatan yang harus sungguh-sungguh nyata dari kehidupan orang-orang yang percaya pada Yesus Kristus.

Nah atas dasar ini itu membuat gereja sekali lagi poin pertama tidak bisa menutup mulutnya untuk memberitakan Injil tapi dasar ini juga menunjukkan kalau gereja punya integritas dalam kehidupan mereka yang meninggalkan dosa lalu percaya kepada Kristus dan menaati Kristus. dan menariknya, Saudara, ini bukan sesuatu yang gampang untuk dilakukan orang-orang Kristen di Antiokhia. Kalau Saudara perhatikan dari sejarah atau kota di Antiokhia di zaman itu, kota Antiokhia itu adalah kota yang bisa dikatakan nomor tiga terbesar di waktu itu. Pertama adalah Roma, kedua adalah aleksandria, dan ketiga itu adalah Antiokhia. Lalu di situ adalah kota dagang di mana jalur yang menjadi jalur utama pasti melintasi kota itu, dan pendidikan itu begitu maju sekali di kota Antiokhia. Tapi sayangnya kota Antiokhia bukan hanya memiliki hal-hal yang baik saja tetapi kota Antiokhia juga adalah kota yang dicap sebagai kota yang sangat rusak sekali, kota yang sangat jahat sekali secara moralitas mereka.

Seorang Romawi, seorang sartir dari Roma, Juvenal, itu ketika mengkritik Roma atas kerusakan yang ada di Roma, dia berkata semua limbah yang ada di Orontes itu mengalir ke Tiber, sungai Tiber yang ada di Roma, sungai orontes itu ada di Antiokhia. Dia mau mengatakan seperti ini, Roma itu rusak karena apa? Roma itu rusak karena Antiokhia itu rusak. Saudara bisa bayangkan tidak ya seberapa rusaknya Antiokhia yang adalah sumber kerusakan dari kota Roma? Kalau Roma punya moralitas sudah begitu hancur sekali, bagaimana moralitas yang ada di Antiokhia? Lebih hancur lagi.

Tetapi ketika Tuhan bekerja, Tuhan berkata Tuhan tidak pergi mencari tempat-tempat di mana orang-orang sudah baik. Tuhan pergi justru kepada kota tempat orang yang berdosa. Lalu ketika dia ada di situ, Injil masuk di situ, terjadi transformasi di kota tersebut. Maka tadi saya katakan orang-orang Antiokhia yang bertobat ini jangan dikira adalah orang-orang yang sudah memiliki satu kehidupan baik, tidak memiliki tantangan di dalam kehidupan mereka. Mereka punya tantangan yang besar sekali di mana ketika mereka dulunya biasanya beribadah kepada Tuhan, mereka adalah orang-orang yang melihat pelacuran sebagai satu sarana untuk bisa mendekatkan diri kepada dewa-dewa, dan itu adalah sesuatu yang dihalalkan, sekarang ketika mereka jadi orang Kristen, mereka harus tinggalkan semua itu. Saya percaya itu bukan sesuatu yang gampang. Tetapi di sinilah ketika mereka peraya kepada Kristus dinyatakan dari suatu tindakan yang berbalik menuju kepada jalan yang Tuhan lalui, yang Tuhan kehendaki di dalam hidup mereka.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya percaya mengikut Tuhan itu tidak gampang. Dan setiap orang yang ingin ikut Tuhan pasti ada hambatan yang terjadi di dalam hidup dia. Baru kemarin saya ada WA orang untuk mengajak mereka pergi ke dalam ibadah Minggu, lalu yang muncul di dalam WA itu menyatakan bahwa, “Pak, kami itu sudah mendoakan berkali-kali, tapi setiap kali kami mendoakan, kami sudah ingin melangkah pergi ke gereja, selalu saja ada masalah di hari itu sehingga membuat kami tidak bisa pergi ke gereja.”

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, itu adalah realita ya. Pada waktu kita mau mengikut Tuhan, gampang nggak? Saya yakin kalau gampang, gereja selalu penuh. Pasti tidak gampang, karena apa? Pada waktu kita mau mengikut Tuhan ada musuh Tuhan yang ingin menghalanig. Dan untuk menghalangi itu dia akan membuat segala macam problem terjadi di dalam hidup kita. Mulai dari suami istri yang ribut pada hari Minggu, sudah mau pergi ke gereja mendadak ada keributan, pada waktu saya sudah datang ke gereja mau melayani ternyata saya mendapatkan teman-teman yang salah mengerti saya, lalu belum lagi itu nanti pada waktu saya mau pergi ke gereja teman-teman saya mengajak saya untuk melakukan sesuatu yang menjadi hobi kesenangan saya, lalu mungkin ada keluarga yang meninggal, ada penyakit pada waktu itu, ada hal-hal yang membuat saya harus tidur malam sehingga saya tidak bisa bangun pagi keesokan harinya untuk datang ke gereja tepat waktu. Banyak hal yang menjadi penyebab itu, penghalang itu. Belum lagi kalau lingkungan kita adalah mayoritas bukan orang Kristen, mungkin kita juga bisa tergoda untuk mengikuti mereka yang tidak mengutamakan Tuhan Yesus Kristus karena kita merasa malu dengan keberadaan iman kita. Banyak sekali yang menjadi faktor. Belum lagi sakit dan lain-lain.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, tapi pada waktu kita ingin melangkah Kristus, kalau kita nggak mengerti ini adalah sebuah peperangan, saya yakin kita akan terlalu gampang untuk dibawa untuk tidak menaati Tuhan. Kita akan selalu mengatakan kalau yang menjadi masalah itu adalah lingkungan kita tidak mendukung untuk kita hadir dan mengikut Tuhan padahal sebenarnya kalau kita mengerti itu adalah sebuah peperangan, di situ dibutuhkan langkah iman. Kalau kita itu mengerti itu adalah sebuah peperangan, maka kita butuh memberikan satu komitmen untuk melangkah bersama Tuhan menghadapi musuh kita. Dan itu sebabnya saya percaya gereja mula-mula itu adalah gereja yang seringkali ditolak oleh orang-orang yang ada di sekitarnya karena kehidupan mereka itu berbeda daripada kehidupan daripada orang-orang yang ada di sekitar mereka sebelumnya. Mereka menjadi orang yang aneh, mereka jadi orang yang sepertinya menjauhkan diri dari pergaulan yang sebelumnya mereka ada di dalamnya.

Di dalam 1 Petrus 4 itu dikatakan kamu sebagai orang Kristen atau harus melihat kepada Kristus. Kamu sebagai orang Kristen ketika melihat pada Kristus dan mengikuti jalan Kristus, maka itu membuat orang-orang yang ada di sekitarmu, teman-temanmu dan yang lain-lainnya itu merasa heran dengan keberadaanmu sekarang. Karena apa yang kamu lakukan berbeda dengan apa yang mereka lakukan. Apa yang mereka lakukan kamu tolak itu. Apa yang kamu lakukan itu menjadi sesuatu yang mungkin bagi mereka hal yang terlalu suci, terlalu kudus, tidak logis untuk dilakukan, tidak menyenangkan untuk dilakukan, tapi kamu terus lakukan itu yang mengakibatkan kamu mengalami penderitaan seperti halnya Kristus mengalami penderitaan. Tetapi kamu harus bersyukur karena kalau kamu menderita sebagai orang Kristen karena Kristus sudah menderita bagi kamu.

Jadi pada waktu kita menjalani kehidupan, saya percaya itu bukan sesuatu yang gampang. Apalagi hidup untuk menaati Tuhan pasti banyak sekali tantangan di situ. Makanya pada waktu kita mengalami itu khususnya orang-orang Kristen yang baru, apa yang perlu diperlukan? Perlu seorang yang bisa melayani mereka untuk memberi kekuatan bagi mereka. Dan siapa yang paling tepat? Yaitu Barnabas. Kenapa Barnabas? Karena Saudara dengan background itu Saudara bisa paham kira-kira ya orang bukan Yahudi, percaya kepada Kristus dengan background segala amoralitas, imoralitas yang mereka lakukan dalam hidup mereka, ketika mereka menjadi orang Kristen, kira-kira, pertama, mereka bisa nggak langsung seketika menjadi orang yang suci tanpa ada dosa sama sekali? Orang Kristen puluhan tahun mengikut Tuhan tetap hidup di dalam dosa kok. Seringkali jatuh dalam dosa. Kita tidak bisa sepenuhnya suci kecuali kalau kita sudah bertemu dengan Kristus. Apalagi orang Kristen yang baru pertama kali datang kepada Kristus, percaya kepada Kristus, masuk ke dalam gereja, saya percaya semua persoalan yang ada di dalam dunia ini turut dibawa ke dalam gereja. Kalau Saudara nggak percaya, Saudara bisa baca Surat Korintus. Di situ pada waktu jemaat menjadi Kristen, perselisihan, perzinahan, perselingkuhan, iri hati, menonjolkan diri, perpecahan, itu ada di dalam gereja Korintus. Sampai Paulus melakukan bahkan jauh lebih jahat daripada orang-orang di dalam dunia. Saudara itu terjadi di dalam gereja Antiokhia, saya percaya, ada proses itu di dalam seseorang mengikut Kristus. Dan mereka bukan orang Yahudi.

Lalu bayangkan ya kalau yang dikirim itu adalah Petrus atau Yakobus ke Antiokhia, apa yang terjadi? Saya pikir yang terjadi di dalam Galatia 2, pada waktu Petrus ada di Galatia, dia sedang makan bersama-sama dengan orang-orang Kristen bukan Yahudi, satu meja makan, tiba-tiba datanglah orang Yahudi Kristen dari golongan Yakobus masuk ke dalam tempat itu. Petrus pada waktu melihat, ia langsung merasa minder, malu, takut mungkin, dan bawa makanannya pindah ke meja dari orang-orang Yahudi Kristen. Mungkin di dalam pikirannya dia akan dicap sebagai orang yang haram, yang najis kalau duduk bersama dengan orang bukan Yahudi, yang mengakibatkan Barnabas pun turut terseret oleh orang-orang atau tindakan dari Petrus ini dan orang-orang Yahudi Kristen tersebut.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya percaya kalau yang diutus ke sana adalah orang yang tidak mengerti budaya situ, yang diutus ke sana adalah orang yang terlalu saklek di dalam hidupnya dengan satu peraturan tertentu, yang terjadi adalah mungkin gereja tidak berkembang, mungkin yang terjadi adalah penolakan, bukan satu pertobatan dan pertumbuhan dalam kerohanian di situ. Dan Barnabas diutus ke situ, dia adalah orang yang mengerti situasi yang ada di sana karena dia adalah dari daerah sana tetapi dia juga adalah orang yang memiliki hati yang begitu besar, begitu lapang untuk mau mendukung, men-support orang-orang yang baru bertobat ini untuk tetap setia di dalam Tuhan. Selain dari dia adalah seorang yang penuh dengan Roh Kudus dan orang yang sangat beriman sekali kepada Tuhan.

Dan dari sini kita bisa simpulkan satu hal pada waktu kita melayani sebuah pelayanan itu bisa diberkati oleh Tuhan untuk maju dan untuk terus berkembang itu punya suatu prinsip yaitu kita harus bisa menempatkan orang yang sungguh-sungguh memiliki kelahiran baru di dalam kehidupannya, memiliki iman kepada Tuhan di dalam kehidupannya tetapi itu tidak cukup. Dia juga adalah orang yang harus tepat di dalam situasi itu. Orang yang mengerti keadaan itu, orang yang bisa mungkin cukup fleksibel untuk membawa orang mengenal Tuhan di dalam suatu situasi tertentu di dalam kondisi pelayanan yang dia kerjakan.

Itu sebabnya Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan pada waktu kita melayani saya percaya sekali yang namanya relasi itu penting. Maksudnya adalah relasi mengenal pribadi, relasi yang satu visi di dalam pelayanan, relasi yang mengerti apa yang menjadi beban hati seseorang dan karakter seseorang apakah orang ini bisa melayani atau tidak di tempat tertentu. Karena kalau tidak, yang kita lakukan adalah justru mungkin menghambat pekerjaan Tuhan dan perkembangan dari Kerajaan Tuhan. Ini yang terjadi. Barnabas diutus sebagai orang yang memiliki kredibilitas, integritas hidup, suatu teladan yang begitu baik yang cocok untuk tempat itu dan memang terbukti bahwa pelayanannya kemudian diberkati di situ dengan begitu banyak orang yang kemudian datang dan percaya kepada Kristus.

Salah satu contohnya lagi yang saya percaya ini menjadi karakter dari Barnabas adalah pada waktu dia mulai melihat perkembangan dari gereja itu, mungkin diluar dari kesanggupan dia untuk melayani maka dia pergi untuk mencari Saulus dan pada waktu dia pergi untuk mencari Saulus dan membawa dia untuk melayani bersama-sama di Antiokhia ini, saya percaya itu bukan hal yang mudah karena sebagai seorang yang menjadi leader, salah satu leader di dalam gereja, kemudian harus membawa orang baru untuk menjadi leader turut bersama-sama melayani, dan ada kemungkinan Saulus adalah orang yang akan dipakai oleh Tuhan lebih besar dari pada Barnabas dengan segala kemampuan firman yang luar biasa yang dia miliki dalam kehidupan dia saya percaya itu bukan sesuatu yang gampang bagi seorang pelayan Tuhan dan butuh kebesaran hati untuk bisa melibatkan orang seperti ini dalam kehidupan pelayanannya. Tetapi Barnabas seperti itu. Ia pergi mencari Saulus.

Dan istilah yang digunakan untuk mencari Saulus itu juga bukan istilah yang sembarangan. Dia pergi ke mana cari Saulus? Ke Tarsus. Tarsus itu di mana? Antiokhia di sini tadi Yerusalem di bawah sini Antiokhia di atas, Tarsus di atas lagi. Dia pergi ke Tarsus, kenapa ke Tarsus? Karena kalau Saudara perhatikan di dalam Kisah pasal 9 ketika Saulus mengalami penganiayaan-penganiyaan, penolakan di dalam hidupnya karena dia memberitakan Injil maka akhirnya dia kemudian dibawa oleh orang-orang Kristen pergi ke Tarsus untuk tinggal di situ satu waktu dan istilah yang digunakan untuk mencari Paulus di Tarsus itu adalah sesuatu yang tidak sekedar datang mencari lalu menemukan, tetapi ada pengertian Barnabas pergi seorang diri dan dia pergi dengan satu ketekunan untuk mencari sampai Saulus didapatkan baru dia kembali ke Antiokhia.

Saudara, kenapa ini muncul? Karena ada yang menafsirkan seperti ini, kelihatannya walaupun Paulus di Tarsus, dia tidak bisa diam untuk tidak memberitakan Injil seperti halnya dia ada di Yerusalem atau di kota-kota yang lain sebelumnya yang dia beritakan Injil dan ditolak, begitupun juga dengan keberadaan dia di Tarsus. Pada waktu dia memberitakan Injil biasanya prinsip Paulus adalah pergi ke orang Yahudi dulu, kalau ditolak orang Yahudi baru pergi kepada orang-orang bukan Yahudi maka dia pasti mengakibatkan sebuah gejolak di Tarsus yang membuat diri dia juga mengalami penolakan dan bahkan mungkin mengalami penganiayaan yang membuat dia harus menyingkir dari tempat-tempat tertentu yang ada di daerah situ dan ini membuat pelacakan yang dilakukan oleh Barnabas bukan sesuatu yang gampang. Dia harus datang ke situ, dia menanyakan mungkin kepada orang-orang Kristen situ pernah dengar berita tentang Saulus tidak? Di mana dia berada? Dia pergi ke kota yang lain lagi atau tempat yang lain lagi? Ketika dia sampai di situ ternyata Saulus sudah nggak ada di situ lagi akhirnya ditanya lagi ke mana Saulus pergi? Dia pergi lagi mencari Saulus dan akhirnya dia mendapatkan Saulus itu lalu dia membawa kembali ke Antiokhia untuk melayani bersama.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan saya percaya sekali tanpa ada satu keyakinan yang kuat kalau Saulus adalah orang yang akan dipakai oleh Tuhan bersama-sama untuk memberkati Antiokhia, Barnabas nggak akan lakukan itu dan tanpa kebesaran hati yang bisa melihat dengan adanya Saulus maka pekerjaan Tuhan di tempat itu akan lebih bertumbuh dan berkembang, dia juga tidak akan lakukan itu. Gampang kan pergi ke suatu tempat terntentu lalu berkata nggak ada, nggak dapat lalu dia kembali dia melayani lagi apalagi gereja di Antiokhia itu adalah gereja yang sedang bertumbuh dan berkembang pesat sekali, ia menjadi satu-satunya Hamba Tuhan yang begitu dipakai oleh Tuhan dan terkenal di situ. Tapi dia tidak lakukan itu, dia kemudian mengambil Saulus yang kemudian akhirnya ketika kita baca di dalam Kisah Rasul berikutnya awal-awal Barnabas yang menjadi pemimpin dan diteruskan dicatat sebagai orang pertama namanya urutan pertama baru kemudian Saulus setelah itu kemudian berbalik Saulus yang menjadi urutan pertama. Saudara, dan apa yang dilakukan Barnabas itu kembali terbukti. Terbukti dengan gereja itu makin diberkati, makin berkembang.

Apa yang menjadi rahasia mereka untuk makin diberkati, makin berkembang? Saudara, di dalam zaman kita sekarang mungkin kita akan berkata, “Rahasianya itu adalah bagaimana kita mengadopsi apa yang menjadi kebutuhan dunia. Kita tahu apa yang menjadi kebutuhan dunia, lalu kita buat itu di dalam gereja untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dunia. Oh kita harus punya satu visi atau beban saya mau melayani generasi yang mana, range usia mana mungkin dari suku mana baru di situ saya bisa lebih mempertumbuhkan gereja Tuhan.” Tapi pada waktu kita lihat di dalam bagian ini, pada waktu Saulus dan Barnabas itu bersatu untuk melayani di gereja Antiokhia yang membuat gereja Antiokhia itu menjadi satu gereja yang besar dan menjadi basis kedua setelah Yerusalem untuk memberitakan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi sampai ke Eropa, maka yang menjadi metode pelayanan dari Barnabas dan Paulus itu cuma satu, yaitu bukan dengan bawa makanan, bukan dengan mencocokkan kondisi gereja dengan apa yang menjadi kebutuhan yang ada di pasar untuk membawa orang datang tetapi yang mereka lakukan adalah mengajarkan firman Tuhan. Saudara boleh buka itu atau baca itu di ayat yang ke 25 dan 26. “Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.”

Apa yang dilakukan? Mengajar. Selama berapa lama? 1 tahun penuh mengajar, mengajar, mengajar firman Tuhan. Saudara, ini membuat saya melihat hal yang paling penting di dalam sebuah pelayanan gereja itu adalah mengajar dan gereja sebenarnya nggak perlu terlalu banyak metode ini dan itu untuk bisa ini ya memperkembangkan gereja Tuhan menarik orang datang ke dalam gereja. Tetapi yang penting adalah gereja harus dengan setiap memberikan pengajaran demi pengajaran dari firman Tuhan kepada jemaatnya. Lalu setelah jemaatnya menerima pengajaran demi pengajaran firman Tuhan maka jemaatnya juga harus mengalami suatu pertumbuhan untuk bisa membagikan apa yang menjadi iman mereka kepada orang lain. Jadi sebuah gereja itu bisa bertumbuh dan diberkati oleh Tuhan harus menjalani 2 hal yaitu pertama adalah menginjili orang dan kedua adalah mengajarkan iman Kristen kepada orang untuk mendewasakan mereka. Jadi pertama menginjili yaitu untuk membawa orang percaya kepada Kristus sebagai bayi-bayi rohani lalu setelah mereka datang ke gereja, apa yang harus mereka lakukan? Mereka harus diberikan pengajaran dan karena mereka punya pergumulan bukan sesuatu yang mudah maka harus ada orang-orang yang menguatkan mereka di dalam gereja itu dan memberikan dorongan semangat untuk taat kepada Tuhan dan tetap setia di dalam iman sampai mereka bertumbuh menjadi dewasa lalu kemudian mereka pun membagikan Injil kepada orang lain dan membawa mereka kembali ke dalam gereja Tuhan.

Saudara, kenapa saya bilang gereja juga? Karena kalau Saudara baca di dalam ayat 26 di situ dikatakan mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat satu tahun lamanya. Istilah jemaat di situ adalah satu kumpulan orang di mana mereka ada bersama dengan mereka, mereka bertemu bersama untuk di situ belajar firman Tuhan. Maka saya percaya itu supaya pentingnya ada gereja lokal di mana orang-orang Kristen bersama-sama beribadah dan belajar firman dan berdoa bersama di dalam tempat-tempat tertentu tetapi sekali lagi pada waktu orang Kristen yang berkumpul di situ yang utama itu apa? Pengajaran. Tapi lucunya kaya gini ya tiap kali kita bicara soal pentingnya ini tetap saja yang datang ikut PA dan doa nggak terlalu banyak, yang ikut STRIY nggak banyak. Lalu ketika kita tawarkan misalnya, “Oh nanti akan ada potluck, orang bawa makanan,” mendadak herannya akan lebih banyak yang datang dari pada cuma belajar firman Tuhan.

Saudara, kita harus bertobat ya. Yang utama itu adalah bagaiamana saya mendapatkan pengertian di dalam firman pengertian akan Tuhan melalui orang-orang yang Tuhan panggil untuk melayani di dalam gereja dengan suatu karunia tertentu yang khusus. Saudara ketika berkumpul dengan orang-orang Kristen, Saudara harus bisa mendapatkan suatu persekutuan yang membangun iman Saudara di dalam kebenaran firman Tuhan. Itu tujuan keberadaan gereja dalam dunia ini dan Saudara juga jangan cuma menuntut orang untuk membawa pertumbuhan bagi Saudara tetapi Saudara juga dengan iman Saudara dan pengertian firman Saudara, Saudara juga turut membangun orang lain di dalam iman.

Bukan hanya itu tapi Saudara juga harus memikirkan setiap Saudara sudah mendapatkan berkat Kristus, anugerah Kristus dalam kehidupanmu, berapa orang yang Saudara sudah bawa kepada Tuhan? Kalau ini dilakukan saya percaya gereja akan bertumbuh walaupun Hamba Tuhan di dalam gereja itu mungkin suatu hari harus pergi dan melayani di tempat lain, karena di sini dikatakan walaupun Barnabas dan Saulus kalau Saudara baca berikutnya ya ayat 27-30 diutus ke Yerusalem, gereja di Antiokhia juga nggak goncang padahal mereka adalah dua pemimpin penting yang ada dalam gereja Aktiokhia. Lalu kalau Saudara baca lagi di dalam Kisah Rasul yang lain pasal yang ke-13 ketika Barnabas dan Saulus diutus untuk pergi menjadi misionaris mungkin kita pikir pertama adalah gimana gerea kita? Gimana orang-orang Kristen di situ? Tapi Saudara mereka tidak perlu terlalu kuatir karena apa? Karena mereka sudah diperlengkapi dengan pengajaran firman yang baik dalam hidup mereka. Semua orang yang datang ke situ adalah orang-orang yang paling tidak parah pemimpinnya adalah orang yang paling mengerti firman, mengerti Injil, mengerti hal-hal yang menjadi pengajaran yang Saulus dan Barnabas berikan pada diri mereka yang kemudian mereka bisa teruskan pelayanan itu. Saudara bisa baca di dalam pasal yang ke-13 ayat yang pertama di situ dikatakan ya, “Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.” Jadi tidak cuma dua orang, ada banyak orang yang ada di wilayah itu. Itu yang membuat gereja itu terus bertumbuh ya.

Lalu yang terakhir adalah ternyata mereka bukan hanya orang yang mencintai jiwa yang lain dengan membawa mereka mendengarkan Injil Yesus Kristus, tetapi mereka juga punya jiwa yang menolong orang lain yang ada di dalam kesulitan. Saudara kalau baca di dalam ayat yang ke-27 ketika ada seorang nabi yang bernama Agabus datang dari Yerusalem ke Antiokhia lalu kemudian  dia mengatakan bahwa aka nada kelaparan yang besar pada zaman Klaudius, maka murid-murid pun kemudian mulai mengumpulkan sumbangan untuk membantu orang-orang Yahudi di Yerusalem berdasarkan kemampuan yang mereka miliki. Saudara, ini adalah suatu catatan yang kalau Saudara baca dalam Sejarah memang pada jaman Klaudius kira-kira tahun 40an Masehi itu ada kelaparan yang terjadi dan itu adalah sesuatu yang sudah teruji atau terbukti ya dan nubuat ini adalah sebuah kebenaran lalu pada waktu nubuat itu diberikan, apa yang dipikirkan oleh jemaat di Antiokhia itu?

Saudara, kalau kita di sini ya, dapat satu berita, Saudara-Saudara kita lihat bahwa di daerah tertentu atau di kabupaten tertentu terjadi misalnya gempa bumi yang hebat dan di kota kita juga itu mengalami gempa bumi, tempat kita berada. Lalu pada waktu kita mendengar berita itu lalu saya ngomong kaya gini ya kita harus mendukung mereka. Sedangkan Saudara sendiri mungkin rumahnya ada yang hancur, ada hal-hal usaha berantakan, ada yang harus berhenti dari pekerjaan karena hebatnya dari bencana itu. Ada masih kepikiran nggak untuk mau menolong orang lain? Saya pikir jiwa kita seringkali adalah pikirin diri dulu. Saya sendiri dalam keadaan susah kenapa saya harus menolong orang lain yang sebenarnya adalah mungkin orang lain yang haru menolong diri saya bukan saya menolong orang lain. Orang Kristen lain yang nggak ada masalah yang harusnya menolong orang Kristen yang ada dalam masalah. Tapi, Saudara teladan yang diberikan oleh jemaat Antiokhia nggak seperti itu ya. Jiwa mereka ketika mereka mendapatkan kasih karunia Kristus, itu membuat mereka memiliki kasih kepada orang lain walaupun mereka tahu di depan ada bahaya yang sama yang akan mereka terima yang mereka akan alami. Tapi mereka tidak terlalu pedulikan hal itu dan mereka lebih memiliki jiwa yang memberi terlebih dahulu dari pada menerima.

Saya pikir itu yan menjadi satu kunci sebuah gereja itu diberkati. Ada jemaat yang sungguh-sungguh mau melayani, semuanya bertumbuh di dalam firman, di dalam iman, tunduk dibawah pimpinan Roh Kudus menjadikan diri mereka saksi Kristus yang mau mengabarkan Injil lalu mereka menuntut diri untuk bertumbuh dewasa dalam iman melalui belajar firman, mencontohkan itu kepada jemaat yang baru, menguatkan mereka lalu membawa mereka untuk bertumbuh bersama-sama dengan mereka di dalam kebenaran firman, lalu mereka menyatakan identitas mereka integritas hidup mereka menjadi satu kesaksian bagi orang-orang Kristen yang ada di dalam gereja itu dan juga di luar dari gereja itu dan juga mereka memiliki hati yang sungguh-sungguh ingin menolong orang lain yang ada di dalam kesulitan. Itu menjadi satu contoh yang dinyatakan oleh gereja mula-mula yang ada di Antiokhia, bukan hanya yang ada di Yerusalem tetapi di dalam Antiokhia ternyata mereka memiliki sikap dan prinsip yang sama seperti gereja mula-mula yang ada di yerusalem yang mecintai firman, kebenaran, persekutuan dengan Tuhan, pertumbuhan di dalam cinta kasih kepada jiwa yang belum mengenal Injil-Nya. Kiranya Tuhan boleh berkati kita ya. Mari kita masuk dalam doa.

Kami kembali berdoa bersyukur, Bapa untuk firman yang boleh Engkau bukakan bagi kami kembali pada hari ini. Kebenaran-kebenaran yang menjadi suatu contoh yang telah diberikan oleh gereja di Antiokhia. Walaupun itu merupakan satu catatan kisah dari apa yang terjadi di sana, tapi kami boleh melihat ada prinsip-prinsip yang mendasari berkat Tuhan dan penyertaan kuasa Tuhan di dalam gereja itu yang membuat gereja itu boleh bertumbuh dan berkembang. Kiranya Tuhan boleh memberkati juga gereja-Mu ini ya Bapa, kiranya Engkau juga boleh memberkati setiap dari anak-anak-Mu yang datang dan berbakti di tempat ini. Engkau berikan rasa haus akan firman di dalam hati mereka untuk mereka boleh menuntut terus kebenaran dan bertumbuh di dalam kebenaran Firman dan mendewasan ereka. Kami berdoa juga ya Bapa untuk hati yang mengasihi jiwa yang ada dalam kehidupan mereka sehingga ketika mereka bertumbuh di dalam pengertian teologi yang makin limpah, makin kaya, mereka juga boleh turut membagikan itu bagi orang lain karena pengertian itu bukan hanya untuk diri mereka, karena Tuhan telah merencanakn untuk menjadikan kami saksi untuk membawa jiwa kembali kepada Tuhan, Allah yang sejati di dalam Yesus Kristus. Tolong berkati ya Tuhan gereja-Mu ini. Biarlah kasih karunia-Mu boleh ada ditengah-tengah kami dan karunia-karunia yang Kau berikan di dalam kehidupan kami boleh turut memberkati anak-anak-Mu yang berbakti di tempat ini sehingga ada suatu keindahan yang ada ketika kami disebut sebagai orang Kristen biarlah kehidupan kami boleh sungguh-sungguh menyatakan Kristus karena kami adalah pengikut-Mu. Di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus yaitu Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup, kami telah berdoa. Amin. (KS)

 

Transkrip khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah

Comments