The Power of The Gospel, 30 Oktober 2016

Rm 1:16-17


Hari ini saya bersyukur atas kesempatan untuk kita bisa bersama-sama mendengar firman dan menyampaikan firman di tempat ini. Dan hari ini adalah tanggal 30 Oktober dan kita memperingati akan hari reformasi. Reformasi tanggal 31 Oktober yang seharusnya menjadi satu hari peringatan dan hari sakral bagi setiap anak-anak Tuhan. Tapi dunia sudah berusaha untuk meleburkan konsep ini, hari 31 Oktober bukan merayakan Hari Reformasi, tapi merayakan justru Hari Halloween. Akhirnya semua pakai topeng-topeng setan, mereka pakai topeng-topeng yang tidak bermoral, mereka pakai akan topeng-topeng yang begitu menakutkan untuk menunjukkan bahwa ndak usah takut sama setan. Kita sama-sama setan. Gitu kan? Kita sama-sama gila. Kita sama-sama liar, maka tidak perlu saling takut. Maka pada saat kita melihat, justru kenapa 31 Oktober kita harus memperingati akan Hari Reformasi, karena Hari Reformasi adalah satu ‘wake up call’ day untuk setiap orang Kristen untuk menyadari, justru di Hari Reformasi kita harus melihat, perjuangan Bapa Reformator kita adalah untuk apa? Adalah untuk mengingatkan bahwa hidupmu adalah milik Tuhan, maka kamu jangan bermain-main di dalam hidup, karena hidupmu itu ada tanggung jawab di hadapan Tuhan. Maka hari ini saya akan mengambil akan satu tema, yaitu bagaimana kita melihat the power of the gospel. Kita akan melihat kuasa akan injil, dan bagaimana Martin Luther menggumulkan tentang injil, dan bagaimana kita sebagai orang reformed, sebagai orang Kristen, sebagai pengikut Kristus, kita memahami kuasa injil di dalam hidup kita pribadi maupun juga kuasa injil di dalam pelayanan kita di dalam gereja. Dan nanti di dalam kebaktian kedua saya akan menyampaikan tentang kenapa harus gereja yang menyampaikan firman, kenapa harus gereja yang mendorong jemaat memberitakan injil, kenapa harus gereja berjuang sampai mati di dalam mengerjakan setiap rencana kekal Tuhan. Maka itu adalah satu bagian yang kedua yang nanti saya akan sharing-kan. Maka Saudara, jika Saudara punya akan satu kerinduan belajar, datanglah dua kali.

Oke, Saudara, mari kita bersama tundukkan kepala, kita berdoa. Bapa di Sorga kami bersyukur kepada Tuhan atas setiap apa yang Tuhan berikan, dan kami rindu bila Tuhan sendiri yang bertakhta di atas mimbar ini . Dan biarlah Engkau sendiri yang menyatakan firman, yang menyatakan kuasa firman Tuhan, dan menyatakan akan satu hikmat bijaksana. Dan biarlah setiap kami sama-sama di dalam Kristus kami diarahkan, dan kami dipimpin, dan kami dibawa untuk melihat bagaimana kami seharusnya hidup dengan benar di hadapan Tuhan. Dan kami rindu, ya Tuhan, biarlah setiap kami memahami firman Tuhan dengan benar, dan biarlah Tuhan sendiri yang bertakhta di atas mimbar ini dan berkuasa memimpin setiap rasio, memimpin setiap perasaan, dan memimpin setiap etika hidup kami, supaya segala kemuliaan hanya kembali kepada Tuhan, dan Engkau sendiri yang menjadi tiang awan dan tiang api kami. Tolonglah kami, ya Tuhan, dan tolonglah hamba-Mu yang hina ini. Dan biarlah Tuhan sendiri yang memimpin dari awal sampai akhir di dalam lingkupan penyertaan-Mu. Dan kami menyatakan mengusir setan keluar dari tempat ini, dan kami berdoa hanya di dalam kuasa-Mu saja, kuasa injil-Mu saja, kami dirindukan untuk hanya mengasihi firman Tuhan. Inilah doa kami, Ya Tuhan, biarlah penyertaan Roh Kudus hadir bagi kami dan membuat kami menyadari, kami butuh ditransformasi kembali di dalam injil Tuhan. Terima kasih, Ya Tuhan, inilah doa kami, kami serahkan semuanya di dalam nama Yesus Kristus, kami bersama-sama berdoa dan berterima kasih. Amin.

Saudara, mari kita membuka di dalam satu bagian di dalam Kitab Suci, dan bagian ini adalah bagian yang sangat sering kita baca dan mungkin sudah sangat hafal Saudara bisa membacanya. Dan saya mengajak Saudara sekali lagi untuk membuka di dalam Roma pasal yang ke-1. Kita melihat di ayat 16 dan ayat yang ke 17. Roma 1:16 dan 17. Inilah satu ayat yang menjadi pergumulan Bapa Reformator kita, di mana Martin Luther pada saat dia menggumulkan sebelum dia ditahbiskan menjadi pendeta, sebelum dia menjadi rabi di mana dia memimpin perjamuan kudus, maka sebelum pertama kali dia memimpin akan satu sakramen yang bergitu sakral, di situ dia bergumul tentang tema ini. Dan mari kita bersama-sama membaca di dalam Roma 1:16 dan 17. Mari kita baca bersama-sama, dengan suara lantang kita baca akan dua ayat ini, satu, dua, tiga, “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.”

Saudara, pada saat kita melihat di dalam gerakan reformasi, kita melihat bagaimana bapa-bapa gereja menyatakan bahwa firman Tuhan itu adalah satu-satunya pegangan hidup, satu-satunya akan prinsip hidup, dan satu-satunya aplikasi hidup di dalam setiap pekerjaan, setiap apa yang diperjuangkan oleh anak-anak Tuhan. The word of God are powerful, Firman Allah begitu berkuasa. Dan itulah yang menjadikan setiap kita seharusnya berpegang kepada firman. Kenapa? Di dalam Kitab Suci kita melihat, di dalam Kitab Kejadian, Allah berfirman, “Jadilah terang,” maka terang itu jadi. Maka kita bisa melihat, the word of God creates the world. Firman Tuhan menjadikan ciptaan, menjadikan dunia sebagai ciptaan, sebagai Creators. Maka kita melihat berarti kuasa firman mampu untuk meng-create something, dan itu sesuatu yang powerful. Lalu juga di saat manusia jatuh di dalam dosa, di mana Tuhan telah berfirman, menyatakan murka Tuhan, dan salah satunya adalah Sodom dan Gomora kita bisa melihat hancur abis, kenapa? Karena kita juga melihat kuasa firman Tuhan yang menyatakan murka, menyatakan penghakimanNya dan menyatakan akan satu hal, mengacau balaukan seperti juga di dalam Kejadian. Di dalam pasal yang ke 11 kita melihat Menara Babel dibangun begitu megah, tapi pada saat Tuhan berkata, “Marilah Kita mengacaukan mereka,” dan akhirnya di situ berfirmanlah Tuhan, dan akhirnya kacaulah setiap apa yang ada di dalam goal, visi, misi, dan aksi dari menara Babel. Dan juga kita bisa melihat bukan itu saja. Kuasa firman bukan hanya mencipta, bukan hanya menyatakan murka Tuhan, tapi firman Tuhan juga menyelamatkan manusia. Di mana kita juga bisa melihat bagaimana orang-orang yang sudah jatuh di dalam dosa mereka tidak tahu bagaimana seharusnya hidup. Tapi pada saat kita melihat melalui Yesus, melalui setiap apa yang pengajaran-Nya dinyatakan, kita melihat akhirnya begitu banyak orang mengalami pertobatan, mengalami pertobatan, mengalami pertobatan.

Maka di sini kita bisa memahami, kenapa firman Tuhan menjadi penting di dalam gerakan reformed. Kalau kita kembali kepada Alkitab, Daud di dalam Mazmur 19:7 mengatakan, “The law of the Lord is perfect, reviving our soul.” Taurat Tuhan itu begitu sempurna, membangkitkan jiwa. Dan apa yang dikatakan oleh Daud itu bukan sembarangan statement, Saudara. “The law of the Lord is perfect.” Sempurna, begitu powerful dan begitu memiliki qualitative difference dan membangkitkan jiwa supaya mereka bisa memahami hidup itu memiliki arti. Dan pada saat rasul Paulus menyatakan di dalam surat Paulus di dalam jemaat di Roma, dia menyatakan, “Sebab aku mempunyai keyakinan dalam injil.” Di sini kita percaya bahwa Paulus juga sama seperti Daud, memiliki satu kepercayaan yang sama, yaitu The law of the Lord is perfect. The law of the Lord reviving our soul. Dan pada saat Daud mengatakan, Paulus mengatakan, sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam injil, pertanyaannya adalah, apa yang menjadi definisi Paulus tentang injil? What is the definition about gospel? Bagaimana Paulus memahami akan injil? Dan Saudara, di sini kita bisa belajar 3 hal. What is gospel, bagaimana kita memahami injil, dan bagaimana kita bukan hanya sekedar tahu tentang injil, tapi saya mau mengerti tentang injil, saya mau mengalami tentang injil, dan saya mau memperjuangkan injil.

Maka Saudara, pada saat kita melihat, injil bisa difahami di dalam 3 hal. Pertama, the gospel is the dynamite of God, Saudara. Injil itu adalah ledakannya Tuhan. Satu ledakan rohaninya Tuhan, di mana di saat pemberitaan injil muncul, di situlah ledakan-ledakan spiritual muncul. Dan pada saat kita melihat mengapa Paulus mengatakan bahwa injil di situ dengan satu kata, yaitu dynamite di situ. Kalau Saudara melihat banyak orang nggak bisa mengerti bahwa injil itu adalah sesuatu yang powerful, karena mereka hanya menganggap injil itu adalah cuma pemberitaan firman biasa. Banyak orang hanya menganggap bahwa injil itu cuma bible study biasa. Banyak kita menganggap bahwa injil itu cuma memberikan traktat biasa. Sering kali kita kurang sense, sense of sacred, satu hal di mana ada kesakralan di situ, ada power di situ, dan itulah yang membuat Saudara dan saya seharusnya menyadari, waktu kita berhadapan dengan injil, kita sedang berada di dalam satu hal, kita sedang mengalami, kita sedang berhadapan dan kita sedang memperjuangkan sesuatu yang bukan sembarangan. Kenapa? Karena itu dititipkan Tuhan kepadamu. Dan pada saat injil dititipkan kepadamu, maka di situlah Tuhan intervensi di dalam titipan tersebut. Maka Saudara, banyak kita pada saat coba untuk melihat kata dunamis di dalam bahasa Yunani,dunamis di situ. Kata dunamis di situ adalah the power of God. The full power of dynamite. Satu hal di mana satu kuasa untuk bagaimana membawa orang yang pada saat mereka begitu angkuh, orang yang begitu congkak, orang yang begitu memiliki akan satu kesombongan diri pada saat mereka berhadapan dengan Tuhan, pada saat mereka mendengar akan injil Tuhan, pada saat mereka menjadi orang yang sangat, sangat, angkuh, maka di situ kita memberitakan injil dan membawa mereka untuk melihat, injil mampu merontokkan setiap apa yang angkuh pada dirinya. Injil mampu merontokkan setiap apa yang kamu anggap sebagai sesuatu yang kau anggap tinggi, maka Tuhan akan rendahkan dan bawa kepada posisi yang sepatutnya.Maka Saudara, pada saat kita melihat di sini, Paulus masih mempercayai Injil adalah ledakan rohani Tuhan, suatu ledakan spiritual yang mampu untuk menghancurkan siapa pun yang hanya bermodal dosa, berani untuk membanggakan diri, maka di situ kita melihat kuasa Injil mampu untuk membawa orang-orang yang paling pinter sekali pun takluk di hadapan Tuhan. Orang yang paling berpengalaman sekalipun akhirnya takluk di hadapan Tuhan, apalagi orang yang tidak berpengalaman, apalagi orang yang kurang pinter, mereka belajar Injil Tuhan, mereka disatukan di dalam satu hal “Tuhan jauh lebih tinggi daripada siapa pun di dunia ini.”

Saudara, di dalam pelayanan kita pasti akan bertemu dengan orang-orang yang berbeda-beda, ada orang yang sangat memiliki potensi luar biasa, ada orang yang belum kelihatan potensinya, ada orang yang belum punya apa-apa tapi mungkin sudah begitu bangga dan ada juga orang yang sadar diri kurang punya potensi dan akhirnya mereka menjadi minder dan sebagainya. Kita akan bertemu dengan bermacam-macam orang di dalam setiap pelayanan-pelayanan kita dan sewaktu saya melayani ada suatu kisah di MRII Beijing, waktu  kami melayani, kami melayani ke kampus-kampus dan pada saat itu kami mengunjungi suatu kampus yang namanya adalah Cing Hua University.Cing Hua University adalah nomor satu kampus yang terkenal di China, dan pada saat kita melihat di kampus yang terkenal ini, Cing Hua University, maka kami datang ke situ mengunjungi International Dormitory dan kami mencari anak-anak Indonesia di situ dan kami bertemu dengan beberapa orang, dan waktu kami bertemu, “boleh nggak kami berkenalan dengan kamu? Boleh nggak kami pakai kamar kamu untuk kita kumpul sebentar cuma setengah jam saja, saya maushare something kepada kalian?” Maka waktu itu berkumpullah beberapa orang dari berbagai macam agama, dari berbagai macam akan background , dari berbagai macam kota, dari berbagai macam pulau, kita kumpul di situ dan waktu di situ saya menyatakan satu hal, yaitu “hidupmu di sini planning siapa?” Saya mengatakan bahwa,“tahukah engkau kamu bisa berada di negara ini, kamu bisa di kampus ini bukan karena rencana orangtuamu, bukan karena rencana dirimu, tapi sebelum papa-mamamu punya rencana, sebelum kamu punya rencana, sudah ada yang merencanakan jauh lebih daripada kamu?” “Siapa?” saya mengatakan, “Tuhan. Dan Tuhan mengapa mengirim kamu ke sini, karena Tuhan mengasihimu dan Tuhan mau memberikan kesempatan kamu untuk kembali menjaga hidup, menjaga suatu dedikasi hidup, yaitu kamu harus menjadi anak Tuhan.” Maka saya mengatakan, “kalian beragama berbeda-beda, tapi saya mau mengingatkan satu hal, yaitu kamu bisa datang ke tempat ini adalah karena intervensi Tuhan, maka saya sebagai hamba Tuhan saya sebagai dari gereja Kristen saya akan men-sharing-kan                Why kamu ada di sini dan saya pakai hanya waktu setengah jam saja.” Dan waktu itu Saudara, muncullah satu orang yang bukan Kristen dan dia mengatakan,”apa-apaan ini, cuci otak ya? apa-apaan ini, ini mau brainwashing kita punya pemikiran ya?” Saya bilang tidak, saya hanya mensharingkan apa yang menjadi dorongan dalam hati saya untuk mengingatkan kamu dan waktu itu dia bilang, “saya nda suka di-giniin,” maka akhirnya,“saya nda mau lagi ketemu kamu.” Dan pada waktu itu saya pulang dengan sedih sekali.

Tapi ada satu kali lagi saya datang ke kampus itu, saya ketemu dia lagi, dia sudah sebel sama saya, tapi saya masih senyum sama dia,”Haayy.. apa kabar?” lalu bilang, “masih ingat saya, yang kapan itu di kamarmu, yang kapan itu saya sharing”, “benar, iya, kenapa? Mau ngomong-ngomong lagi ya?” “Iya dong, mau ngomong lagi dong.”Akhirnya di situlah kami lebih dekat lagi dan pada saat kami lebih dekat lagi, saya men-sharing-kan tentang injil “Kenapa mesti Kristus, kenapa bukan yang lain?” Dan waktu saya men-sharing-kan itu, dia bilang, “cek sombonge.” Dia bilang, “aduh kok sombong banget, Kristus jauh daripada yang lain, lebih unggul daripada yang lain.” Langsung Saudara waktu itu, dia mengatakan bahwa apa, “sudahlah jangan cuci otak saya lagi, terlalu bersih nanti”, lalu akhirnya saya tidak lanjut lagi, lalu pada suatu kali saya datang ke kota Beijing, setelah sempat berkeliling lalu saya balik lagi ke kota Beijing dan saya kaget luar biasa dia datang ke gereja, dia datang di dalam tempat ibadah kita. Lalu saya tanya, “waww.. welcome, kamu bisa datang ke sini, padahal kemarin-kemarin tolak saya,” saya bilang begitukan. Saya bilang, “saya tuh heranloh, saya itu sudah melukai hatimu dengan kata-kata saya yang keras, saya sudah bilang jangan di brainwashing saya punya pikiran, tapi heran banyak orang ndak mau berteman sama saya, ndak mau ajak ngomong saya, yang mau ngajak ngomong cuma kamu dan teman-teman MRII.” Teman MRII tahu anak ini nggak suka sama kami,tapi dia merasa melihat anak MRII begitu sayang sama dia, ajak dia bergereja terus, ajak mengingatkan dia untuk datang ke gereja, ditolak terus, nda apa-apa, jalanin dan akhirnya pada saat itu dia datang dan waktu dia datang, kita senang dia datang, tapi waktu kita senang pun kita harus bergumul lagi, bergumul lagi, setiap denger khotbah, nda puas. Setiap denger lagi, nda puas. Setiap kali bilang, “Ko Daniel,you dimana?”, “saya lagi di Shanghai”, bilang, “Ayoo cepat datang ke Beijing dong” , “kenapa?”, “karena mulut gua udah gatel, pingin debat sama kamu, tentang khotbah kemarin.” Yang khotbah bukan saya, yang khotbah pdt.Dr. Stephen Tong, tapi saya sudah jawab, gitu kan… wah berat itu. Dan pada saat itu akhirnya pa yang terjadi, pada saat saya sampai di Beijing, dia langsung, setiap kali hari minggu, dia datang lebih pagi setengah jam dari pada jemaat yang lain, jadi jam kebaktian jam 10:00, dia 09:30 dia sudah hadir, setiap sekali selalu begitu. Dan waktu saya bersama-sama dengan dia, akhirnya setengah jam itu dipakai untuk debat, kurang waktu memang. Dan pada saat setengah jam berdebat, kebaktian, setelah kebaktian, makan siang lalu debat lagi dan itu kami jalani terus-menerus selama 1 tahun dan waktu setelah setahun berlalu, setiap orang-orang jemaat itu juga merasa capek, apalagi pemimpin bible studymerasa capek kenapa? Karena mereka setiap kali pimpin bible study selalu di serang sama anak ini akhirnya pemimpin bilble studynya kurang persiapan, akhirnya merasa bahwa “Oh God help me, nda bisa jawab ini, dan sebagainya,” dan saya bilang, “justru  waktu kamu milih seorang pemimpin bible study, waktu kamu hadapi anak seperti ini, kamu harus tahu, firman Tuhan begitu powerful, tapi kita kurang bisa jawab, berarti apa? Sebelum kamu memimpin bible study, kamu harus prepare di hadapan Tuhan seketat mungkin, kenapa sewaktu-waktu melalui pertanyaan-pertanyaan itu pas mungkin akan justru menghancurkan imanmu dan setiap-setiap pesertabible study dan mungkin kamu akhirnya memprovokasi  dan akhirnya membawa orang untuk melihat bahwa “ayo jawab, jawab, jawab dan nda bisa memberikan jawaban””

Setelah setahun berlalu Saudara, setiap firman Tuhan sudah diberitakan dan kita melihat anak ini nggak berubah sama sekali selama satu tahun, tapi kalau tidak apa yang terjadi? Setelah di suatu minggu, saya datang, lalu akhirnya dia bilang, angkat tangan ,”boleh gak saya mau share something?” Wah banyak mulut, berbahaya sekali “nda boleh, no way” gitu yah?Maka waktu itu saya mengatakan dalam hati saya “No Way.” Kenapa? “Karena saya Hari Rabu saya mau back for good, back to Indonesia.”Saya bilang, “Wah kembali ke Indonesia.” Langsung anak-anak dalam hatinya “Puji Tuhan, anak ini pulang,” gitukan, pada saat bilang “Puji Tuhan anak ini pulang, puji Tuhan anak ini kurang satu, jemaat yang ini,“ Dan saya juga dalam hati sedikit sama gitukan, sedikit sama karena,”waduh lega semua, puji Tuhan” mereka ya.” Pada saat itu apa yang terjadi?Anak itu langsung berdiri dan dia mengatakan satu hal, “Selama satu tahun saya ada di negara ini dan saya mengatakan saya ndapunya teman, banyak saya cari teman melalui begitu banyak organisasi, tapi banyak dari mereka hanya teman yang namanya ‘temen kalau ada daging, kalau ada alkohol baru berteman,’ tapi baru jadi teman yang benar-benar itu nda ada.” Tetapi dia mengatakan, “tetapi anak-anak MRII, yang sebenarnya hatinya gak terlalu benar juga,”Kenapa? Karena saya suruh untuk temani dia, saya suruh baru dia baru mau, dalam hatinya terpaksa.Tapi waktu dia jalani itu selama satu tahun anak ini akhirnya berkata, “Tapi saya menyadari, teman baik saya, teman yang sangat peduli dengan saya adalah teman dari gereja ini dan hari ini satu tahun ini saya menjalani dan hari ini saya mengatakan saya bersyukur punya teman baik di gereja ini.” Anak- anak yang tadinya “Puji Tuhan, dia pulang”, tiba-tiba lansung denger, “Wow, gua jadi temen baiknya dia”, lalu akhirnya denger lagi satu hal, “dan saya bersyukur selama satu tahun ini, setiap kali khotbah, mulut saya terus menyerang, menyerang kepada pemimpin bible study, menyerang kepada anak-anak jemaat, menyerang hamba Tuhan.” Tetapi pada saat dia lakukan itu selama satu tahun dan akhirnya dia menyadari bahwa “saya sekarang yang capek mulutnya, sekarang saya yang capek mulutnya, serang terus, serang terus dan akhirnya saya hari ini mengatakan saya capek menyerang lagi.” Dan ketiga dia mengatakan,“Hari ini, saya di hadapan jemaat MRII saya mengatakan saya mau jadi Kristen dan saya mau menyerahkan hidup saya di hadapan Tuhan, saya sudah kelelahan untuk membela diri saya, sekarang saya mau jadi anak Tuhan, saya mau ambil katekisasi di Indonesia, saya mau untuk dibaptis, dan saya mau hidup sebagai orang Kristen dan tidak mau lagi membuang waktu.” Wah.. yang tadinya “puji Tuhan, dia pulang” sekarang mulai menyadari “waduh… justru kita butuh teman kayak begini ya… kita butuh rekan kerja kayak begini, Saudara jangan pulang deh, jangan pulang.” Tapi akhirnya dia tetap pulanglah ya.

Dan terakhir poin keempat dia mengatakan, “Dan saya mau memberikan suatu wejangan, saya mau memberikan sebuah statement kepada jemaat-jemaat, saya jadi Kristen bukan karena kehidupan kalian.” Waktu tunjuk ini ‘kalian,’ “kalau lihat hidupmu, guanggak mau jadi orang Kristen.” Saya mulai takut, “ini ngomong apa ini?” Dan dia bilang, “kalau melihat hidup kalian, hidup kalian itu nggak cocok sama Kekristenan, saya setiap minggu datang jam 09:30, orang Kristen datangnya jam 10:30, jam 10:00 ibadah baru segelintir orang, betul?” Sesudah itu dia mengatakan, “Saya kalau lihat hidup kalian nggak mungkin saya jadi orang Kristen,” maka dia mengatakan, “Kalau begitu kenapa saya jadi orang Kristen? Karena injil yang diberitakan itulah yang menusuk saya, membuat saya sadar i’m just nothing.” Dan akhirnya dia menyadari injil menusuk dia dan menunjukkan dia cuma orang biasa, cuma seorang yang nggak punya modal apa-apa, cuma punya dosa, nda punya modal untuk sombong maka disitu dia tahu bahwa “saya harus ikut kepada Tuhan.” Dan waktu dia mengatakan itu “saya kalau melihat itu bungkam, saya nggak mau jadi orang Kristen maka saya jadi Kristen karena injil Tuhan, selama satu tahun saya dengar injil hari ini saya mengklaim saya adalah pengikut injil dan saya ingin kalian yang di mimbar ini, yang ada di gereja ini punya komitmen yang sama sama saya, yaitu ayo sebagai anak Tuhan, sama-sama tunjukkan bagaimana kita seharusnya menjadi orang Kristen yang seharusnya sehingga orang bisa melihat bahwa this is christian!” Wah khotbah Saudara, akhirnya dia mengatakan, “Siapa yang mau berubah?” saya langsung yang disebelahnya lihatin, what a powerful words, betul-betul kata yang begitu luar biasa dan saya melihat kenapa ini bisa terjadi?

Saudara, disitulah saya melihat suatu kisah bagaimana injil Tuhan mampu merubah orang yang paling arogan sekalipun. Disitulah saya melihat anak ini sejak itu berubah dengan luar biasa dan akhirnya saya menyadari kalau dia hanya mendengar khotbah saja, itu biasa, tapi melihat kuasa injil Tuhan di dalam khotbah itu yang harus di-gets, itu yang harus di-grabs, itu yang harus kita tangkap sama-sama. Saudara datang ke gereja jangan hanya sekedar dengar khotbah tapi tangkap the power of the message. Kalau Saudara menangkap the power of the message, the power of the gospel, then power itu akan meledakkan Saudara punya satu hal dan Saudara akan tahu “saya nggak bisa tanpa gospel, saya harus dapat gospel itu, dan saya harus meminta gospel itu mengubah hidup saya,” kalau tidak setiap kali datang ke gereja Saudara tidak akan memperoleh apa-apa, Saudara hanya dapat informasi informatif theologis tapi Saudara tidak dapat kuasa dari apa yang Tuhan tetapkan, amin? Maka Saudara, itulah yang menjadi satu hal yaitu pada saat kita melihat kenapa Paulus bisa mempercayai the gospel is the dynamite of God, Saudara dinamit itu memiliki daya ledak yang begitu besar, mampu menghancurkan batu yang paling keras sekalipun. Dan Saudara, kenapa injil dikategorikan sebagai dumanis adalah untuk menunjukkan jangan Saudara under estimate dengan injil, jangan Saudara under estimate dengan setiap khotbah yang Saudara dengar, janngan Saudara under estimate dengan apa yang Saudara pelajari melalui Bible studies dan sebagainya karena the Word of God are powerful and the Word of God can change your life. Saudara, maka di saat kita melihat di sini inilah yang harus kita mohon kepada Tuhan, spiritual bomb untuk memberikan ledakan membawa Saudara kembali ke dalam relasi yang benar di hadapan Tuhan, relasi yang the true knowledge atau pengetahuan yang benar dan membawa itu menjadi the living righteousness dan Saudara semakin hidup benar di hadapan Tuhan.

Dunia ini terlalu banyak orang baik tetapi terlalu sedikit orang benar. Alkitab tidak pernah catat bahwa orang Kristen itu adalah orang baik. Itu hanya pemikiran dunia bahwa mau menjadi orang berguna maka jadilah orang baik, jadi orang yang beradab jadilah orang baik, jadi orang yang penuh dengan bijaksana jadilah orang baik, Alkitab jawab: tidak. Kita dipanggil bukan untuk menjadi orang baik, kita dipanggil untuk menjadi orang benar. Di dalam dunia ini cuma 2 kelompok, di dalam Mazmur pasal pertama, orang benar atau orang fasik, 2 jalan ini jelas sekali. Maka kita menjadi orang benar atau menjadi orang fasik, orang baik ditengah-tengahnya itu tidak masuk hitungan. Bagi Tuhan kamu pada saat menjadi orang yang baik, orang baik belum tentu benar tapi orang benar pasti baik. Itu harus menjadi sebuahstatement yang kita ingat bersama. Waktu saya masih kecil Om saya itu nakal karena dia tahu saya nggak boleh makan permen, mama-papa saya bilang tidak boleh kasih dia permen. Tapi waktu itu saya nangis, nangis, nangis, “Mau permen Sugus, mau Mentos.” Waktu itu tidak ada yang ngasih saya, lalu Om saya keluarkan, “Mau?” “Mau.” “Sudah diam-diam,” langsung waktu itu saya nikmati itu Mentos dan waktu merasakan enak sekali bilang, “Om baik ya, Om baik, papa jahat, mama jahat.” Waktu saya bicara seperti itu sekarang saya baru sadar yang jahat siapa? Om saya, justru yang baik siapa? Orangtua saya karena nggak mau gigi saya keropos makanya bilang, “Nggak boleh makan permen,” maka waktu itu saya langsung, “Jahaaat.” Tapi waktu Om saya kasih permen saya anggap baik, tapi setelah saya dewasa saya baru menyadari rupanya Om saya yang jahat, kurang ajar dia. Rupanya orangtua saya adalah orangtua yang baik, kenapa? Dia memperingatkan saya.

Maka hari ini jika Saudara hidup di dalam dunia ini, Saudara menjadi orang Kristen, saya ingin tanya apa yang menjadi pengertian Saudara tentang gospel? Kalau Saudara hanya peduli menjadi orang baik tapi Saudara tidak peduli menjadi orang benar, Saudara bukan Kristen. Orang Kristen adalah orang yang peduli dengan kebenaran bukan hanya sejedar dengan kebaikan. Karena kebaikan itu bukan nomer satu, bagi Tuhan kebenaran nomer satu dan kebenaran Tuhan adalah kebenaran yang mampu untuk meledakkan yang paling keras sekalipun untuk dapat dibawa ke bawah kaki Kristus. Maka Saudara, Saudara hari ini punya teman, Saudara hari ini punya kawan, Saudara punya keluarga yang mungkin hatinya keras luar biasa terhadap injil Tuhan, jìxù, lanjutkan, kenapa? Karena suatu hari kelak Saudara akan melihatthe powerful God, the powerful Word will change their lives.

Hal kedua Saudara, the gospel bukan hanya the dynamite, suatu ledakan spiritual yang Tuhan berikan tetapi yang kedua the gospel adalah the dynamo of God. Dinamo Tuhan, dinamo spiritual. Waktu kita melihat seperti Daud, pada saat dia mengalami goncangan, mengalami perlawanan, mengalami begitu banyak akan apa yang dia harus hadapi, musuh-musuh dan juga akan orang-orang yang mengkhianati dia, dia mengalami begitu banyak problematik di dalam hidupnya. Waktu dia mengalami ini dia komplain sama Tuhan, tetapi akhirnya dia menyadari bahwa hanya firman Tuhan, hanya Taurat Tuhan yang bisa me-restore, yang bisa memberikan sebuah hal bagaimana dia yang lagi low-batt ini mulai di-recharge. Dia yang mempertanyakan Tuhan mulai diisi dengan konten yang benar sehingga akhirnya dia tidak lagi ngomel sama Tuhan, dia sudah tidak lagi komplain sama Tuhan tetapi akhirnya dia di-recharge again melalui injil Tuhan.

Saudara, di dalam Kisah Para Rasul itu ada Stevanus, Stevanus orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus, tidak melakukan wrong doings, tidak melakukan suatu hal yang salah tapi akhirnya dia dirajam batu. Dirajam batu kenapa Saudara? Dirajam batu karena dia dinilai seorang yang berkhotbah secara ekstrim. Karena waktu dia berkhotbah dia menyampaikan bahwa “kamu jangan hanya peduli dengan apa yang ada di dalam gedung gereja ini karena yang namanya bait suci itu bukan cuma gedung ini tapi seluruh ciptaan ini adalah bait sucinya Tuhan.” Pada saat dia menyampaikan khotbah itu wah orang-orang Libertinians, orang-orang Yahudi disitu mereka marah luar biasa dan mereka sudah nggak peduli lagi dengan khotbah seorang yang diurapi oleh Tuhan, “Pokoknya gua nggak suka dengan doktrinmu, gua nggak suka dengan khotbahmu, gua nggak suka dengan nadamu,” dan akhirnya dibawa ke luar kota dirajam batu. Dan pada waktu Stevanus dirajam batu, dia melihat ke atas, dan pada saat dia melihat ke atas dia melihat Tuhan melihat dia dan sebelah kanan-Nya Yesus, di sebelah kanan-Nya Tuhan itu ada Yesus yang berdiri. Dan waktu kita melihat “Yesus berdiri di sebelah kanan Allah Bapa,” dan kalau Saudara lihat di dalam Kitab Suci, coba jeli melihat, Yesus biasanya dicatat “duduk di sebelah kanan Allah Bapa,” betul? Tapi kenapa di ayat itu “Yesus berdiri di sebelah kanan Allah Bapa”? Dia berdiri karena menyatakan membela apa yang menjadi perjuangan iman dan pelayanan dari Stevanus. Stevanus mungkin di hadapan manusia ditolak, dihadapan kaum-kaum Yahudi ditolak tapi di hadapan Tuhan Yesus berdiri dan Dia menyatakan bahwa “Aku membelamu, you did the right thing.” Di saat orang-orang menyatakan “you did the wrong doings,” kamu melakukan hal yang jauh dari kebenaran maka Yesus berdiri menyatakan, “Kamu melakukan hal yang baik di mata Tuhan.” Dan akhirnya dirajamlah dia.

Saudara, pada saat saya membayangkan Stevanus dianggap menghujat Tuhan tetapi di dalam Kitab Suci dicatat dia mukanya seperti seorang malaikat dan pada saat kita melihat hal seperti ini apa yang terjadi Saudara di dalam dunia ini? Gereja hari ini mau merajam siapa? Gereja hari ini sedang mau menghentikan siapa? Gereja hari ini mau membungkam siapa? Belum berhenti sampai hari ini. Maka Saudara, waktu kita melihat jika kita tidak kembali dengan hati yang sungguh-sungguh di hadapan Tuhan di dalam injil Tuhan maka Saudara semakin melayani Saudara akan semakin benci, semakin melayani Saudara akan semakin tidak puas, semakin melayani maka Saudara akan menjadi seorang yang secara kerohanian tidak ada api di dalam hati Saudara. Saudara akan melayani dengan satu hal: ala kadarnya. Akhirnya Saudara melihat datang ke gereja dan tidak datang ke gereja tidak ada bedanya. Kalau begitu buat apa?

Saya sampai hari ini saya mengajar kepada jemaat saya hari Sabat Tuhan adalah hari yang pasti bikin kamu beda. Dan saya sangat mengkeraskan setiap pemuda-pemudi, untuk apa? Kalau ada kegiatan di luar di hari Sabat Tuhan, you must choose it, kamu harus pilih: pilih datang ke gereja atau pilih tersebut. Sampai ada satu anak begitu bergumul waktu dia tahu, dia main badminton, dan waktu Badminton, ikut turnamen. Dan waktu itu final-nya adalah di Hari Minggu, dan pada saat final-nya adalah Hari Minggu, lalu saya mengatakan, ‘Kamu harus pilih, Tuhan atau Badminton-mu!’

‘Ko Dan… ini final… Final!” “Nggak peduli,” saya bilang, “Tuhan atau Badminton-mu? Jawab saya dengan Hari Minggu kamu datang ke gereja.” Uwaah.. orang bilang saya galak luar biasa. Saya bilang, “Nggak peduli.” “Ko Dan jahat!” “Biarin.” Akhirnya waktu Hari Minggu saya khotbah, muncullah dia. Dan waktu dia muncul, mukanya sedih, setelah itu dengar khotbah. Mulai dia dengar khotbah, mulai dengar khotbah, mulai dengar khotbah. Setelah selesai ibadah, lalu saya tanya, “Ehh, dateng,” saya bilang gitu ya, “gimana?” Dia bilang, “Iya Ko Dan, saya sudah tinggal turnamen final saya.” “Rugi dong?” “Rugi.” “Terus gimana dong?” “Tapi, rugi secara fisik nggak dapat hadiahnya. Tapi saya senang dengar firman Tuhan hari ini. Saya baru belajar rupanya dengar firman Tuhan jauh lebih bermakna daripada saya ikut pertandingan itu.” Saya langsung bilang, “Good! Sekarang baru tahu aku bukan orang jahat ya?” “Lho iya… “Akhirnya dia belajar, akhirnya dia belajar. Akhirnya mentalitas mulai belajar. Dan saya menyadari, mulai di-restore… mulai di-recharge… Yang awalnya masih bisa bermain-main dengan firman Tuhan, bisa bermain-main dengan Hukum Tuhan, masih bisa bermain-main dengan ketetapan Tuhan, sekarang akhirnya dia mengatakan, “Saya sudah nggak mau main-main lagi. Saya mau mengagungkan ini. Saya mau men-seriuskan ini.” Dan pada saat dengar itu, firman Tuhan me-recharge dia, merubah dia dan membedakan dia. Akhirnya kita melihat dia jadi contoh buat yang lain. Akhirnya teman-temannya nggak berani hari itu nggak datang. Karena dia tahu melalui hidup dia, orang belajar. Melalui hidup dia, banyak orang belajar. Dan melalui hidup dia, mereka tahu: the words of God are powerful, the word can change me, the word can change you too.

Ketiga, the gospel bukan hanya sekedar the dynamite of God, bukan hanya sekedar the dynamo of God, tetapi the gospel is the dynamic revelation of God for all believers. Yaitu, satu dinamika yang Tuhan nyatakan bahwa Injil bukan untuksatu dua orang tapi Injil adalah untuk setiap orang. Bukan hanya orang Yahudi, juga untuk orang Yunani. Bukan cuma untuk orang yang bersunat, tapi juga untuk mereka yang tidak bersunat. There’s no racial boundaries. Tidak ada yang namanya satu garis-garis rasis di situ. Semuanya. Semuanya mampu dapat mengalami dinamika Injil ini, khususnya di dalam penyertaan Tuhan.Maka Saudara, barusan kita mengatakan, bahwa bagaimana saya bisa hidup dengan benar, hidup dengan beriman, hidup dengan setia, semuanya itu tidak bisa lepas bagi Injil bagi setiap orang, supaya mereka untuk apa, untuk supaya mereka bisa menyadari: Waktu saya bisa mendengar Injil, waktu saya bisa memahami Injil, dan Injil mau mengubah hidup saya, maka apa? Maka ini adalah satu anugerah yang Tuhan berikan.

Yunus waktu pergi ke Niniwe,saya sangat kagum sama Yunus, Yunus ini hamba Tuhan yang hatinya tidak setia, Saudara. Yunus adalah seorang yang berkhotbah dengan asal-asalan. Dia berkhotbah, cuma tidak niat, Saudara. Saudara hari ini kalau mau dengar khotbah dari Hamba Tuhan, Saudara mau Hamba Tuhannya niat khotbah atau nggak? Mau kalau nggak niat khotbah? Pasti nggak mau kan? Saudara maunya: Hamba Tuhan menyampaikan firman, berkhotbah, dia harus niat berkhotbah. Tapi dalam Kitab Suci, Saudara melihat Yunus seorang Hamba Tuhan yang hatinya tidak mencintai jiwa. Dia hatinya suruh pergi ke Niniwe, ‘Buat apa saya ke Niniwe?’ Kenapa? Karena Niniwe itu adalah bangsa Asyur, Asiria, dan orang-orang Asiria itu kejamnya luar biasa. Tahu tidak Saudara, orang Israel waktu dijajah oleh Asiria, mereka dipermainkan seperti apa? Badan mereka, kulit mereka dikulitin buat wallpaper di rumah, lalu hidung mereka dipotong, lidah mereka dipelintir, lalu dicabut sebagai koleksi: saya sudah bunuh berapa orang itu dengan koleksi lidah orang-orang Yahudi. Dan orang Yahudi waktu dengar “Niniwe”, mereka sudah langsung marah. Dan termasuk juga Yunus waktu dia dengar, “Pergilah ke Niniwe dan beritakanlah berita keselamatan!” Yunus waktu mendengar itu, dia langsung bilang, ‘Haah?? Tuhan… lu lupa ya? itu bangsa barbar, gila itu. Sekarang Tuhan mau mempertobatkan mereka? Tidak mau.’ Tuhan memaksa, tetap bilang, ‘Tidak mau!’ akhirnya apa? Dia lari pergi ke Tarsus, tapi akhirnya sama Tuhan dibalikkan lagi. Singkat ceritanya, sampai di Niniwe, dia berkhotbah. Berkhotbah tidak panjang, khotbah cuma 1 kalimat. Itu khotbah paling nggak niat itu, mau Saudara saya datang ke sini cuma khotbah 1 kalimat? ‘Bertobatlah kamu!’ Sudah, saya pulang. Mau? Nggak mau kan? Saudara mau coba belajar sesistematis, mau belajar mengerti the power of the word of God. Saudara mau untuk belajar akan benang itu. Tapi saya iri sekali sama Yunus. Dia cuma khotbah, “Dalam 3 hari kalau kamu tidak bertobat, akan dijungkirbalikkan kota ini. Selesai. Amin. Doksologi” Setelah khotbah itu, rajanya bertobat, seluruh rakyat disuruh bertobat, dan juga dicatat juga sampai keledai pun ditutupi kain, untuk apa? Berkabung semuanya. Wah… what a powerful sermon dari Yunus. Itulah dambaan hamba Tuhan, kok bisa khotbah satu kalimat tapi semua, satu bangsa bertobat. Kita khotbah setengah mati, orang masih mengatakan apa? ‘Wah saya belum siap hati jadi orang Kristen.’ Kadang-kadang kita merasa, aduh khotbah kurang powerful. Tapi kita percaya Roh Kudus mampu dengan dinamikanya memakai, pakai khotbah 1 kalimat pun bisa menusuk hati satu bangsa. Dan mungkin kita waktu dipakai Tuhan, kita mungkin cuma pikir baru mempertobatkan satu orang dalam satu tahun. Tapi nggak papa, karena kita percaya Roh Kudus punya dinamikaNya sendiri. Dan di dalam dinamikaNya sendiri, Dia akhirnya menyatakan: This is My word. Maka Saudara, akhirnya sampai hari ini, gereja di Siria mengadakan puasa 3 hari, yaitu Jonah Fast. Yaitu berpuasa karena dulu pernah ada seorang yang bernama Yunus datang menyampaikan firman Tuhan. Dan di dalam dinamika Tuhan, bangsa ini bertobat.

Saudara, kenapa saya membawakan tema ini? Coba Saudara lihat, Injil punya kuasa, punya kuasa untuk meledakkan yang paling arogan sekalipun. Punya dynamountuk me-recharge yang paling low. Dan memiliki dinamika yang dapat membawa orang kembali kepada jalan Tuhan. Saudara, inilah yang digumulkan oleh Martin Luther. Sebelum dia diizinkan untuk memimpin sakramen Perjamuan Kudus. Dia bergumul dengan satu hal: Bagaimana saya membawa mereka untuk dapat memahami kuasa Injil Tuhan, kuasa Kristus. Waktu saya membagikan roti, waktu saya membagikan anggur, di dalam Katolik –  waktu kamu makan roti dan kamu minum anggur, kamu sedang makan dagingnya Tuhan, kamu sedang minum darahnya Tuhan. Dan waktu dia memahami, makan dagingnya Tuhan, ‘Waduh, what a sacred thing – sesuatu yang sakral.’ Minum darahnya Tuhan, ‘Ini juga sesuatu yang sakral. Tapi herannya kenapa kok saya masih berdosa ya? Kenapa kok saya masih jatuh dalam dosa ya? Apakah saya nggak cukup untuk bisa hidup lebih suci ya?’ Dan terus bergumul, bergumul, bergumul, dan terus bergumul, akhirnya dia menyadari, “Saya kalau gitu, bagaimana bisa bebas dari dosa saya? Saya tidak bisa menyadarinya. Setiap kali saya pimpin sakramen Perjamuan Kudus, bagaimana jemaat saya bisa memahami di saat saya pun tidak bisa memahaminya?” wah… ini pergumulan luar biasa. Dan pada saat dia bergumul di situ, akhirnya Saudara tahu, akhirnya dia menyadari: keselamatan, Injil itu bukan dari apa yang kita hanya sekedar makan dan minum. Tetapi yang harus kita pahami, waktu kita menerima ini, kita melihat kepada Tuhan: I am just a sinner,aku cuma orang berdosa yang makan roti dan minum anggur ini, tapi aku melihat kepada Tuhan, mataku tidak boleh lihat kepada diriku. Kalau mata hanya melihat kepada diriku, maka aku hanya lihat dosaku terus menerus di dalam dunia ini. Tapi kalau mataku melihat kepada Tuhan, terus menerus di dalam kondisi hidupku yang mungkin tidak sempurna tapi mataku terus melihat dia, jiwaku tetap melihat dia, perjuanganku melihat kepada dia. Cukup. Karena Kristus sudah mati menebus dosa saya. Dan saya memfokuskan diri: ikuti kebenaran Dia. Itulah the true gospel.

Maka hari ini kita mungkin nggak sempurna dalam menjadi sesuatu, tapi mari kita turn your eyes upon Him. Dan waktu kita bergumul dengan itu, barulah dia memberanikan diri memimpin sakramen Perjamuan Kudus. Waktu dia memimpin Perjamuan Kudus, waktu dia menyampaikan firman Tuhan, dia tahu bahwa apa? Bahwa “aku berdiri bukan karena aku,aku berdiri karena the word of God are powerful and He enlightened me to stand up for Him.”Wah, Saudara. Mari kita bersama-sama, gereja ini, kita sama-sama menjadi orang-orang yang mengalami kuasa Injil, memberitakan Injil dan melihat penyertaan Tuhan atas Injil. Dan Saudara mohon sama Tuhan untuk apa? Mohon: the power of the word of God change our life, change others, change our world. Mari kita bangkit berdiri bersama-sama.

Terima kasih ya Tuhan, atas setiap berkat Tuhan yang Tuhan berikan bagi kami. Kami bersyukur karena Engkau begitu mengasihi kami, sehingga Engkau masih berfirman bagi kami. Kami bersyukur Injil Tuhan yang punya daya ledak luar biasa untuk membawa mereka kembali kepada Tuhan. Kami bersyukur Injil yang mampu me-recharge yang paling low sekalipun untuk kembali kepada Tuhan. Dan kami berdoa memohon kepada Tuhan, supaya kami dengan dinamika-Mu, kami rindu, Tuhan engkau memakai kami, supaya kami dapat belajar bagaimana kami hidup dengan benar di hadapan Tuhan. Pakailah gereja ini, pakailah setiap Hamba-Hamba Tuhan, pakailah juga setiap aktivis gereja, majelis, dan juga setiap jemaat Tuhan. Ajar kami untuk kami mempersembahkan hidup kami untuk memberitakan Injil, mendedikasikan hidup kami, menyembah kepada Tuhan di dalam roh dan kebenaran. Kami mohon kuasa Injil itu, kami mohon mengubah kami. Tolonglah kami ya Tuhan. Tolonglah kami. Di dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa.

[Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah]

Comments