Tanda Warga Kerajaan Allah, 4 September 2016

Ef 2:19


Saudara di dalam ayat 1-18, kita sedang melihat hal penting yang Allah kerjakan di dalam Kristus dalam kehidupan dari pada orang-orang Kristen. Hal penting pertama atau hal besar pertama yang Tuhan lakukan dalam kehidupan kita adalah menjadikan kita sebagai ciptaan yang baru. Pada waktu kita berada di dalam Kristus, pada waktu kita percaya kepada Kristus maka kita bukan lagi orang-orang yang dikatakan sebagai orang yang tidak memiliki pengharapan, kita bukan lagi orang-orang yang dikatakan hidup di dalam dosa, kita bukan orang-orang yang dikatakan sebagai orang yang tidak memiliki Tuhan atau memiliki Kristus di dalam hidup kita, kita bukan lagi orang-orang yang tidak memiliki janji-janji dan ketetapan-ketetapan di dalam Tuhan, dan kita juga bukan orang-orang yang dikatakan sebagai orang yang tidak memiliki persekutuan dengan Bapa. Saat kita percaya kepada Kristus, saat kita berada di dalam Kristus semua kondisi itu berubah secara total dan ini menjadi sesuatu yang penting sekali. Alkitab tidak pernah berkata kalau kita dimodifikasi, kita direparasi, kita diperbaiki sedikit demi sedikit untuk mencapai satu kondisi yang baru tersebut tetapi yang Tuhan kerjakan adalah Tuhan seketika mencipta baru kita, menjadikan kita sebagai makhluk yang baru atau ciptaan yang baru di dalam kehidupan kita.

Nah Saudara di dalam 2 Korintus 5:17, di situ Paulus berkata, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Itu berarti pada waktu kita ada di dalam Kristus saat itu Tuhan memberikan kita hati yang baru, saat kita berada di dalam Kristus saat itu hati kita yang seperti batu itu telah Tuhan ganti dengan hati yang terbuat dari pada daging  sehingga apa yang kita inginkan adalah apa yang Tuhan inginkan, apa yang kita rindukan itu adalah yang Tuhan rindukan, apa yang kita senangi itu adalah Tuhan senangi, dan apa yang kita inginkan adalah satu persekutuan dengan Allah Bapa kita yang ada di sorga. Ini semua adalah sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan orang-orang yang dicipta barukan oleh Tuhan, apa yang menjadi arah hidup dia itu berubah, dia tidak lagi sentral kepada diriku, aku dan kepentingan diriku tapi dia mulai memikirkan apa yang menjadi kepentingan Tuhan di dalam kehidupan dia. Ini adalah hal pertama yang besar, yang penting yang Tuhan kerjakan di dalam kehidupan orang-orang percaya.

Yang kedua adalah ketika kita menjadi percaya atau berada di dalam Kristus maka Tuhan menjadikan kita sebagai orang-orang Kristen, orang-orang yang merupakan anggota dari pada Gereja, orang-orang yang merupakan anggota dari pada Tubuh Kristus. Pada waktu kita berada di luar iman Kristen, kita dikatakan sebagai orang-orang non-Yahudi yang kemudian bertobat menjadi orang Kristen, pada waktu orang-orang jemaat Efesus berada di luar Kristus mereka bukan dikatakan sebagai umat Allah, begitu pun juga dengan orang-orang Yahudi yang bukan Kristen walaupun mereka memiliki hukum Tuhan di dalam hidup mereka, ketetapan Tuhan, janji Tuhan, walaupun mereka mewarisi Mesias melalui kelahiran dari pada bapa leluhur mereka namun Alkitab berkata mereka juga sebenarnya bukan semuanya adalah orang-orang Kristen hanya adalah orang-orang lahir dari pada Tuhan yang ada di dalam Kristus, yang bisa menjadikan sebagai orang Kristen dan pada waktu kita ada di dalam Kristus maka Allah tidak lagi melihat kita dalam kondisi kita berada di luar Kristus yang adalah non-Yahudi dan Allah juga tidak melihat kita dalam kondisi adalah orang-orang Israel, Yahudi dan orang Yahudi yang dulunya berada bukan di dalam Kristus tapi kita sekarang satu di hadapan Allah. Semua pengelompokkan, pembedaan antara non-Yahudi dengan Yahudi itu tidak ada lagi ketika kita berada di dalam Kristus, sebabnya kenapa? Karena sekarang kita menjadi satu manusia yang baru, kita memiliki satu kemanusian, standar hidup sebagai manusia yang  baru di dalam dunia ini.

Nah Saudara, apa yang Paulus berikan di dalam ayat yang ke-19 yang kita baca ini mengambarkan keadaan yang satu ini sebagai satu manusia ciptaan baru atau kemanusian baru yang ada di dalam dunia ini. Nah Paulus gambarkan ada 3 hal yang begitu baik dan indah sekali mengenai keadaan kita yang ada di dalam Kristus. Pertama itu adalah kita adalah sebagai orang-orang sewarga negara, kewarganegaraan kita walaupun kita hidup dalam dunia ini adalah kewarganegaraan dari pada kerajaan Allah, itu hal pertama yang Allah kerjakan; yang kedua adalah pada waktu kita berada di dalam Kristus, maka Paulus berkata kita adalah anggota-anggota dari pada Tubuh Kristus itu yang kedua; dan yang ketiga adalah tubuh kita adalah tempat kediaman dari pada Allah sendiri. Ini adalah 3 hal yang Tuhan kerjakan di dalam kehidupan kita kalau kita membahas ayat 19-22. Yang pertama kita adalah warga Negara sorga, yang kedua kita adalah anggota Tubuh Kristus, dan ketiga adalah bait Allah atau rumah Tuhan untuk kita ini. Nah Saudara saya percaya sekali ini adalah sesuatu kerinduan dalam hati Paulus untuk orang-orang Kristen melihat kepada ketiga kebenaran ini yang ada dalam kehidupan kita. Dari ayat yang ke-18, 19 pasal yang pertama di situ Paulus memiliki 3 doa penting yang dia naikkan di hadapan Tuhan. Pertama dia ingin orang-orang Kristen memiliki satu pengharapan, mengerti pengharapan yang terkandung di dalam panggilanNya; yang kedua adalah Paulus ingin orang-orang Kristen mengerti betapa kaya kemuliaan bagian yang ditentukan bagi orang-orang yang kudus; yang ketiga adalah Paulus ingin kita mengerti betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya. Jadi pengharapan yang ada di dalam Kristus apa, kemudian kemulian bagian yang kita terima apa, dan kuat kuasa Tuhan yang bekerja dalam hidup kita itu seperti apa. Ini Tuhan ingin kita tahu, ini yang menjadi kerinduan hati Paulus untuk dimiliki setiap yang orang percaya.

Nah Saudara, saya sendiri sangat percaya sekali ini adalah sesuatu kebenaran yang perlu kita mengerti dan perlu dapat lihat dalam kehidupan kita sebagai orang-orang yang sudah ditebus di dalam Kristus. Apa yang menjadi kepentingan dari pada kebenaran ini? Semuanya itu adalah sesuatu yang dapat menolong kita menyelesaikan banyak masalah dalam kehidupan kita. Kalau kita mengerti kebenaran yang Tuhan nyatakan ini, kemulian yang Tuhan sediakan dalam kehidupan kita, kekuatan kuasa-Nya yang bekerja dalam kehidupan kita, pengharapan panggilan yang tersedia bagi orang-orang yang percaya, saya percaya banyak hal masalah dalam kehidupan orang Kristen akan terselesaikan secara otomatis. Saudara, kenapa kita melihat orang-orang yang ada di dalam gereja, misalnya atau di dalam dunia sebagai sesuatu yang sulit untuk diampuni? Kenapa kita timbul iri hati dalam hati kita? Kenapa kita sulit bersekutu dan/atau merasa dekat dengan orang-orang yang merupakan seiman dengan diri kita atau orang-orang Kristen? Apa yang membuat itu terjadi? Saya percaya semua sebabnya adalah karena kita tidak bisa melihat kemulian bagian yang Tuhan sudah tentukan bagi kita, tidak bisa melihat akan keadilan yang Tuhan akan berikan bagi diri kita, tidak bisa melihat akan kekuatan kuasa Tuhan yang menuntun hidup kita dan mengarahkan hidup kita, tidak bisa melihat melihat semua kebenaran tersebut sehingga membuat kita merasa kita harus sendiri menegakkan keadilan bagi hidup kita, kita sendiri harus  menuntut satu ketidak benaran yang terjadi dalam kehidupan kita: saya iri, saya menginginkan itu, kenapa dia mendapatkan itu, karena saya seharusnya mendapatkan, dia lupa ada Tuhan yang menentukan apa yang baik dan apa yang tidak baik dalam kehidupan dia. Saudara, kalau pandangan mata kita melihat ke atas, melihat kepada kemuliaan bagian yang Tuhan berikan saya percaya semua urusan itu menjadi urusan sekunder, tidak terlalu penting lagi,  dan tidak terlalu  akan kita tuntut dan kejar dalam kehidupan kita karena kita tahu ada Allah, ada bagian yang kekal yang jauh lebih mulia dari pada semua hal tersebut.

Nah Saudara, ini membuat kita sebagai orang-orang Kristen harus mengerti dimana posisi kita sekarang ini, apa yang membuat kita tidak bisa melihat keadaan itu, kemungkinannya adalah karena kita memang tidak ada di dalam kelompok orang Kristen atau orang percaya atau kita memang ada di dalam kelompok orang Kristen yang belum Tuhan bukakan untuk pengertian tersebut dalam hidup kita. Nah ini menjadi satu kebenaran yang akan kita bahas pada pagi hari ini. Paulus berkata di dalam ayat 19, bagian yang pertama, demikianlah kamu bukan orang asing dan pendatang dalam hidup kita. Nah Saudara, apa yang dimaksud dengan orang asing dan pendatang tersebut? Ini adalah 2 istilah yang mirip sekali tetapi ada satu perbedaan di situ kalau kita ingin menarik perbedaan dari pada 2 istilah itu. Orang asing itu adalah orang yang menemukan dirinya tidak berada bersama-sama dengan kaum sebangsanya atau keluarganya, orang asing adalah orang yang berada di dalam satu tempat dimana dia tidak bersama-sama dengan kaum sebangsanya tetapi orang pendatang adalah itu adalah orang yang tinggal di suatu tempat yang dekat dengan satu masyarakat atau kota tertentu tetapi tidak berada di dalam masyartakat itu. Jadi misalnya seperti ini, kita tinggal di tepi atau di luar pintu gerbang sebuah kota, dimana kita? Kita dekat dengan pintu gerbang kota itu tetapi kita tidak berada dalam kota tersebut, ini bicara mengenai pendatang. Jadi kita bukan anggota kota itu, tetapi kita bisa berkunjung ke situ dan untuk sementara waktu tinggal di sana. Nah ini bicara mengenai sesuatu yang berkaitan dengan pendatang tetapi ketika zaman bergeser maka definisi pendatang itu sedikit bergeser artinya bukan lagi orang yang tinggal di luar kota dan berdekatan dengan kota dan bukan di dalam kota itu tetapi pendatang bisa dimengerti sebagai seorang yang menemukan dirinya berada di dalam satu tempat yang bukanlah merupakan negaranya, ini adalah bicara mengenai pendatang.Nah Saudara, mirip, dua-duanya orang yang sepertinya terasing, orang yang tidak berada di dalam lingkungan itu tetapi ada satu perbedaan ketika berbicara mengenai orang asing itu bicara mengenai relasi darah biasanya atau relasi keluarga tapi kalau kita berbicara mengenai pendatang maka itu lebih berkaitan dengan pemerintahan, bagian, negara bagian, negara atau kerajaan, kita bukan anggota warga negara dari suatu negara atau bangsa di dalam dunia.

Jadi Saudara, pada waktu kita bicara kita adalah orang pendatang di dalam satu negara, satu bangsa maka itu berarti bangsa yang tempat kita tinggal, negara yang kita tinggal itu bukanlah tanah air kita, bukanlah negara kita sendiri seperti dan ini membuat ketika kita tinggal di sana sebenarnya kita tidak memiliki hak untuk tinggal di sana, kita tidak memiliki hak untuk tinggal di sana, kita tidak memiliki sesuatu yang membuat kita bisa berkata aku warga negara sana kecuali sebuah buku yang namanya passport, dengan adanya passport itu, itu yang membuat kita bisa tinggal di sana tetapi dengan batas waktu tertentu, tidak bisa selama-lamanya kita tinggal di dalam negara tersebut, pada waktu batas passport masa berlakunya habis kita harus memperbaharuinya lagi, kita harus membuat barunya, baru kita diizinkan tinggal di negara tersebut. Nah Saudara, ini adalah 2 kata yang Paulus gunakan untuk mengambarkan keadaan dari pada orang asing atau orang pendatang di dalam gereja Tuhan, kita dulu dikatakan bukan lagi orang asing, kita sekarang bukan lagi pendatang tetapi kita adalah kawan sewarga negara tapi Saudara kembali ini adalah 2 kata yang harus kita tekankan dengan sangat baik, dengan penting sekali karena apa? Karena di dalam kehidupan kita sebagai orang-orang Kristen, untuk generasi pertama, kelihatannya bukanlah sesuatu yang terlalu penting untuk dipermasalahkan. Karena apa? Karena ketika generasi pertama, yang berarti orang dari non-Kristen menjadi seorang Kristen. Maka dia pasti memiliki satu perubahan hidup dalam kehidupan dia. Ada satu perubahan, ada satu perbedaan dari cara hidup yang lama dengan cara hidup yang baru. Mungkin dia dulu adalah seorang penyembah bukan Kristen, cara hidup ibadahnya berbeda, bertolak belakang dengan orang Kristen. Pada waktu dia menjadi seorang Kristen, dia meninggalkan semua itu, semua penyembahan dan cara-cara ibadah dia yang lama. Lalu dia menjadi seorang yang mengadopsi cara ibadah orang Kristen. Dan hidup dia, nilai-nilai hidup dia, semuanya itu berubah. Tetapi pada waktu dia melahirkan anak, generasi kedua, anak lagi cucu, generasi ketiga. Cicit lagi, generasi keempat, dan seterusnya, apa yang terjadi? Saudara, anak cucunya dapat hidup di dalam satu kebudayaan Kristen. Anak cucunya dapat hidup di dalam nilai-nilai Kristen. Anak cucunya dapat terlihat seperti seorang sewarga negara, sebangsa, bukan orang asing dalam kehidupan gereja. Tapi sebenarnya, mereka tetap merupakan orang asing atau pendatang dalam kehidupan gereja. Ini adalah sesuatu yang perlu kita perhatikan, pada bagian ini.

Saudara, maksud Paulus ketika berbicara, di antara orang-orang Kristen sendiri yang hadir di tengah-tengah dunia, ada pendatang, ada orang asing, ada yang kelihatan seperti orang ini. Ini adalah menjadi poin yang harus kita perhatikan. Orang asing adalah seperti apa? Mereka adalah orang-orang yang ada bersama dengan kita. Tapi mereka tidak pernah merasa ada bersama-sama dengan kita. Saya ambil contoh seperti ini. Kalau kita berada, berkunjung ke dalam sebuah keluarga kita, ke rumah famili kita, lalu kita tinggal di rumah familiitu, atau kita utus anak kita kepada saudara kita atau adik kita untuk tinggal bersama-sama dengan dia di situ. Pada waktu dia tinggal di sana, dan begitu lama dia tinggal di sana, mungkin belasan tahun, orang ini, anak kita ini bisa seperti anak daripada saudara kita kan? Apa yang ada di rumah itu, dia bisa nikmati. Apa yang menjadi kesenangan keluarga itu, dia bisa nikmati. Apa yang menjadi hal-hal yang dilakukan keluarga itu dia juga bisa lakukan hal tersebut dalam hidup dia. Pada waktu seseorang datang berkunjung ke dalam rumah itu, lalu melihat anak ini yang bersama-sama dengan keluarga ini. Awal-awal, dia mungkin bisa melihat bahwa ini adalah mungkin anggota keluarga itu. Tapi pada waktu dia makin lama di situ, tinggal dengan cukup lama, bisa tidak dia melihat satu perbedaan? Saya yakin kita bisa melihat ada satu perbedaan antara keluarga inti dengan anak kita ini, yang kita tempatkan di dalam rumah keluarga ini. Walaupun mereka begitu dekat, seperti sebuah anggota keluarga. Tetapi tetap dia bukan bagian daripada keluarga itu. Nah ini bicara mengenai orang asing. Nah kalau pendatang bagaimana? Pendatang itu bicara mengenai satu kondisi di mana kita tinggal di satu negara, lalu ketika kita tinggal di dalam satu negara itu kita bisa beraktivitas sebagai orang yang ada di dalam negara itu. Kita bisa terlihat seperti orang negara itu, kita bisa buka toko di pagi hari, kita bisa mengendarai mobil, kita memiliki mobil sendiri, kita memiliki rumah kita sendiri, kita bisa beraktivitas persis seperti daripada penduduk negara tersebut. Tapi Saudara, pada waktu orang sepintas lalu melihat pada diri kita, kita pun akan dianggap dalam warga negara sana, namun yang terjadi sebenarnya kita hanya orang yang bisa tinggal di negara itu dengan sebuah passport saja, izin tinggal, tidak lebih daripada itu.

Nah ini membuat sesuatu yang mungkin lalai diperhatikan oleh gereja, yang menganggap ketika orang-orang Kristen lahir dalam budaya gereja, lingkungan gereja, dan tinggal dan dibesarkan dalam kehidupan gereja, maka secara otomatis dia menjadi orang-orang Kristen dan memiliki iman di dalam Kristus, dan secara pasti dia adalah warga negara daripada Kerajaan Allah.Saudara, di dalam Kitab Keluaran, di situ Musa mencatat, ketika Israel keluar dari Mesir dibawa oleh Musa, maka di situ bukan hanya orang Israel yang keluar daripada tanah Mesir itu, tetapi juga ada sekumpulan dari bangsa besar yang keluar bersama-sama dengan orang Israel saat itu. lalu apa yang terjadi dalam perjalanan itu? Mereka sama-sama mengalami satu perjalanan yang sama, mereka mengalami bahaya yang sama, mereka mengalami kesulitan yang sama, mereka mengalami keadaan-keadaan pencobaan yang sama seperti yang dialami oleh orang-orang Israel selama 40 tahun tersebut. Lalu Saudara, pada waktu mereka mengalami itu semua, orang-orang yang merupakan keturunan Abraham dan non-Abraham itu, yang dianggap sebagai orang Israel di kemudian hari, apakah mereka sungguh-sungguh merupakan keturunan daripada Abraham atau keturunan daripada Israel? Nah di dalam Roma 9, Paulus berkata: ‘Tidak.’ Memang bagian mereka adalah ada orang-orang Israel di situ, tetapi Paulus juga berkata, ‘Tidak semua orang Israel adalah orang Israel.’

Lalu setelah itu Paulus kemudian melanjutkan di dalam ayat yang ke-6, itu berkata, pasal 9 ayat yang ke-6, bahwa tidak semua keturunan Abraham, itu adalah keturunan Abraham. Yang merupakan keturunan Abraham, itu yang hanya berasal dari Ishak saja, bukan dari Ismael, karena Abraham punya anak yang sulung, yaitu Ismael. Nah Saudara, kalau kita sepintas lalu berkata, Israel itu keturunan Abraham bukan? Israel itu warga negara atau umat Allah bukan? Saya berkata, kita pasti berkata: ‘Iya.’ Karena apa? Di dalam ayat 4 dan 5, Saudara boleh sambil buka ya, di dalam Roma 9, Paulus berkata: Mereka memang adalah orang Israel, mereka memang adalah orang-orang yang telah diangkat menjadi anak-anak. Mereka memang adalah orang-orang yang telah menerima kemuliaan, mereka adalah orang-orang yang telah menerima perjanjian, hukum Taurat, ibadah, dan janji-janji dalam hidup mereka. Dan mereka adalah memang merupakan keturunan yang melahirkan Mesias daripada bapak leluhur mereka. Mesias yang keadaannya sebagai satu keadaan yang di atas semua yang lain, segala sesuatu yang lain. Itu yang betul-betul dialami oleh orang-orang Israel. Mereka memiliki tradisi, budaya, tata ibadah yang Tuhan berikan sendiri dalam hidup mereka. Umat Tuhan bukan? Saya yakin pada waktu mereka menjalankan itu semua, mereka akan berkata, kita akan berkata, ‘Mereka memang betul-betul adalah umat Allah, orang-orang Israel.’ Tapi Saudara, apakah mereka adalah orang Israel? Apakah mereka adalah Anak Allah? Paulus berkata, ‘Tidak. Tidak semua mereka adalah orang Israel, tidak semua mereka adalah keturunan Abraham yang lahir dari roh. Tapi sebagian dari mereka adalah keturunan Abraham yang lahir daripada daging, dan sekelompok dari mereka bukan sebenarnya orang Israel yang asli.’

Nah Saudara, ini kembali saya harus tekankan. Kita sebagai orang percaya, jangan terlalu confident mengatakan, ‘Kalau orang tua saya orang Kristen, maka saya terlahir dalam keluarga Kristen, maka pasti anak-anak saya adalah orang Kristen yang diselamatkan. Dan saya sendiri pasti secara otomatis akan diselamatkan.’ Saudara, banyak orang yang hadir di dalam gereja, yang terlibat di dalam pelayanan gereja, yang menyebut diri sebagai orang-orang Kristen, yang melakukan segala sesuatu, aktivitas, di dalam gereja, bersama orang gereja yang lainnya, sebenarnya bukan anak Tuhan. Maafkan saya harus ngomong seperti ini, tetapi ini adalah sesuatu untuk menguji kembali apa yang menjadi iman dan kesungguhan kita di hadapan Tuhan. Di dalam 1 Yohanes 2:19, Yohanes berkata seperti ini. 1 Yohanes 2:19, “Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.” Siapa itu mereka? Mereka adalah kelompok anti Kristus. Orang-orang yang melawan Kristus, orang-orang yang tidak mengakui Kristus dan tidak percaya kepada Kristus. Di mana mereka? Paulus berkata, ‘Memang mereka berasal dari kelompok kita, tapi sekarang mereka tidak ada lagi dalam kelompok kita.’ Itu berarti apa? Berarti, orang-orang ini sebenarnya merupakan bagian daripada gereja. Mereka ada di dalam gereja, tapi mereka tidak memiliki sebenarnya dari awal, dari mula, mereka tidak memiliki iman di dalam Kristus. Sehingga mereka kemudian menyangkali iman tersebut, dan mereka terbukti adalah orang-orang yang merupakan orang di luar daripada gereja, bukan dari dalam gereja.

Jadi Saudara, kalau begitu apakah yang membedakan seorang Kristen yang sejati dari orang yang Kristen, yang ada di dalam gereja tapi sebenarnya bukan Kristen sejati, atau orang yang kelihatannya seperti orang Kristen. Hal pertama adalah, kita harus mengerti, ada perbedaan antara orang non-Kristen dengan orang Kristen. Kemudian, sebagai orang Kristen atau non-Kristen, atau kita tidak bisa berdiri di tengah-tengah posisinya. Tetapi ini adalah 2 kutub yang bertolak belakang. Kita tidak bisa mengambil jalan pintas dan jalan tengah, atau jalan damai untuk mau menjadi di antara orang Kristen dan non-Kristen. Pilihannya cuma 1, kalau engkau bukan orang Kristen, maka engkau pasti adalah orang non-Kristen. Di dalam ayat 11, pasal yang ke-2, surat Efesus. Di dalam pasal 2, ayat yang ke-11, surat Efesus, Paulus berkata,“Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu–sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging.” Ada istilah “dahulu kamu.” Lalu di dalam ayat yang ke-13, pasal yang ke-2, di situ Paulus kemudian lanjutkan, “Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.” Jadi pada waktu kita berada di dalam Kristus, maka Paulus berkata, ‘Ingat, dahulu kamu seperti ini lho, tetapi sekarang kamu seperti ini.’ Itu berarti ada satu perubahan di dalam satu kehidupan kita yang kita nyatakan ketika kita menjadi seorang Kristen. Namun Saudara, tetap harus hati-hati. Pada waktu kita melihat pada perubahan itu, atau perbedaan hidup, jangan terlalu fokus kepada apa yang tampak di depan mata, atau yang eksternal. Tapi kita harus memperhatikan satu perubahan yang terjadi secara internal dalam hidup kita. Kalau tidak, ada satu bahaya, kita bisa terpancing dengan hal-hal yang bersifat superficial, sesuatu yang terlihatnya bener, tetapi sebenarnya tidak bener, seperti itu. Kalau kita melihat kehidupan daripada orang yang ada di dalam 1 Yohanes 2, yang tadi kita baca, lalu kita melihat secara kasat mata apa yang kita nilai di depan mata kita, maka kita akan berkata: Orang-orang itu adalah orang Kristen, mereka adalah anak-anak Tuhan. Tetapi kemudian apa yang terjadi ke dalam hidup mereka? Mereka kemudian murtad.

jadi iman bisa hilang. Keselamatan bisa hilang. Orang, umat pilihan bisa terhilang, seperti itu. Ini kalau kita hanya memperhatikan apa yang dilihat oleh mata. Tapi dibalik Yohanes mengajak kita untuk melihat di balik itu, apa yang ada di dalam hatinya, bukan yang dilihat di depan mata, apakah dia sungguh-sungguh adalah orang Kristen atau bukan. Saudara, kalau kita lihat yang baik saja di depan mata, saya percaya kita akan terpancing seperti Samuel. Pada waktu Samuel itu bertemu, diutus oleh Tuhan untuk mentahbiskan atau mengurapi Daud sebagai seorang pengganti daripada Raja Saul, di situ Samuel tidak langsung bertemu dengan Daud. Namun, Samuel bertemu dengan kakaknya Daud yang pertama dulu, kedua, ketiga, dan seterusnya, dan di situ dia berpikir bahwa orang-orang ini adalah orang-orang yang pantas untuk menduduki jabatan raja menggantikan Saul. Karena apa? Perawakannya memang bagus, cakep, gagah, seperti itu, dan punya wibawa sebagai seorang raja. Tapi Tuhan berkata, “Tidak, itu bukan orang yang Aku pilih. Orang yang aku pilih masih anak-anak ini, yaitu Raja Daud sendiri.” Saudara, ada kecondongan kita untuk melihat di permukaan dan lalu kemudian menilai dan menyatakan bahwa dia adalah orang percaya atau tidak. Misalnya ambil contoh seperti ini. Pada waktu saudara liat 2 orang Kristen, 1 baik, sopan, tutur kata sopan, dia tidak bicara jorok,dia menyenangkan, mudah diterima, punya kasih, berelasi dengan baik, dengan satu lagi kadang-kadang ngomongnya kasar, tidak menyenangkan, dia suka melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dan tidak selayaknya sebagai orang Kristen. Saya mau tanya, yang mana orang Kristen? Yang mana? Kita sering akan berkata, yang pertama orang Kristen. Karena apa? Dia baik. Penampilannya menunjukkan dia adalah orang yang memang orang Kristen, selayaknya orang Kristen seperti itu. Tapi belum tentu, di hadapan Tuhan mungkin orang kedua yang justru adalah orang Kristen dan orang pertama bukan.

Ingat Saudara, Esau dan Yakub. Siapa Esau? Bukan orang pilihan, Tuhan berkata. Tapi bagaimana tutur katanya? Bagaimana dia punya sikap terhadap orang tua? Bagaimana perhatiannya terhadap orang tua? Walaupun dia memiliki satu cacat di mana dia tidak menghargai hak kesulungannya, tapi Yakub sangat menghargai hak kesulungan. Namun saudara, ketika dia tahu orangtuanya tidak menyenangi dia menikah dengan orang atau isteri-isteri dia sebelumnya, dia berusaha menyenangkan orang tuanya untuk mencari isteri yang daripada kaum keluarga. Pada waktu dia tahu ayahnya ingin makan sesuatu kesukaan, dia rela pergi berburu untuk menyediakan makanan. Dia betul-betul memiliki hati yang mau untuk menyenangkan orang tua. Tapi Yakub bagaimana? Anak manja, cuma diperhatiin olah mama, tidak peduli kakaknya itu bagaimana. Tidak peduli, bohongi papa itu akibatnya apa tapi dia lakukan itu semua. Namun di dalam Roma 9, Paulus berkata, Esau bukan anakku, Yakub adalah orang pilihanku. Saudara, ini bisa terjadi. Kalau kita melihat secara fenomena yang kelihatan mata, kita bisa tertipu. Karena itu jangan melihat perbedaan secara eksternal, tapi lihatlah perbedaan secara internal. Tapi ketika kita bicara mengenai satu perbedaan secara internal, maka perbedaan itu bukan sesuatu yang bisa membuat kita berada di posisi tengah, jalan aman. Saya nggak mau jadi Kristen sepenuhnya, tapi saya juga ndak mau menjadi seperti orang dunia sepenuhnya. Saya di tengah-tengah saja, istilahnya saya tidak fanatik. Bisa nggak? Nggak bisa. Saudara, kalau kita ingin menjadi orang Kristen, itu adalah satu posisi di mana kita pasti jadi orang Kristen. Ndak ada pilihan di antara dua-dua. Tuhan berkata seperti ini, dalam Matius pasal ketujuh kalau nggak salah, di situ dikatakan, “Orang yang berada di jalan yang sempit maka ujungnya itu adalah menuju kepada kehidupan,orang yang berada di jalan yang lebar maka ujungnya itu brada di dalam satu kebinasaan.” Bisa tidak dia ada di antara jalan yang sempit dan jalan yang lebar? Nda mungkin. Cuma pilihannya kalaunda sempit ya lebar. Orang yang adalah orang Kristen sejati, dia pasti menghasilkan buah yang baik. Orang yang bukan Kristen sejati dia pasti tidak menghasilkan buah yang baik, makanya dia dipangkas. Lalu Tuhan Yesus juga berkata orang Kristen yang baik adalah “orang yang membangun rumah di atas dasar yang batu, orang Kristen yang tidak baik adalah yang yang membangun rumah di atas daar pasir.”Apakah ini adalah satu hal yang kita bisa kerjakan bersama-sama? Saya percaya ndak bisa. Ini adalah sesuatu yang harus kita pilih, mana yang kita mau berada di posisi itu? Apakah kita sungguh-sungguh orang Kristen yang sejati? Ataukah kita bukan orang Kristen yang sejati yang hanya kelihatan seperti halnya orang-orang Kristen yang sejati saja? Jadi saudara, prinsip pertama yang harus kita pegang, kita harus ada di salah satu posisi. Kita ada di posisi mana? Kita tidak boleh ada di dalam posisi yang tengah-tengah, seakan-akan ini adalah jalan yang terbaik, tetapi itu bukan pilihan Tuhan.

Yang kedua adalah, berbicara mengenai bagaimana kita mengetahui sungguh-sungguh bahwa kita ada di dalam posisi sebagai orang Kristen sejati atau tidak. Saudara, pada waktu kita datang, tadi ada ilustrasi, pendatang yang datang ke dalam rumah, atau orang asing yang ada dalam rumah, pada waktu kita ada di dalam rumah itu, bersama-sama dengan mereka, orang yang sudah tinggal lama sekali dengan orang itu, kita akan melihat mereka seperti anggota keluarga sendiri. Saudara, saya pertanyaannya, betulkah dia pasti anggota keluarga itu? Belum tentu, kan? Lalu bagaimana kita tahu bahwa dia adalah anggota keluarga itu atau tidak? Kalau andai kata dia adalah anak angkat yang diangkat dari bayi,  yang dia sendiri tidak tahu latar belakang dia bagaimana, diadari keluarga mana, lalu dibesarkan dalam keluarga itu dan bertumbuh dan betul-betul diperlakukan sebagai anak sendiri yang tidak berbeda dengan anak kandungnya yang lain. Dan bagaimana kita bisa tahu bahwa dia adalah betul-betul anggota keluarga atau bukan? Jangan cuma satu, kalau nda pengakuan orang tuanya ya uji lab. Pada waktu dia datng membawa tes DNA-nya ke laboratorium. Maka di situ diketahui anak ini sungguh-sungguh merupakan anggota keluarga daripada keluarga itu atau bukan. Nah Saudara, pada waktu kita menjadi orang Kristen, kita berada di dalam gereja. Kita bersama-sama beribadah dan bersekutu dengan Tuhan. Apakah kita adalah orang Kristen yang sejati? Belum tentu. Tetapi ada ujian yang bisa dipakai oleh Tuhan untuk menguji iman kita itu. Ada hasil tes yang bisa Tuhan keluarkan, yang gunakan untuk bisa menguji kita,yaitu apa? Krisis atau pencobaan. Sebelum kita mengalami krisis atau pencobaan, kita akan merasa diri kita baik-baik. Saya adalah orang Kristen. Saya orang Kristen sejati. Saya bisa hidup mengasihi. Saya bisa hidup mengampuni. Saya betul-betul mentaati Tuhan dalam hidup saya. Tunggu dulu Saudara, itu belum ujian. Itu belum menjadi satu konfirmasi bahwa kita adalah orang Kristen atau bukan. Saatnya akan tiba ketika ujian tiba, pencobaan dan krisis Tuhan izinkan masuk dalam hidup kita, maka di situ iman kita baru keluar dan dinyatakan. Saudara, itu sebabnya Yakobus berkata kita butuh pencobaan. Kita perlu bersyukur atas ujian atau pencobaan yang Tuhan jadikan dalam hidup kita. Kita harus menganggap itu sebagai suatu kebahagiaan, kenapa? Karena dari ujian itu, tes laboratorium yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita, maka kita baru mengerti, saya betul-betul anak Tuhan atau tidak.

Saudara, lalu ujian itu dalam bentuk apa? Ya mungkin bisa dalam bentuk sakit yang berkepanjangan, bisa dalam hidup suatu permasalahan rumah tangga, bisa dalam bentuk satu perselisihan yangterjadi dalam gereja, bisa dalam bentuk satu keadaan yang sulit yang kita alami dalam kehidupan kita. Pada waktu kita hidup sehat-sehat, mendadak Tuhan kasih sakit lalu sakit itu tidak berkesudahan, sakit itu terus berlarut-larut cukup lama. Tuhan ingin lihat, iman kita di mana? Apakah kita masih percaya kepada Tuhan, atau kita mulai belajar mencari alternatif-alternatif jalan keluar daripada sakit kita dan penyembuhan dan berusaha untuk mengesampingkan Tuhan yang penting tubuhku sehat? Yang mana yang kita pilih? Saudara, itu semua baru terlihat ketika kita mengalami pencobaan atau ujian. Dan Saudara ingat baik-baik, di dalam Matius 7 Tuhan Yesus berkata, “orang yang muncul akhirnya sebagai seorang yang bukan umat Tuhan atau anak Tuhan, dia akan disingkirkan daripada Kerajaan Tuhan. Dia akan dikeluarkan daripada Kerajaan Tuhan atau dari gereja Tuhan, lalu di situ waktu dia menggedor-gedor meminta Tuhan untuk membukakakn pintu, maka Tuhan tidak akan bukakakan pintu itu lagi bagi diri dia.” Karena itu Saudara, mengetahui posisi kita itu penting sekali, apakah kita adalah anak Tuhan atau kita bukan anak Tuhan yang sejati.

Lalu pertanyaan yang ketiga, bagaimana kita tahu kita adalah anak Tuhan yang sejati? Nah Saudara, ada beberapa tes penguji yang kita bisa pakai. Saya harap ini bukan menjadi sesuatu yang kita pakai untuk menguji orang lain ya, tapi kita pakai untuk menguji diri kita sendiri, untuk mengetahui apakah kita anak Tuhan atau bukan.Pertama adalah, kalau kita anak Tuhan, maka kita akan memiliki perasaan yang senang untuk berada bersama-sama di dalam rumah Tuhan atau bersama-sama dengan orang Kristen yang lain. Saudara, di dalam Ibrani 10:35, penulis Ibrani berkata, “Sebagai anak Tuhan, kita jangan biasakan diri kita untuk menjauhi pertemuan ibadah.” DI dalam Surat 1 Yohanes 1:7 di situ rasul Yohanes berkata kalau kita adalah orang yang bersekutu dengan Allah, orang yang bersekutu dengan terang, maka kita pasti menyukai persekutuan dengan anak-anak terang. Jadi ini membuat kalau kita adalah orang yang merupakan anggota daripada keluarga Allah, pertanyaannya adalah Saudara, apakah Saudara nyaman berada di tengah-tengah anggota daripada keluarga Allah? Apakah Saudara nyaman berada di tengah-tengah orang-orang Kristen, atau justru Saudara merasa terasing di tengah-tengah orang Kristen, merasa nda terlalu menyukai. Kenapa? “Cara dia bicara, mereka bicara, terlalu kudus, terlalu baik, kayaknya saya bukan di situ deh.” Saudara, bagaimana perasaan kita, ada damai tidak? Ada ketenangan tidak? Ada hal-hal yang disukai mereka yang saya sukai juga atau tidak dalam hidup saya? Ada satu minat yang sama dan kesenangan yang sama atau tidak? Tapi ingat satu hal, tetep harus melampaui itu. Di situ dikatakan oleh Yohanes, “minat sama, kesenangan sama boleh tetapi yang penting adalah ada kasih persaudaraan tidak, di antara kita dengan orang percaya?” Kita buka 1 Yohanes 3:14. Kita baca bersama-sama, “Kita tahu bahwa kita sudah berpinda h dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi ia tetap di dalam maut.”Apa tandanya kita tidak lagi di dalam maut? Yohanes berkata ada kasih kepada saudara kita seiman, itu tandanya. Jadi Saudara memiliki kenyamanan, kesenangan, penerimaan, suatu damai bersama orang Kristen dan memiliki kasih terhadap mereka atau tidak, itu tandanya yang pertama.

Yang kedua adalah ujian untuk mengetahui apakah kita mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh anak-anak Tuhan dan gereja atau tidak? Saudara, ini berbicara mengenai sesuatu yang berkaitan dengan komunikasi yang ada di dalam keluarga Tuhan. Pernah nda Saudara berada di dalam satu lingkungan dimana ketika Saudara berada di situ Saudara nggak ngerti sama sekali yang dibicarakan itu apa? Tapi orang-orang lain yang sedang bicara itu paham apa yang mereka sedang bicarakan, kita kayak orang asing di situ, nggak ngerti sama sekali. Saudara, ini menjadi tes kedua untuk mengetahui kita ini anak Tuhan atau bukan. Pada waktu orang-orang Yahudi bertemu dengan Yesus Kristus, pada waktu itu Yesus berbicara mengenai perumpamaan bahwa Dia adalah Roti hidup. Pada waktu Yesus berkata, “Aku adalah Roti hidup, lalu kalau engkau ingin memperoleh hidup yang kekal engkau harus makan dagingKu dan minum darahKu, karena dagingKu sungguh-sungguh adalah makanan dan darahKu sungguh-sungguh adalah minuman,” lalu pada waktu orang-orang Yahudi itu mendengar itu reaksi mereka bagaimana? Mereka berkata, “Ini perkataan terlalu keras, kami tidak bisa menerima perkataan ini, kami nda mengerti maksudnya apa,” karena itu mulai hari itu banyak dari pada orang-orang yang merupakan murid Yesus Kristus pergi meninggalkan Yesus Kristus dan tidak lagi menjadi murid Dia. Tapi pada waktu Yesus melihat itu semua, Dia lalu berbalik dan bertanya kepada 12 rasul, “Kenapa kamu tidak pergi, apakah engkau juga mau pergi?” Lalu rasul bilang apa? “Bagaimana kami bisa pergi karena perkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal?” Saudara, murid-murid mengerti perkataan Yesus itu seperti apa. Pada waktu Yesus bertemu dengan orang-orang Yahudi yang mempertanyakan asal-usulNya, yang ingin membunuh Yesus Kristus, lalu Yesus berkata, “Engkau bukan anak Abraham,” tapi mereka berkata, “Engkau yang adalah anak haram yang tidak tahu bapaknya siapa,” lalu Yesus berkata, “Tahu tidak kenapa engkau mau membunuh Aku? Karena engkau tidak mengerti perkataanKu, itu yang membuat engkau kemudian mau membunuh Aku karena kamu tidak tahu kata-kata-Ku ini adalah firman Allah.”

Saudara, pada waktu kita berada di dalam gereja, kita berbicara dengan orang-orang Kristen yang lain, Saudara paham nda kata-kata yang dipakai mereka? Saudara mengerti nggak maksud dari pada pembicaraan itu apa? Misalnya Saudara mendengar ada istilah pembenaran, ada istilah pengudusan hidup, Saudara paham nggak maksud dibenarkan dan dikuduskan itu apa? Ada orang yang tidak mengerti tapi untuk bisa masuk ke dalam lingkungan pembicaraan itu dia cuma cari definisinya tapi dari hatinya dia sendiri tidak paham pengertian tersebut apa. Saudara, pada waktu khotbah disampaikan dalam mimbar Saudara memiliki satu pemikiran, “Ini orang ngomong apa ya?” atau Saudara paham bahwa yang dikatakan itu adalah satu kebenaran dari pada firman Tuhan, ini menjadi penguji yang kedua. Kita tahu tidak bahasa-bahasa yang dipakai dalam Kitab Suci? Bahasa dari pada Tuhan Allah, kita paham itu dan kita mengerti itu atau tidak?

Yang ketiga adalah, pengujinya, pada waktu kita memiliki satu ketidak mengertian dari pada firman lalu kemudian Tuhan membukakan hati kita untuk melihat pada kebenaran firman maka kita memiliki suatu  kerinduan untuk mencari lebih dalam arti dari pada kebenaran firman itu atau tidak? Saudara, banyak orang Kristen yang datang beribadah ke gereja mereka hanya tahu di permukaan saja, dan ketika mereka mendengar firman mereka merasa cukup tahu di permukaan saja, bicara mengenai penebusan Kristus atau apa dan lain-lain, tapi mereka tidak mau mengkaitkan itu dalam relasi pribadi diri dia dengan Tuhan Allah. Pada waktu kebenaran itu dibukakan lalu mungkin Saudara merasa, “Oh iya ya, ini firman Tuhan, aku butuh mengerti ini lebih mendalam,” Saudara pernah coba cari orang Kristen yang lain lalu tanya itu nggak? Pada waktu Saudara mencari mereka, adakah minat yang sama, adakah kerinduan yang sama untuk memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan rohani kita, atau semuanya mulai nggak ambil pusing dan tidak peduli? Saudara, saya percaya orang Kristen yang sejati ketika mendapatkan satu kebenaran mereka tidak bisa tinggal diam, kalau mereka tidak mengerti kebenaran itu mereka juga tidak bisa tinggal diam. Mereka ingin mencari tahu artinya, mereka ingin memiliki relasi yang lebih baik dan lebih dalam lagi dengan Tuhan Allah. Saudara perhatikan di dalam perumpamaan-perumpamaan yang Tuhan Yesus ajarkan kepada orang-orang Kristen. Pada waktu itu Tuhan Yesus berbicara di hadapan umum dengan perumpamaan tujuannya untuk apa? Supaya “orang yang melihat tidak melihat dan orang yang mendengar tidak mendengar,” mereka tidak mengerti apa yang Tuhan ingin ajarkan kepada mereka, makna dari pada perumpamaan itu apa. Tapi pada waktu orang-orang itu sudah mendengar, terkagum-kagum, orang yang berjumlah besar itu mereka kemudian pulang dan setelah mereka pulang, ketika Yesus bersama dengan kelompok murid mereka bertanya, “Guru, tolong jelaskan kepada kami arti perumpamaan itu apa? Kami tidak paham itu, kami ingin mengerti lebih baik lagi,” dan Yesus mulai memberitakan kebenaran itu bagi mereka. Saudara, Saudara puas dengan satu kebenaran yang hanya di permukaan saja atau Saudara ingin betul-betul memiliki kebenaran itu dalam hati Saudara dan berelasi dengan Tuhan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan kebenaran yang Tuhan nyatakan? Itu tanda yang ketiga.

Yang keempat adalah seorang yang berasal dari Kerajaan Allah dia pasti menyetujui peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang terdapat di dalam kerajaan tersebut atau negara tersebut. Kalau kita berkata, “Saya adalah anggota dari pada warga negara Indonesia,” saya pasti tidak akan menentang hukum negara Indonesia, saya pasti akan tunduk di bawah hukum negara Indonesia dan melakukan apa yang menjadi kewajiban saya di dalam negara ini. Pada waktu kita berkata, “saya adalah anggota dari pada Kerajaan Allah,” maka apa yang harus kita nyatakan sebagai bukti bahwa kita adalah anggota Kerajaan Allah? Pasti satu sikap persetujuan terhadap peraturan yang Tuhan berikan dan satu sikap penundukan diri di bawah hukum yang Tuhan tegakkan, itu yang terjadi. Kita akan mengakui hukum-hukum Tuhan dan perkataan Tuhan sebagai satu perkataan dan hukum yang benar dan kita menjalankan itu dalam hidup kita. Nah ini dicatat di dalam 1 Yohanes 5:3, “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat.” Saudara, kalau engkau mengasihi Allah apakah hidupmu mentaati perintah-Nya? Kalau tidak, Yohanes berkata kita tidak mengasihi Allah dan kita bukan bagian dari Kerajaan Allah. Yesus sendiri berkata, “Kalau engkau adalah orang yang tetap berada di dalam firman-Ku, engkau akan tahu engkau adalah murid-Ku dan engkau akan tahu perkataan-Ku adalah perkataan kebenaran.”

Tes yang kelima adalah sesuatu yang paling penting, yaitu tes mengenai apakah kita memiliki ‘akte kelahiran’ atau tidak. Saudara, memang di dalam 4 tes sebelumnya: kedekatan-kenyamanan bersama saudara seiman, kasih yang ada diantara kita, lalu yang kedua apa? Mengerti tidak bahasa yang dikomunikasikan. Yang ketiga? Ingin mencari tahu lebih dalam. Keempat? Mentaati hukum Tuhan. Ini memang bisa menjadi suatu patokan untuk menilai kita orang Kristen atau bukan, tapi Saudara ini bukan segala-galanya. Ada satu poin lagi yang lebih penting dari keempat hal ini, yaitu adakah kesaksian internal Roh Kudus di dalam hati kita yang mengatakan bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak Allah? Ini yang penting. Kita buka Roma 8:16, “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.” Saudara, di dalam diri setiap orang percaya pasti ada Roh Kudus dan setiap orang percaya pasti dimeteraikan oleh Roh Kudus yang menjadi tanda bahwa kita adalah anak-anak Allah. Tapi yang jadi masalah adalah nda semua orang percaya mengetahui dia memiliki materai Roh Kudus. Saya ulangi ya. Semua orang percaya, menurut kebenaran firman Tuhan, kalau dia sungguh-sungguh adalah anak Allah dia pasti memiliki Roh Kudus dan memiliki materai Roh Kudus itu dalam hidup dia, tetapi tidak semua orang Kristen yang adalah anak Allah sejati mengerti dan mengetahui bahwa dia memiliki Roh Kudus dan materai Roh Kudus itu dalam hidup dia. Ini adalah suatu kehidupan yang agak sayang, karena apa? Dia akan hidup di dalam suatu keraguan seumur hidup dia, dia belum bisa bersukacita dan bersyukur sepenuhnya dalam kehidupannya, padahal ini adalah kebenaran yang Tuhan nyatakan bagi kita. Saudara, dan inilah satu jaminan kepastian yang Tuhan ingin kita miliki dengan teguh dalam iman kita. Paulus ingin kita memiliki satu pemahaman akan panggilan keselamatan kita itu seperti apa, pilihan kita, jaminan bahwa ada materai itu dalam hidup kita, dan memang betul-betul ada materai Roh Kudus dalam kehidupan kita yang menyatakan bahwa kita adalah orang yang sudah dilahirbarukan oleh Roh Kudus. Nah Saudara, kalau kita belum memiliki ini lalu bagaimana? Saya bilang doa baik-baik, minta Tuhan karuniakan itu bagi kita, bertobat di hadapan Tuhan, akui dosa dan Tuhan akan mengampuni dosa, dan terima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Betul-betul meminta dengan belas kasih dan kerendahan hati di hadapan Tuhan untuk penebusan Kristus dan karunia jaminan keselamatan yang Tuhan anugerahkan bagi kita, juga materai Roh Kudus dalam hidup kita. Minta itu baik-baik.

Saudara sudah mendengarkan kebenaran, jangan anggap sepi kebenaran tetapi pegang janji Tuhan dan orang yang betul-betul memegang janji Tuhan dengan baik dan berpegang pada perkataan Tuhan sebagai satu kebenaran dia nda akan tinggalkan itu dan dia akan kejar itu sampai dia mendapatkan apa yang Tuhan janjikan. Kiranya Tuhan boleh memberkati kita dengan firman Tuhan hari ini. Mari kita masuk di dalam doa.

Kami bersyukur sekali lagi ya Bapa untuk firman yang boleh Engkau sampaikan bagi kami. Kiranya firmanMu ini boleh membuat kami untuk lebih menguji hati kami, diri kami, status kami sebagai anak-anak Tuhan di hadapan Engkau. Apakah kami adalah sungguh-sungguh warga negara dari pada Kerajaan Sorga, anggota-anggota dari pada keluarga Allah, merupakan bait dari pada rumahMu sendiri, atau bukan. Tolong kami ya Bapa, biarkan kami untuk terus memilki pengharapan di dalam Engkau dan tidak meninggalkan Engkau, tidak menjadi kecewa atau kendor tapi menyadari bahwa ini adalah anugerah terbesar yang boleh Engkau berikan dalam kehidupan kami sebagai orang-orang yang mengerti kebenaran. Tolong kami ya Tuhan, anugerahkan pengertian ini dan iman dalam hidup kami. Dan anugerahkan kepada kami satu jaminan dan kepastian akan diri kami adalah sungguh-sungguh anak Tuhan yang sejati. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami telah berdoa dan bersyukur. Amin.

[Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah]

0 Komentar

Comments