Memperkenankan Hati Tuhan, 28 Mei 2017

Ibr. 13:21

Pdt. Dr. Stephen Tong (VCD)

Kita minggu yang lalu telah membicarakan tentang Tuhan akan menggenapkan kita dengan melengkapi kita di dalam segala kebajikan,every good thing, segala kebajikan, lalu kita boleh menjalankan kehendak Tuhan. Saudara-saudara, apakah tugas terbesar manusia hidup di dalam dunia? Westminster Confession di dalam tanya jawabnya mengatakan, adalah untuk memuliakan Tuhan dan untuk menikmati Dia. Memuliakan Tuhan dan menikmati Tuhan, inilah manusia, karena manusia dicipta menurut peta dan teladan Allah. Nah manusia dicipta oleh Allah, dicipta untuk Allah. Tidak ada agama yang pernah mengajar lebih jelas daripada ini. Tidak ada alkitab dari pada agama apa yang memberikan petunjuk sesempurna seperti ini. We’re created by Him, through Him, and for Him. Kita dicipta dari Dia, itu Sumbernya. Kita dicipta melalui Dia, Kristus Pengantara. Dan kita dicipta untuk Dia, supaya Dia yang mendapatkan kemenangan, kesukaan, dan kesempurnaan kemuliaan melalui kita yang dicipta. Saudara-saudara, itu sebabnya hidup di dunia bukan untuk uang, hidup di dunia bukan untuk diri, hidup dunia bukan untuk menyenangkan orang lain, hidup dunia bukan untuk mengisi dan menyempurnakan ambisi-ambisi pribadi. Hidup dunia adalah untuk mencari apakah kehendak Tuhan, apa yang diperkenan oleh Dia dan apa rencana Dia di dalam seluruh alam semesta umumnya, di dalam diriku khususnya. Jikalau kita menemukan itu, lalu sinkronisasi antara apa yang harus saya kerjakan di dalam menggenapi rencana Tuhan bagi pribadiku dengan apa yang Tuhan kerjakan di dalam rencana seluruh alam semesta itu berpadu menjadi satu, itu keharmonisan yang membikin hidup kita paling puas dan paling sejahtera. Jikalau kita hidup hanya beberapa puluh tahun, ambisi dan kemauan hanya untuk diri sendiri, Saudara-saudara, meskipun engkau mencapai apa yang engkau inginkan sampai sebelum engkau tutup mata, engkau belum pernah mempunyai kesejahteraan yang sesungguhnya. Jikalau engkau bisa di dalam hidup berpuluh-puluh tahun ini selangkah demi selangkah mewujudkan apa yang Tuhan inginkan kepada dirimu dan apa yang Tuhan inginkan supaya dirimu sinkron dengan seluruh makro daripada rencana Dia di seluruh alam semesta, hidupmu akan mencapai satu perdamaian, kepuasan  yang luar biasa.

Carnegie, seorang yang terkenal di dalam administrasi, di dalam manajemen, di dalam perdagangan, mengatakan, “When you die, you die as a millionaire, woe to you.” Jikalau engkau mati hari itu tetap seorang miliuner, celakalah bagimu. Maksudnya apa? Karena waktu engkau mati masih begitu banyak uang yang engkau tidak mempunyai hak lagi mengatur, engkau harus tutup mata lalu itu menjadi senjata untuk orang-orang, anak-anakmu berperang satu dengan lain. Sebenarnya sebelumnya engkau sudah bisa atur semua. Sebelum engkau mati engkau masih mempunyai hak, engkau sudah menyelesaikan semua dengan akhirnya engkau pergi dengan tangan kosong karena sudah beres.Saudara-saudara, jikalau kita pada waktu di dunia ini tidak mencari kehendak Tuhan, tidak menjalankan kehendak Tuhan, hanya mau menginginkan, mencapai ambisiku, ambisiku, akhirnya pada saat engkau meninggalkan dunia satu sen pun engkau tidak bisa bawa. Satu keunggulan apa pun tidak bisa mengikuti engkau, engkau harus pergi dengan hampa. Ini beberapa tahun saya makin lama makin merasa hidup sangat terbatas, umur sangat terbatas, waktu sangat terbatas. Itu sebab setiap hari saya harus berbicara kepada saya,“yang sisa tidak banyak lagi, kalau-kalau Tuhan kasih saya 5 tahun lagi atau 10 tahun lagi, apa yang harus saya kerjakan, apa yang harus saya khotbahkan, apa yang harus saya capai demi memuliakan Tuhan?” Jikalau dari masih muda kita semua mempunyai pikiran seperti ini, maka hidup waktu yang ada pada kita, kita tidak hamburkan demi ambisi dan kemauan sendiri, melainkan kita terus mencapai apa yang Tuhan inginkan. Nah itulah nilai hidup yang paling berarti.

Itu sebab di sini dikatakan, Tuhan mau menggenapkan engkau dengan segala kebajikan. Karena memang kita diciptakan di dalam Kristus untuk melakukan kebajikan yang dipersiapkan bagi kita. Ini harus menjadi keyakinan. We believe goodness have been prepared for us to be accomplished. Kebajikan-kebajikan sudah disiapkan oleh Tuhan supaya kita mencapai, supaya kita diperlengkapi, sehingga kita melakukan kebajikan. Sesudah kebajikan-kebajikan yang dipersiapkan itu kita mencapai, baru kita bisa menjalankan kehendak Tuhan. Saudara-saudara, banyak orang kira dia menjalankan kehendak Tuhan itu kebajikannya. Justru terbalik, di dalam agama Kristen kebajikan belum pernah menjadi satu sumber yang bersifat antroposentris. Di dalam ajaran Alkitab belum pernah manusia menjadi satu titik di mana mulai keluar kebajikan. Tidak. Kebajikan merupakan sesuatu yang bersumber di dalam diri Allah, lalu ekstensinya melalui keselamatan, bekerja dalam hati kita, lalu persiapan-persiapan kebajikan yang disediakan Tuhan harap kita melakukannya. Saudara-saudara, kebajikan adalah satu buah bukan satu bibit. Kebajikan adalah satu buah dari pada Tuhan yang sendirinya bibit, bukan satu bibit yang berada di dalam diri manusia yang berdosa. Manusia yang berdosa belum pernah mungkin, belum pernah bisa, belum pernah tercatat dalam Alkitab dia adalah bibit kebajikan. Kebajikan itu adalah dari Tuhan, yang sendiri-Nya adalah bibit, sendiri-Nya adalah sumber.Dan kebajikan itu ditulis di dalam Galatia sebagai salah satu aspek dari buah Roh Kudus. Dan buahnya tunggal, bukan 9. One fruit, nine tastes. Satu buah, sembilan rasa. Di dalamnya termasuk kebajikan. Jadi Roh Kudus berada dalam diri kita, dia bekerja untuk menghasilkan buah kebajikan. Bukan saya sudah diselamatkan saya menjadi baik, saya berbuat baik. Yang benar-benar bisa menjadi baik adalah saya tidak melarang, tidak merintangi apa yang Roh Kudus kerja melalui saya sehingga Dia memakai saya menghasilkan buah kebajikan. Nah ini konsep kekristenan yang benar. The goodness is not your fruit, it’s a fruit of Holy Spirit. Kebajikan bukan apa yang bisa kau lakukan. Yang kau lakukan hanya adalah kejahatan, egois, dan segala sesuatu yang egosentris.

Dua ratus tahun yang lalu orang Perancis mengatakan, yang disebut dermawan adalah orang pinter, yang pandangannya jauh, dia melihat kalau dia berbuat baik dia akan mendapatkan imbalan lebih banyak, maka dia melakukan kebajikan menolong orang miskin dengan pura-pura. Itu pikiran yang sangat dalam. Kalau saya membaca buku seperti begini, membaca kalimat-kalimat seperti ini saya memikir ulang-ulang dan bandingkan apa itu dengan pengertian Alkitab. Seorang dermawan dia tahu “sekarang saya kasih seribu lalu nama saya akan disiarkan ke seluruh dunia, lalu orang-orang yang miskin besok akan menganggap saya baik. Dengan demikian kesempatan saya berdagang lebih besar. Dengan demikian saya mendapat imbalan untung lebih banyak.” Itu sebab dia memikirkan untung yang mungkin diperoleh maka dia memberikan pertolongan kepada orang lain. Itu bukan baik. Yang disebut baik adalah baik yang tidak minta imbalan, baik yang tidak meminta balasan. Yang disebut baik adalah baik yang memuliakan Tuhan, mengerjakan sesuatu untuk mengosongkan diri sehingga menjadi manfaat, menjadi pertolongan, menjadi sesuatu faedah bagi orang lain dan tidak memuliakan diri. Itu baru baik. “Orang dermawan adalah orang egois yang berkaca mata yang bisa lihat jauh,” itu singgungan, sindiran yang luar biasa. Saudara-saudara, di dalam diri kita, apa yang mungkin kita lakukan itu bukan kebajikan. Itu adalah kebajikan menurut ukuran manusia yang mendatangkan untung lebih banyak untuk diri kita. Itu namanya pura-pura. Itu namanya manusia yang munafik. Di hadapan Tuhan siapa sih yang benar? Di hadapan Tuhan siapa sih yang baik? Satu pun tidak. Paulus dengan jujur mengatakan,“di dalam diriku tidak ada kebajikan.”There is no goodness in my flesh. Yang ada pada kita adalah dosa. Dalil dosa yang terus bekerja dengan liciknya sehingga kita menipu diri kita sendiri. Saudara-saudara, di dalam diri kita tidak ada kebajikan karena Paulus berkata, we had been sold under sin. Kita sudah dijual di bawah dosa. Kita adalah budak dosa. Kita hanya melayani dosa-dosa yang sekarang belum muncul dan kita rasa diri kita baik karena kita bertopeng agama.

Saudara-saudara sekalian, dunia yang penuh dengan kemunafikan, kepura-puraan ini sangat perlu kembali kepada Tuhan. Maka Tuhan berkata, Dia melakukan kebajikan, melengkapi engkau, supaya kamu bisa menjalani kehendak Tuhan. Kalau Tuhan tidak melakukan kebajikan melengkapi kita, kita tidak mungkin menjalankan kehendak Tuhan. Jadi, kalau istilah “aku melakukan kehendak Tuhan, inilah kehendak Tuhan,” sudah begitu biasa keluar dari mulut kita, Tuhan melihat dunia ini, seorang pun tidak baik, seorang pun tidak ngerti, seorang pun tidak menjalankan kebajikan, tidak ada seorang pun yang mencari Dia. Ini 3 kali muncul dalam Kitab Suci, 2 kali muncul di dalam Mazmur dan diulangi lagi di dalam Roma 3:10-12. Saudara-saudara, Dia yang mengerjakan kebajikan, Dia yang melengkapi engkau dengan segala kebajikan, supaya engkau boleh menjalankan kehendak-Nya. Sesudah ini selesai maka ditulis lagi disambung dengan kalimat ini, yaitu, ‘dan engkau bisa berkenan dihadapan Dia’, melalui siapa? Melalui Kristus. Nah, bagian ini yang kita renungkan pada pagi ini. Jadi, Tuhan memakai Kristus, sebagai Pengantara di dalam hidup kita. Itulah sebab, Saudara-saudara, jikalau satu gereja terus mengajar tentang Kristus, jikalau suatu mimbar terus menekan dan membawa manusia melihat kepada Kristus, jikalau seorang hamba Tuhan dan semua majelis, semua pekerja-pekerja pelayan di dalam hidup mereka menyatakan Kristus, berbahagialah zaman itu. Paulus mengatakan,“kami mempermuliakan Kristus sebagai Tuhan,” dan Paulus menyatakan, “kami menyatakan Kritus yang hidup melalui hidup sehari-hari kami,”to live up Jesus Christ and speak out Jesus as the Lord, ini 2 bisa saling berkaitan dengan satu dan lain. Paulus menghidupkan Kristus yang dikabarkan, maka Paulus mengabarkan Kristus yang dihidupkan. Jadi, my life is Christ, my word is about to proclaim Christ is the Lord.  Di dalam hidup sehari-harinya dia menyatakan Kristus, setelah engkau melihat Kristus melalui hidup yang dilakukan, hidup Kristus yang diwujudkan, dimanesfestasikan dari kelakuan, lalu engkau mendengar kesaksian dia adalah Kristus sebagai Tuhan.

Orang yang mengatakan Kristus sebagai Tuhan, engkau teliti apakah hidup di men-Tuhankan Kristus. Gereja yang memberitakan Kristus adalah Juruselamat coba diteliti gereja itu betul-betul menyelamatkan dunia, mengabarkan injil supaya orang dunia mendapat keselamatan atau tidak. Jikalau di dalam pengakuan kita Yesus adalah Tuhan, tapi di dalam hidup sehari-hari kita, kita tidak men-Tuhankan Dia, jikalau demikian bukankah kita menjadi saksi-saksi yang palsu, bukankah kita menjadi penipu-penipu yang berjubah agama, bukankah kita menjadi orang yang berpidato-pidato demi profesi, tetapi bukan dengan kesungguhan hati?Hal yang paling indah di dalam kekristenan adalah kesungguhan, hal yang paling bermutu di dalam kesaksian adalah kesejatian. Hal yang paling ditegur oleh Kristus di dalam dunia adalah munafik. Yesus berkata-kata, beratus-ratus kali “Celakalah kau Farisi yang munafik, celakalah kau ahli Taurat yang pura-pura, celakalah engkau ahli Kitab Suci yang tidak jujur, yang pura-pura.” Saudara-saudara sekalian, kesungguhan, kesejatian, kejujuran kalau sudah hilang dari gereja, gereja sangat mungkin dicemooh, dihina, dan dibuang oleh masyarakat. Manusia dalam dunia perdaganan lihat yang licik, yang palsu, yang pura-pura, yang bohong begitu banyak. Kalau sudah sampai gereja menemukan lagi bohong, palsu, tipu, pura-pura, apa gunanya datang ke gereja. Justru di tempat dimana orang Kristen berkumpul, menyatakan kesungguhan, kesejatian, kejujuran, itulah keindahan Tuhan melalui kita.

Saudara-saudara sekalian, itu sebab Tuhan mengerjakan kebajikan ini, supaya kita menjadi orang yang boleh melakukan kehendak-Nya.Dan disini dikatakan melalui Kristus, Dia akan mengerjakan terus di dalam hati kita. We are created trough Christ, we are recreated trough Christ again, kita disempurnakan, diciptakan ulang melalui Kristus lagi. Pasal 13, yang tadi kita baca dikatakan, dengan bagian yang ke-3, pertama, Dia lengkapi kita dengan kebajikan. Kedua, kita bisa menjalankan kehendak Allah dan bagian yang ke-3, “dan Dia mengerjakan di dalam diri kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus.” Saudara-saudara, berarti Dia bekerja untuk kita boleh mencapai sesuatu menyenangkan Dia, mencapai sesuatu yang berkenan kepada Dia, to please Him. Saudara-saudara, melalui Kristus untuk mencapai sesuatu, yang kita kerjakan untuk menyenangkan Kristus. Jadi, Kristus mau kita mengerjakan sesuatu sesuai dengan apa yang Dia mau, karena Kristus sendiri pada waktu di dalam dunia, Dia selalu menyenangkan Tuhan Allah dan sekarang Dia mau kita menjadi orang Kristen yang menyenangkan Dia sendiri. Kristus mau kita hidup menyenangkan Kristus sendiri dan TUHAN pakai Kristus bekerja di dalam diri kita, itu artinya. Saudara-saudara, kita digarap oleh Tuhan seumur hidup, digarap oleh Tuhan. Sehingga, kita musti belajar, musti ingat kembali sehingga imitasi Kristus. Tadi, saya berkata gereja yang terus memberitakan Kristus, merenungkan Kristus, membelajar dari Kristus dan orang-orang Kristen senantiasa mengikut teladan Kristus, itulah gereja yang diberkati dan memberkati dunia. Ini konsisten dengan apa yang diajarkan oleh penulis Ibrani pada pasal ke-3:1, “kita harus selalu merenungkan tentang Dia, yaitu Utusan yang Agung dari Tuhan Allah. Dia adalah seorang Imam yang Besar.” Di sini diberikan 2 istilah, ‘Dia utusan Agung dari Allah’ dan ‘Dia adalah Imam yang Besar.’Sebenarnya pasal 1, mengatakan Yesus utusan Allah dan pasal ke-2 adalah Imam yang Besar. Setelah pasal 1 mengatakan Kristus adalah Utusan Allah yang Agung dan ke-2 adalah Imam yang Besar, baru pasal ke-3 mengatakan “mari kita merenungkan Dia, yang kita anggap sebagai Utusan yang besar dari Tuhan, sebagai Imam yang besar yang menengahi Tuhan dan kita.”

Saudara-saudara, pasal pertama Ibrani mengatakan Tuhan mengutus Anak-Nya ke dalam dunia, yang diutus itu adalah yang lebih tingi daripada semua malaikat, Allah mengurapi Allah, Allah diurapi Allah, dan ini tidak ada di dalam Kitab lain lebih jelas daripada ke-2 Pribadi muncul di dalam 1 ayat, “Allah, karena Engkau mencintai keadilan, Engkau membenci kejahatan, maka Allah-Mu mengurapi Engkau dengan minyak surgawi,” ini ayat Tritunggal.God annointer, God to be annointed, and Holy Spirit to be the Oil Annointment, Allah Bapa memakai Allah Roh Kudus untuk mengurapi Allah Anak. Allah Anak yang membenci kejahatan, yang melakukan keadilan, diperkenan oleh Allah Bapa dan Allah Bapa memberikan sesuatu urapan dengan minyak sukacita. Minyak sukacita membikin Kristus rela, rela dihina, rela disiksa, rela menderita, rela dihakimi, rela naik ke atas kayu salib karena Dia diurapi dengan minyak sukacita, Roh Kudus memenuhi Dia, Dia rela, Dia mau menderita bagi kita. Dan saudara-saudara, inilah Utusan daripada Allah.Diantara semua malaikat siapa yang pernah mendengarkan kalimat, “You are My Son, I beget You. Engkaulah Anak-Ku yang hari ini Aku memperanakkan Engkau”?Dan Dia menjadi utusan Allah, itu sebab Dia datang ke dunia melakukan kehendak Allah. Pasal ke-2 mengatakan Yesus adalah Imam Besar, kalau pasal pertama Yesus diutus, pasal ke-2 Yesus menjadi Pengantara antara manusia dengan Allah.Yang disebut Imam adalah berada di tengah-tengah manusia berdosa dan Allah yang Suci, yang disebut Imam adalah yang melakukan hal-hal agama untuk mengganti manusia dan diperkenan dihadapan Allah. The mediator between God and man, to serve man berfore God and to represent God before man, mewakili Allah dihadapan manusia, mengerjakan sesuatu yang berkenan kepada Allah mengganti manusia dan mewakili Tuhan memberitakan pengampunan kepada manusia, itu imam. Kristus yang diutus oleh Allah, Kristus yang berdiri ditengah Allah dan Manusia, Dialah satu-satu-Nya yang kita sebut sebagai Imam Besar, kita sebut sebagai Utusan yang Agungdari Tuhan Allah, mari kita merenungkan Dia.

Dan Kristus pada waktu di dalam dunia, Dia adalah satu-satunya yang mengerjakan segala sesuatu, tidak pernah melawan kehendak Allah. Dia adalah satu-satunya manusia, ada Adam yang kedua, yang seratus persen mentaati seegala perintah Allah. Dan di sini rahasianya bagaimana manusia diperkenan. Ketaatan Kristus menjadi sumber ketaatan, ketaatan menjadi contoh ketaatan, ketaatan Kristus di hadapan Allah menjadi wakil ketaatan. Saudara-saudara, sekali lagi, Kristus taat kepada Allah ini menjadi sumber ketaatan, Kristus taat kepada Allah ini menjadi wakil ketaatan, Kristus taat kepada Allah menjadi contoh ketaatan. Sehingga manusia kalau mau taat kepada Allah, hanya terlebih dahulu mungkin kita taat kepada Dia melalui kita taat kepada Kristus. Di dalam ketaatan Kristus kepada Allah, kita taat kepada Allah melalui Kristus. Di dalam ketaatan Kristus dan Kristus taat kepada Allah, baru ketaatan kita itu diperkenan oleh Tuhan Allah. Kristus, only Christ, only Christ, sola Christos. Jangan lupa doktrin Reformed sudah membikin pondasi yang begitu kuat dan seluruhnya berdasarkan daripada ajaran Alkitab, untuk setiap zaman mengajak manusia kembali kepada Tuhan, melalui apa yang sebagai petunjuk penuh prinsip Alkitab yang komperehensif seluruhnya. Hanya melalui Kristus kita diperkenan oleh Allah karena Kristus yang taat kepada Allah menjadi contoh, menjadi sumber, menjadi kekuatan, menjadi wakil kita. Sebagaimana Adam, orang pertama yang mewakili seluruh umat, Kristus juga adalah orang kedua yang mewakili seluruh umat. Orang pertama mewakili seluruh umat, dia wakil yang gagal, karena dia berontak, dia antroposentris, dia melawan, dia menolak pimpinan Tuhan, sehingga akhirnya diusir keluar dari taman Firdaus. Adam keluar dari taman Eden dan disitu kita melihat, ada pedang yang berputar-putar merupakan api yang berada di dalam tangan Kerubium untuk menghentikan manusia kembali kepada Allah. Separasi karena dosa, manusia tidak bisa kembali kepada Allah karena berontak, itu tercantum di dalam Kejadian pasal 3. Tapi di dalam Perjanjian Baru kita melihat, di dalam pengaliran darah, penderitaan Kristus, kematian-Nya dipaku di atas Golgota, Dia membawa kita kembali berdamai dengan Tuhan Allah. Taman Eden adalah taman yang manusia berontak, Taman Getsemani adalah taman yang manusia taat kembali kepada Allah. Taman Eden adalah taman dimana wakil seluruh umat manusia sedang menjadikan diri pusat hidupnya, Taman Getsemani adalah taman dimana wakil seluruh umat manusia yang kedua, Kristus, menjadikan Tuhan yang pusat hidup-Nya. Di dalam hidup Adam, antroposentris, di dalam hidup daripada Yesus Kristus, teosentris. Di dalam dirinya Adam, manusia yag menjadi pusat, di dalam diri Kristus maka Tuhan yang menjadi pusat.

Kemarin malam Yohanes Lilik telpon sama saya, dan saya tanya tentang arah daripada teologi Reformed di Amerika. Dia mengatakan satu kalimat yang saya sedih sekali. Orang Reformed pun sekarang tafsiran Alkitabnya lebih antroposentris. Saya kadang-kadang keluar kalimat, “kalau begini buat apa you studi di situ?” Yohanes Lilik adalah seorang berjiwa penginjilan dan dia adalah salah seorang yang suka penginjilan, tapi sudah mempersiapkan diri dengan sistematik yang kuat luarbiasa. Tapi dia tidak mau berhenti di sistematik, dia mau terjun ke dalam penginjilan, dia minta kita doakan mungkin dia akan pindah sekolah ke South Africa, karena di Afrika Selatan ada beberapa profesor yang sungguh-sungguh menginjili dan sungguh-sungguh menjadi orang yang paling baik di dalam mendidik misiologi dan penginjilan. Kita akan doakan dia, saya serius. Saya tidak anggap gerakan di Indonesia ada gerakan Reformed yang harus minta uang atau harus ikut teladan Reformed di Amerika. Nothing, but Bible. Kita kembali kepada Alkitab, siapapun tidak bisa menghalangi kita, kita harus taat kepada Kitab Suci , kembali ke Firman Tuhan. Dan Vrije University di Amsterdam, pada permulaan abad ke-20 mereka begitu setia kepada Alkitab dan mereka lepas diri dari Gereja Gereformed di Belanda. Tetapi 80 tahun kemudian menjadi liberal. Berarti, setelah pendiri pertama mati, kedua, ketiga, pelan-pelan menyeleweng. Gereja Reformed di sini mulai dengan satu kejujuran kembali kepada Alkitab.Saya jelas, tidak ada ambisi apa yang lain kecuali membawa gereja kembali kepada Firman Tuhan, doktrin yang benar, tidak ada hal lain. Tetapi kalau 50 tahun lagi gereja ini menyeleweng dan sebagainya, mengulangi apa yang terjadi di Barat, saya akan sangat sedih. Itu sebab berdoa supaya pemimpin-pemimpin penerus adalah orang-orang yang sungguh-sungguh taat, orang yang sungguh-sungguh tidak bermain-main. Semua majelis-majelis, jangan kira engkau sudah punya kuasa di dalam organisasi engkau boleh sembarangan merubah apa yang ditetapkan dengan dalil-dalil yang paling penting, dan semua kesetiaan harus dipelihara atau engkau keluar, tidak ada jalan lain.

Saudara-saudara, Kristus, hanya di dalam Kristus dan diri Kristus yang taat mutlak kepada Allah, menjadi sumber, menjadi contoh, menjadi wakil daripada umat manusia. Mari kita kembali kepada Kristus. Riverside Church yang didirikan dengan uang mayoritas dari keluarga Rockefeller yang saya sangat tidak setuju. Bangun gereja bukan milik satu keluarga. Bangun gereja bukan bersandar kepada satu dua orang kaya, tapi biar setiap orang berbagian meskipun uang tidak banyak, amin? Sampai jadi. Riverside Church, pernah terjadi pada tahun 35 seorang naik mimbar berkhotbah melihat satu kertas, dia baca, bukan [mobil, Red.] Kijang yang menghalangi, tapi di atas kertas itu ditulis satu kalimat, pengkhotbah ini kaget:Pastor, please mention the name of Jesus Christ, we had long absence from hearing His name. Kita sudah lama tidak dengar nama Yesus, silahkan sebut sedikit tentang Yesus. Gereja tidak lagi pentingkan Kristus, gereja tidak pentingkan ajaran Tuhan, gereja tidak pentingkan teladan Yesus Kristus, gereja itu mulai merosot, mulai menyimpang, mulai keluar daripada pekerjaan Tuhan. Gereja yang bisa menampung 2500 tempat duduk, sekarang di New York, saya ikut berapa kebaktian di situ, tidak lebih dari seribu orang. Dan mereka menyetujui homoseks, mereka menyetujui akan beberapa ajaran dari komunisme, sudah menyimpang daripada kebenaran Alkitab yang baik. Saudara-saudara sekalian, Tuhan mengerjakan kebajikan di dalam dirimu melalui Kristus, karena hanya melalui Kristus itu mungkin terjadi. Latihan bagaimana ketatnya di dalam agama supaya kita menjadi baik, itu tidak mungkin. Manusia sudah berada di dalam dosa, sudah jatuh di dalam dosa. Satu-satunya kunci membawa kita kembali adalah Kristus, kita kembali melalui Kristus kepada Tuhan Allah. Dan melalui Kristus dia akan menggenapi, sesuatu untuk berkenan kepada Kristus itu sendiri. To please Him, menyenangkan Dia. Kita hidup bukan untuk menyenangkan diri, kita hidup untuk menyenangkan Dia.

Nah ini adalah teladan Yesus Kristus selama hidup di dalam dunia. Pada waktu Dia masih umur 12, keluar dari mulut-Nya satu kalimat yang konsisten. Nah ini kalimat-Nya yang paling penting yang pernah keluar dari mulut seorang anak umur 12 sepanjang sejarah manusia, tidak pernah ada anak umur 12 mungkin keluarkan kalimat itu. Waktu dicari di Yerusalem, “Engkau tidak tahukah papa-mama Mu susah payah mencari Engkau?” Yesus tidak mengatakan, “Sorry ya, Aku lupa ikut kamu pulang,” Yesus menjawab, “Kenapa mencari Aku? Tidak tahukah bahwa Aku harus selalu di rumah Bapa-Ku? Tidak tahukah Aku harus mengerjakan pekerjaan Bapa-Ku?” Hanyalah Anak yang bisa bicara kalimat ini mungkin mengatakan kalimat mirip, “O Bapa, Aku sudah selesaikan tugas yang Kau mandatkan kepada-Ku.” Dari masih kecil Dia sudah mempunyai satu niat: to do the will of God, to do the will of God, to accomplished His plan, and to please Him. I should be in His house, I should do His work. Melayani Tuhan, berkenan kepada Dia, menjalankan kehendak Dia, itulah beban yang terus-menerus di dalam hati Yesus sejak Dia masih umur 12. Mengapa umur 12? Kalau orang Yahudi umur 12 dibawa ke Yerusalem, lalu ditumpangi tangan, diganti pakaian, dikenakan jubah, dan mulai hari itu  disebut bar mitzvah. Istilah mitzvah di dalam bahasa Ibrani adalah Taurat, bar mitzvah berarti mulai hari ini engkau anak Taurat, engkau ditugaskan menjalankan Taurat, bertanggung jawab Taurat, engkau harus dihukum menurut Taurat, engkau berkewajiban melaksanakan Taurat. Bar mizvah. Orang Yahudi semua umur 12 musti dibawa lalu ditumpang tangan, ditahbiskan untuk menjadi anak Taurat. Saudara-saudara sekalian, kalau negara-negara umur 18 baru disebut dewasa, umur 21 disebut dewasa, tuntutan Yahudi 2000-3000 tahun yang lalu bukan 20, bukan 18, umur 12. Umur 12 sudah harus bertanggung jawab, harus tahu diri, harus belajar. Mereka mulai umur berapa dibawa ke dalam rumah sembahyang sinagoge? Umur 5. Umur 5 belajar, umur 12 ditahbiskan, setelah itu bertanggung jawab sebagai anak Taurat. Sammpai hari ini menurut Clarence Benson, seorang doktor di dalam education, tidak ada agama yang membuang waktu lebih banyak untuk mendidik iman kepercayaan agama mereka dibanding daripada orang Yahudi. Jikalau Protestan kira-kira kurang dari 100 jam, Katholik lebih ddari 150 jam, maka orang Yahudi lebih dari 260 jam setiap tahun mendidik agama, agama, agama. Itu sebabnya kalau orang dapat kesusahan ngomel kepada Tuhan, maki-maki Tuhannya, tapi orang Yahudi sudah kehilangan negaranya 2000 tahun tetap beribadah kepada Tuhan, iman mereka tidak gampang digoncangkan karena kesulitan. Mereka dididik begitu ketat dan mereka tahu agama mereka itu benar. Yang menjadi kendala satu-satunya, mereka tidak mau Kristus. Mereka mau Perjanjian Lama, tidak mau Kristus. Mereka berdoa supaya Mesias datang, Mesias dikirim mereka paku Dia di atas kayu salib. Itu menjadi satu hal yang mematikan, menghancurkan Yudaisme sampai hari ini. Sebenarnya di dalam Kristus baru engkau betul-betul melihat Dia Anak Allah, di dalam Kristus baru mengetahui apa yang disebut sempurna dari Taurat, Kristus menyempurnakan Taurat.

Nah, Saudara-saudara sekalian, Kristus pada waktu umur 12 mengatakan, “I come to please You, to do Your will. I should be always in Your house. Aku selalu berada di rumah Tuhan.” Lalu pada waktu Dia di dalam Yohanes 5:17-18, Dia mengatakan, “Like My Father working until today, Me too. Aku bekerja seperti BapaKu sampai hari ini.” Dia mempersamakan diri dengan Tuhan Allah. Kalimat itu keluar dari mulut Dia, orang Yahudi ambil batu mau melempar Dia sampai mati, karena Dia mempersamakan diri dengan Allah. Di dalam Yohanes, Dia mengatakan satu kalimat lagi, “Aku senantiasa mengerjakan sesuatu berkenan kepada Dia.” Waktu Dia mengatakan kalimat itu, banyak orang yang percaya kepada Dia. Saya pernah baca ayat itu terus menangis, saya sangat terharu, seolah-olah saya diberi kunci menemukan satu rahasia: bagaimana membikin orang beriman kepada Tuhan adalah satu-satunya cara engkau senantiasa memperkenan Dia. Always please God. Always to be delighted by God. di dalam setiap perkara, setiap pekerjaan, setiap kalimat, setiap pikiranmu, senantiasa memperkenan Tuhan. Itu satu-satunya rahasia bikin orang percaya kepada Tuhan melalui engkau. Yesus berkata, “Aku selalu mengerjakan yang diperkenan oleh Bapa.” Alkitab mengatakan, ayat itu selanjutnya, “Maka di situ banyak orang percaya kepada Dia.” Sangat mengharukan bukan? Siapa dalam dunia ini yang berani mengatakan, “Aku senantiasa memperkenan Tuhan”? “Aku selalu setiap waktu mengerjakan sesuatu untuk menyenangkan Bapaku di Sorga”? Kalau gereja ini banyak orang seperti ini, gereja ini berbahagia. Kalau hidupmu penuh dengan kemauan memperkenan Allah, hidupmu bahagia karena orang demikianlah yang diperkenan di Sorga. Tuhan mengatakan, “Ini Anakku yang Kukasihi.” Atau, “Ini AnakKu yang Aku senang kepadanya.” Karena apa? “Dia selalu memperkenan Aku.”

Dan Yesus yang mengatakan kalimat-kalimat seperti ini, akhirnya Dia mengatakan, “Oh Bapa, muliakanlah Aku sebagaimana Aku sudah pernah memuliakan Engkau di dunia ini.” Baru di situ ada suara dari Sorga mengatakan, “Aku sudah memuliakan Engkau dan Aku akan memuliakan lagi.” Yesus memuliakan Allah dan Dia berani minta kepada Allah untuk memuliakan Dia. Di dalam Alkitab cuma 1 kali, manusia minta Bapa memuliakan Dia. The only time to ask God to glorify man, itu di situ. “Aku sudah memuliakan Engkau. Sekarang Aku minta Engkau memuliakan Aku.” Saudara-saudara, kita hidup di dunia banyak diserang orang, banyak disalah ngerti, banyak difitnah, diumpat, itu semua kecil. Yang penting Tuhan mau memuliakan engkau atau tidak? Dan Tuhan bagaimana memuliakan seseorang kecuali orang itu senantiasa hidup hanya untuk memuliakan Tuhan? Saya selama ini dicela, tidak dingerti, difitnah atau ditulis di dalam internet dsb., dimaki orang, saya nggak pernah perduli, karena apa? Itu bukan panggilan, bukan tugasku untuk membela diri. Tugasku, saya jelas, adalah untuk memberitakan firman, memberitakan Injil, memberitakan Alkitab kepada orang lain. Tetapi kalau orang lain menyerang Dia, itu menyerang saya, itu kebebasan dia, biar dia tanggung jawab sama Tuhan. Akhirnya, bagaimana menyelesaikan ini, saya serahkan kepada Tuhan, ‘Tuhan, kalau Engkau mau memuliakan hamba-Mu, terserah. Kalau tidak, memang saya tidak layak menerima apa-apa.’ Yesus di dalam dunia ini mempunyai sikap seperti ini. Dan pada waktu Yohanes 17, itu satu-satunya pasal Anak Allah berdoa kepada Bapa di Sorga, dan Dia mengatakan, “Bapa, Aku sudah mengerjakan kehendakMu di dunia ini. Di dunia ini, Aku sudah memuliakan Kamu, sekarang muliakanlah AnakMu.” Dan Tuhan berkata, “Aku sudah memuliakan namaMu dan Aku akan memuliakan lagi.”

Saudara-saudara, terakhir di Getsemani, Yesus Kristus berkata, “Jikalau mungkin, ya Bapa, singkirkan cawan ini daripadaKu. If it is possible, remove this cup. Please!” Kalau mungkin, singkirkan cawan ini. Karena apa? Karena terlalu pahit, terlalu sulit. Buat Yesus Kristus, cawan itu bukan mati. Yesus bukan takut mati. Yesus bukan tidak mau mati. Jikalau Yesus tidak mau mati, kenapa Dia datang ke dunia? Dia justru datang ke dunia untuk mati, menurut Ibrani 2:14. Yesus kenapa datang ke dunia? Dia sengaja mau mati supaya boleh mengganti engkau dan saya. Dan Yesus Kristus berkata, “Kalau mungkin, singkirkan cawan ini!” Cawan ini bukan mati, cawan ini adalah terpaksa harus dipisahkan dari Allah Bapa, itu yang Dia tidak mau. “Mengapa Saya harus dipisahkan dengan Engkau, Bapa?” Perpisahan antara Anak dan Bapa, itu bukan kehendak Anak. Perpisahan antara Bapa dan Anak juga bukan kehendak Bapa. Karena Allah Bapa tidak mau menginginkan perpisahan dan perceraian. Allah Bapa mau perdamaian dan persatuan. Itulah sebabnya, maka Dia kirim Kristus. Tapi di sini terjadi satu paradoks yang Allah Bapa pun tidak ada cara lain. Dengar baik-baik! Demi memperdamaikan manusia yang berdosa dengan Allah sendiri, demi mempersatukan engkau yang sudah cerai dari Allah, kembali kepada Allah sendiri, satu-satunya jalan, Dia harus mengorbankan AnakNya. Harus cerai, harus pisah, harus separasi. Itu bukan kehendak Allah, itu juga bukan kehendak Anak Allah. Allah Anak tidak ingin bercerai dengan Allah Bapa. Allah Bapa tidak ingin memisahkan diri dengan Allah Anak . Tetapi demi engkau dan saya, yang sudah berdosa, harus terjadi pengorbanan seperti itu, maka Dia mengirim Kristus untuk akhirnya mati dan dipisahkan. Sebelum Kristus mati, Dia berkata, “If it is possible, please remove this cup from Me. But not My will be done, Your will be done. Bukan kehendakKu yang terjadi tetapi kehendakMu yang terjadi. Bukan apa yang Saya inginkan terjadi, kehendakMu yang terjadi.”

Apakah di dalam ayat ini memberikan satu indikasi: ada kemungkinan kehendak Kristus yang berlainan dengan kehendak Allah Bapa? Nah ini teologi.Kalau sudah sampai kepada tahap seperti ini, maka kita memikirkan apakah Allah Bapa mempunyai kehendak lain? Allah Yesus mempunyai kehendak lain? Sehingga Dia dua tidak klop, sehingga Anak mengatakan, perlu mengatakan, “Bukan kehendakKu tapi kehendakMu yang terjadi.”? Bukan! Saudara-saudara, di sini hanya mengatakan: Allah Bapa mempunyai kehendak sebagai sesuatu Pribadi yang berbeda dengan Allah Anak mempunyai kehendak sebagai Pribadi yang berbeda. Ini poinnya. Dan demikian kita melihat, Allah Bapa bukan Allah Anak, Allah Anak bukan Allah Bapa, sehingga kita tidak bisa menerima Unitarianisme, kita tidak menerima Allah Tunggal yang tanpa Tritunggal. Kita percaya Allah Tritunggal adalah Allah yang Tunggal tapi Tri Pribadi. Kita percaya Allah yang Tri Pribadi adalah Allah Esa yang satu substansi. Dari mana tahu? Karena Allah Bapa mempunyai kehendak sebagai sesuatu unsur Pribadi sendiri. Allah Anak mempunyai kehendak di dalam unsur kepribadian sendiri. Not My will be done, but Thy will be done. Tetapi tidak berarti Allah Bapa dan Allah Anak mempunyai rencana yang berbeda.Allah Anak pada waktu menjadi manusia, Dia tidak menginginkan, bukan kematian, terjadi perceraian antara Oknum Pribadi dan Oknum Pribadi yang kedua. Itu sebab Dia minta doa itu. Tapi Dia mengetahui, puncak doa bukan minta Tuhan sesuai kehendak kita, dengar! Puncak doa adalah kita sesuai dengan kehendak Tuhan. Jangan doa minta Tuhan sesuai kehendak kita, tetapi berdoa supaya kita sesuai kehendak Tuhan. Ini Reformed. Ini prinsip Alkitab.

Sekali lagi saya mengatakan, Saudara mungkin mengetahui ada satu buku “Doanya Yabes”. Tahu nggak? Itu seluruh dunia sudah jual lebih 2 juta jilid. Sampai tahun lalu. Itu doa Yabes, sekarang sudah dijadikan kelompok-kelompok seminar untuk mendidik mengajar, memberikan kepada mereka les bagaimana bisa berdoa seperti Yabes. Seolah-olah doa Yabes doa yang paling indah, yang paling contoh, yang paling sempurna untuk mendidik seluruh Kristen di dunia. Itu satu hal yang sama sekali salah. Saya sudah terima surat di dalam 2 bulan, maki saya, kenapa menyerang orang lain, menganggap diri lebih baik, sombong, bukankah semua Kristen sama? Saya berkata, tidak sama! Ada Kristen yang setia kepada Alkitab, ada Kristen yang ambisi diri, ada Kristen yang menyeleweng dari Alkitab. Tidak sama! Tidak bisa karena orang berani plang gereja, maka saya akui dia gereja. Tidak bisa karena ada orang mengatakan dia pendeta, saya mengaku dia Hamba Tuhan, tidak bisa! Sekali lagi saya berkata kepada Saudara, Tidak sama! Itu sebab engkau harus pintar-pintar membedakan siapa yang setia kepada Alkitab, siapa yang tidak? Jangan pakai emosi untuk mencintai orang yang dekat dengan engkau saja. Tetapi dengan sungguh-sungguh mengutamakan kebenaran Tuhan lalu di situ setia kepada firman Tuhan, baru engkau menangin yang lain.

Saudara-saudara, doa Yabes adalah doa antroposentris, doa Yabes adalah mementingkan bagaimana untung, bagaimana memperluaskan diri. Tidak salah orang minta untung, tidak salah minta berkelimpahan. Saudara minta usahamu maju, tidak salah. Kita minta gereja kita maju, tidak salah. Tetapi saya mau tanya, jikalau gereja kita gereja yang tidak taat kepada Alkitab, maju untuk apa, ngerti nggak? Jikalau gereja kita adalah gereja yang menyeleweng dari firman Tuhan, makin maju makin malu, makin banyak anggota makin banyak penyelewengan. Jangan kira kalau jumlah banyak itu hebat, jangan kira kalau gereja besar itu berkat, jangan kira kalau kita bisa membangun gedung gereja itu megah, yang penting adalah apakah yang menjadi jumlah dan apa yang menjadi kualitas itu berpaduan atau tidak. Jikalau yang diajarkan bukan Alkitab yang berkembang makin banyak, itu hal yang mempermalukan, Saudara-saudara. Kiranya Tuhan memberikan kepandaian kepada diri kita secara rohaniah, bijaksana berdasarkan kesetiaan kepada Tuhan. Mengapa doa Yabes dicetak berjuta-juta jilid, lalu diajarkan, lalu bikin kelompok-kelompok, bikin seminar-seminar untuk mengajar orang Kristen doa Yabes? Kenapa kita tidak cetak buku doa Bapa Kami, lalu dicetak berjuta-juta untuk melatih orang Kristen berdoa mengikuti apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus? Itu yang saya jengkel, itu yang saya marah-marah. Kalau saya marah-marah orang bilang, “Oh nggak ada Roh Kudus, kalau marah-marah sombong sendiri, dirinya yang benar, dirinya yang hebat, semua dimaki-maki.” Bukan itu. Saudara-saudara, yang penting adalah supaya orang sadar bahwa yang prinsip Alkitab itu adalah membawa kita kembali kepada Tuhan. Kelompok-kelompok didirikan lalu ada kepala kelompok mendidik orang, men-seminarkan bagaimana berdoa seperti Yabes.

Kenapa tidak mengajar orang berdoa seperti Yesus Kristus? Karena doa yang seperti ini yang paling sulit, “Bukan kehendak-Ku yang terjadi, kehendak-Mu yang terjadi.” Di dalam usahamu kamu berdoa ini nggak? “Tuhan bikinlah toko saya makin laku 10x, bikin bank saya makin berkembang, bikin nasabah saya tambah 100x,” itu doa yang umum, itu doa yang lumrah, tidak salah, tetapi jikalau itu dijalankan selalu seleweng dan tidak jujur itu tidak boleh. Lebih baik engkau berdoa, “Kehendak-Mu yang jadi, Bapa; kalau bukan kehendak-Mu, apa yang jadi pun tidak ada gunanya.” Yesus Kristus berkata, “Bukan kehendak-Ku tetapi kehendak-Mu yang jadi,” nah itulah doa teosentris. Saudara bandingkan ini dengan Getsemani, yang dikatakan oleh Adam adalah satu kalimat yang belum jelas, yang kita tidak dengar secara harafiah, tetapi sesungguhnya, “Bukan kehendak-Mu tetapi kehendakku yang jadi.” Kehendakku itu kehendakku melulu, kehendakku sempurna, kehendakku murni? Tidak, karena kehendakku sudah dipengaruhi oleh kehendak Setan. Setan mengatakan jangan dengar kalimat dari Tuhan, Setan mengatakan jangan percaya, Setan bilang makan saja. Lalu Adam dan Hawa makan, waktu dia makan kehendak Allah yang disingkirkan, kehendak Setan yang ditaati. Saudara-saudara, di dalam dirimu si aku sendiri itu selalu ada pengaruh dari suara Setan, sehingga kalau engkau mengatakan bukan kehendakku maka engkau gampang menjalankan kehendak Tuhan. Minggu lalu saya sudah terangkan poin ini: pada saat engkau menyangkal diri, engkau gampang menjalankan kehendak Tuhan. Pada saat kita menyangkal diri, kita gampang menjalankan kehendak Tuhan; pada saat kita mempertahankan keinginan diri, di situ kita sulit menjalankan kehendak Tuhan. Nah Setan selalu memakai cara-cara sehingga engkau memikirkan diri, diri, diri.

Gereja-gereja ada caranya bikin orang terus terikat di gereja dia: kasih tugas yang berat. Manusia itu ikut gereja ini-itu, sampai di satu gereja dijadikan majelis. Sudah dijadikan majelis dia rasa, “Wah saya dipentingkan di sini, karena diri saya dihargai,” dia mempunyai sense of belonging di situ. Dan ada orang mengatakan, “di sini kok sudah lama saya tidak dijadikan apa-apa, di sini saya tidak disuruh ini-itu,” mulai benci sama gereja itu. Yang cinta gereja ini karena dirimu berbagian, yang tidak cinta gereja karena dirimu belum berbagian, sama-sama engkau terjebak kepada diri menjadi pusat. Saudara-saudara, mari kita belajar, “Kalau saya tidak dikenal, tidak dipakai, dan tidak dipercaya apapun, tetapi di sini ada kebenaran, tetap di sini.” Kalau saya dipakai di sana tetapi di tempat-tempat itu tidak ada kebenaran sungguh-sungguh, saya tetap hatinya tidak di situ. Di Manado ada seseorang yang istrinya tiga minta dibaptiskan, ditolak sama seorang pendeta, “Tidak bisa, engkau istri 3 tidak bisa dibaptiskan.” “Jadi bisa tidak?” Wah dia mulai main ultimatum. Pendeta bilang, “tidak bisa.” Satu bulan lagi dia kembali, “Lu sombong ya, pendeta sombong, masih muda, tolak saya dibaptiskan. Tahu tidak, saya sudah diterima di gereja lain, bukan saja dibaptiskan, saya jadi ketua majelis di situ.” Gila nggak? Ada pendeta gini, ada pendeta gitu; gini sama gitu besok sama-sama masuk Sorga. Lalu dia kata, “Karena you tolak saya, saya tidak akan beri persembahan di sini.” Orang kaya ada 3 istri, ada pendeta yang mau terima dia dibaptiskan dan bolehkan dia menjadi majelis. Di Jakarta pernah ada satu gereja, seorang yang kaya sekali kalau duduk di depan, istri kesatu, kedua, ketiga, jejer. Kalau jabat tangan, “Hehe, ini nyonya saya pertama, ini kedua, ketiga.” Kalau saya masuk gereja itu saya bisa gila.

Saudara-saudara sekalian, mari kita belajar satu hal: biar kehendak Tuhan yang jadi. Adam berkata, “Not Thy will but my will be done, my wife’s will, Satan’s will be done, but not Your will.” Tuhan berkata, “Jangan makan,” dia makan. Tuhan bilang, “Makan engkau mati,” “tidak mati,” betul tidak mati karena masih hidup 930 tahun, salah tafsir Alkitab. Jadi kalau Alkitab disalah tafsir semua yang salah seperti betul, yang betul seperti salah. Yesus Kristus adalah satu-satunya wakil manusia, mengatakan, “Kehendak-Mu yang jadi, bukan kehendak-Ku; kalau boleh Engkau singkirkan [cawan, Red.], kalau tidak bisa biar kehendak-Mu yang jadi.” Tuhan bukan saja tidak singkirkan, Tuhan memberikan kekuatan kepada Dia untuk minum habis sampai satu tetespun tidak sisa, maka itulah Kekristenan, itu kematian, itu kebangkitan. Jadi Tuhan menaruh Roh Kudus dalam hati kita, Tuhan memberikan Kristus dalam sejarah, dan Tuhan memberikan Roh Kristus bekerja dalam hati kita sampai kehendak Tuhan itu jadi, berkenan kepada Dia. Saya sering berkata kepada rekan-rekan, “dapat gelar doktor tapi kalau tidak setia pada Alkitab buat apa?” Di Indonesia sudah ada beberapa orang yang sekolah doktor, pulang khotbahnya lebih tidak karuan, gereja lebih tidak karuan. Bukan berarti kalau doktor tidak baik, tidak apa, tetapi yang paling penting adalah bobotnya, kesetiaannya, kesungguhannya, itu lebih penting daripada lahiriah, luarnya dan pangkatnya atau gelarnya. Yesus Kristus menderita, susah, setia sampai mati menjadi contoh bagi kita.

Mari kita menjadi orang yang berkenan kepada Tuhan, berkenan kepada Tuhan. Dan ini 4 langkah, di sini satu persatu bertahap: [1, Red.] Dia kerjakan kebajikan dalam diri kita, supaya [2, Red.] kita bisa menjalankan kehendak-Nya, dan [3, Red.] kita melalui Kristus berkenan kepada Dia, dan keempat, mengembalikan segala kemuliaan kepada Dia, ini semua tercantum di dalam ayat 20 dan 21. Penulis Ibrani sudah dengan susah payah memberitahukan bagaimana meneruskan pengertian Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru, Imam Besar dan Yesus Kristus itu menjadi satu, dan akhirnya melalui Kristus yang menggenapi semua ini justru untuk menggarap setiap pribadi boleh mengerjakann keempat hal ini. Pertama, dipersiapkan, diperlengkapkan dengan kebajikan; kedua, supaya kita boleh menjalankan kehendak-Nya; ketiga, melakukan hal yang berkenan kepada Dia; dan keempat, mengembalikan segala kemuliaan kepada Dia. If every Christian is like this, setiap orang Kristen hidup bajik, hidup lakukan kehendak-Nya, hidup memperkenan Allah, hidup memuliakan Allah, maka Tuhan dipuaskan dengan Tubuh-Nya yang sungguh-sungguh memuliakan Dia.

[Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah]

Comments