Keajaiban Kekal, 12 Desember 2021

Pdt. Dawis Waiman, M. Div.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, pada waktu kita bicara tentang iman Kristen maka apa yang menjadi hal yang paling penting untuk membawa kita ke dalam kebenaran tentang Tuhan dan juga kebenaran tentang keselamatan yang ada di dalam Yesus Kristus? Saya percaya hal yang paling penting itu adalah Alkitab yang kita miliki ini. Ini adalah wahyu Tuhan yang Tuhan berikan bagi diri kita sehingga kita bisa mengenal siapa Allah, mengenal apa yang Allah lakukan di dalam kehidupan kita bagi orang-orang yang berdosa ini, siapa diri kita sesungguhnya, apakah dosa yang kita miliki itu bisa membuat diri kita diperkenan oleh Allah melalui perbuatan baik kita, melalui ibadah yang kita lakukan atau kesalehan yang kita buktikan di dalam kehidupan kita, dan Alkitab ini juga menyatakan apa yang Allah kerjakan di dalam Kristus bagi manusia yang berdosa yang tidak mungkin bisa menyelamatkan diri kita sendiri melalui kebaikan-kebaikan yang kita lakukan.

Selain dari pada itu, maka Alkitab juga menyatakan kalau akhir dari dunia ini itu ada dua yaitu kehidupan kekal bersama dengan Kristus dan kematian kekal di dalam neraka selama-lamanya di mana tidak ada pengampunan lagi dan tidak ada kesempatan pertobatan untuk kita bisa kembali ke dalam sorga dan hidup bersama dengan Tuhan Allah atau bersama dengan Kristus. Dan siapa yang akan menghakimi akhir dari dunia ini? Filipi pasal 2 menyatakan bahwa Yesus Kristus lah yang akan menjadi Tuhan yang menghakimi seluruh umat manusia di dalam dunia ini dan semua lutut akan bertelut di hadapan dari Yesus Kristus. Dan kalau kita ringkas ke dalam satu kalimat, apa yang diajarkan oleh keseluruhan Injil atau Kitab Suci kita, maka saya ambil satu pengakuan yang dinyatakan oleh murid-murid Kristus kepada Yesus Kristus ketika mereka ada di Kaisarea, Filipi yaitu Matius 16:16 pada waktu Yesus Kristus bertanya kepada murid-murid-Nya, “Menurut kamu siapakah Aku ini?” Yang menyatakan kalau itulah hal yang paling penting dari seorang inkarnasi Allah ketika datang ke dalam dunia ini, Dia ingin orang-orang yang Ia layani mengerti siapa Dia sesungguhnya, jabatan-Nya apa, identitas-Nya apa, maka murid-murid berkata kepada Dia, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.” Dan Saudara bisa dari kalimat ini mengerti bahwa keseluruhan dari pelayanan Yesus Kristus dalam dunia adalah untuk menunjukkan kalau Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup, baik itu 4 Injil dan juga baik itu seluruh Perjanjian Baru.

Begitu juga saya bisa katakan seluruh Perjanjian Lama dari Kejadian sampai Kitab Maleakhi, walaupun di dalam Pengakuan Iman Westminster singkat dikatakan, “Apa tujuan Tuhan memberikan Kitab Suci? Yaitu untuk kita mengerti atau mengenal Allah itu siapa dan tanggung jawab yang kita lakukan dalam hidup kita untuk apa.” Tetapi pada waktu kita mengerti tanggung jawab kita, kita mengerti Allah, waktu kita mengerti Allah, kita mengerti apa yang menjadi tanggung jawab dan keberadaan kita dan tujuan Tuhan di dalam menyelamatkan kita. Jadi tetap saya bisa katakan apa yang dinyatakan oleh Petrus pada waktu itu Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup itu yang menjadi dasar tujuan Yesus datang ke dalam dunia ini mengajar, mati di atas kayu salib dan mendirikan gereja-Nya di dalam dunia ini. Semuanya itu kita dapat dari mana? Alkitab.

Dan pada waktu bicara tentang Alkitab, maka Kitab Suci orang Kristen itu ada berapa ya? Satu atau dua? Kalau Saudara lihat ada Perjanjian Lama, ada Perjanjian Baru di situ mungkin kita bisa berkata oh kitab suci orang Kristen ada dua, baik itu Perjanjian Lama itu ada 39 kitab di situ, ada Perjanjian Baru yang terdiri dari 27 kitab di situ dan totalnya ada 66 kitab. Ada 2 buku tetapi menjadi satu-kesatuan dan dua buku ini dipisahkan oleh waktu yang sangat lama sekali. 400 tahun di dalam rentang waktu sejarah di dunia ini dan penulisan kitab suci kita sendiri memakan waktu dan sangat sangat sangat lama sekali. Perjanjian Lama aja 1000 tahun, Perjanjian Baru 100 tahun. Jadi total dari seluruh Kitab Suci kita memakan waktu berapa lama? 1500 tahun dalam penulisan. Kita nggak bahas tentang Kitab Suci atau doktrin Alkitab. Tetapi saya mau katakan ini, apa yang menjadi dasar kita bisa percaya kalau Alkitab kita itu benar? Salah satu buktinya adalah yang dinyatakan Perjanjian Baru 27 Kitab itu dari Matius sampai kepada Wahyu itu menggenapi seluruh nubuat yang dinyatakan di dalam Perjanjian Lama dari Kejadian sampai Maleakhi. Bukan seluruh sih. Ada yang sebagian belum digenapi, nanti itu akan digenapi ketika Yesus datang kedua kali.

Tetapi di dalam catatan Perjanjian Lama ada yang menghitung kira-kira ada berapa nubuat yang berbicara tentang Yesus yang dinyatakan di dalam Perjanjian Baru? Lalu ketika mereka itu satu persatu mereka bertemu, oh ada 330 nubuat tentang Kristus di dalam Perjanjian Lama. Dan Saudara tahu luar biasanya apa? Hal yang ajaib itu apa? Yaitu ke-300 lebih nubuatan ini digenapi di dalam Yesus Kristus. Makanya kita bisa mengatakan bahwa pada waktu kita membaca Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru kita bisa menundukkan diri di hadapan Allah lalu mengaku dengan kerendahan hati bahwa ini pasti firman Tuhan, ini pasti wahyu Tuhan yang Tuhan bukakan bagi diri kita dan kita tidak perlu kuatir, kita tidak perlu mempertanyakan kebenaran dari pada Kitab Suci ini karena semuanya bersumber dari Tuhan.

Kenapa bisa begitu ya? Karena pada waktu kita bicara tentang nubuat, nubuat itu berbicara tentang dua aspek. Satu adalah bicara hal-hal yang akan datang berkenaan dengan Kristus tetapi juga bisa bicara tentang hal kedua yaitu hal-hal yang telah Kristus nyatakan atau hal-hal yang dikatakan di dalam Perjanjian Lama berkenaan dengan Kristus yang akan datang untuk membuktikan kalau Yesus itulah Mesias, Anak Allah yang hidup itu. Dan Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, pribadi yang bisa bicara hal yang akan datang dan pribadi yang bisa menggenapi apa yang dibicarakan ribuan tahun sebelumnya berkenaan dengan Kristus itu hanya Tuhan Allah. Di dalam dunia ini terbukti tidak ada satu peramal pun yang bisa menubuatkan hari depan dan akhir dari pada hidup dia atau pun dunia di mana dia tempati. Hal-hal yang terjadi di dalam dunia nggak ada satu pun yang bisa bicara tetapi setiap nabi di dalam Perjanjian Lama yang menuliskan Kitab Suci itu bisa menubuatkan tentang Kristus dan menyatakan apa yang mereka nubuatkan itu terjadi seperti yang mereka katakan. Nanti kita akan lihat satu persatu dari nubuat ini untuk kita bisa melihat bagaimana Tuhan bekerja dan pastilah Tuhan yang menyatakan kebenaran ini bagi diri kita ini.

Perjanjian Lama bicara tentang Kristus tapi pada waktu kita berkata Perjanjian Lama bicara tentang Kristus, Perjanjian Baru menggenapi apa yang Perjanjian Lama katakan, pertanyaannya adalah begini apakah yang dikatakan di dalam Perjanjian Lama oleh nabi-nabi itu merupakan sseuatu yang mudah untuk dipahami? Apakah yang dikatakan oleh nabi-nabi berkenaan dengan Mesias yang akan datang itu adalah sesuatu yang langsung bisa dimengerti dan diterima oleh orang-orang baik itu nabi-nabi yang menyatakan itu ataupun umat Israel yang mendengarkan nubuat tersebut? Jawabnya adalah tidak. Ternyata nubuat-nubuat yang dinyatakan di dalam Perjanjian Lama satu sisi kelihatannya begitu gampang dimengerti tetapi di sisi lain juga mengandung hal-hal yang sangat sangat sangat membingungkan baik para nabi apalagi orang Israel yang mendengarkan perkataan dari para nabi itu.

Kita bisa lihat dari mana? Contohnya ada beberapa contoh tetapi saya akan kasih satu contoh terlebih dahulu. Kalau andai kata para nabi atau yang Israel merupakan orang yang menerima wahyu Tuhan dari para nabi itu mengerti apa yang nabi itu katakan, maka yang terjadi adalah mereka tidak mungkin menyalibkan Yesus Kristus mati di atas kayu salib. Mereka pasti menerima Kristus sebagai Mesias yang dinubuatkan oleh nabi-nabi dalam Perjanjian Lama, kenapa? Karena mereka selama ribuan tahun menantikan Mesias itu datang untuk menolong mereka keluar dari persoalan hidup mereka, tetapi realita yang dihadapi adalah Yesus Kristus ditolak, Yesus Kristus disalibkan di atas kayu salib, maka di dalam 1 Korintus 2 dikatakan seandainya mereka tahu siapa Yesus, seandainya pengetahuan akan siapa Yesus itu ada di dalam hati mereka dari diri mereka sendiri mereka nggak mungkin menyalibkan Yesus Kristus.

Apa yang membuat kesulitan? Masalahnya di mana? Kalau Saudara buka 1 Petrus 2:10-11 di situ Petrus memberitahu kita persoalan kesulitan dari para nabi itu terletak di mana ya, “Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.” Jadi pada waktu nabi berbicara tentang Kristus, yang mereka lakukan apa? Mereka juga belajar, meneliti kenapa mereka butuh belajar dan meneliti? Karena mereka juga kesulitan untuk memahami berkenaan dengan kebenaran kasih karunia yang diberikan di dalam Yesus Kristus itu. Lalu di dalam ayat 11 dikatakan, “Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.”

Jadi pada waktu kita bicara nabi menubuatkan tentang Yesus, pertanyaannya adalah mereka bisa menubuatkan dari siapa? Petrus bilang ada Allah Roh Kudus pribadi ketiga Allah Tritunggal yang menyatakan kebenaran Yesus itu bagi diri mereka. Lalu pada waktu mereka memiliki Roh Kudus dan mereka membicarakan kebenaran tentang Yesus Kristus, mereka butuh guru nggak? Gurunya adalah Roh Kudus, kan? Mereka butuh belajar nggak? Jawabnya mereka tetap perlu belajar. Belajar dari apa? Alkitab atau wahyu Tuhan yang mereka tulis atau nabi-nabi sebelum mereka tulis. Ini bicara tentang kebenaran yang nabi sendiri katakan ya, rasul sendiri katakan. Lalu kenapa mereka perlu belajar? Kenapa mereka perlu meneliti? Ada hal-hal yang menyulitkan tidak yang tidak mereka temukan di dalam pembelajaran mereka? Petrus berkata ada, di mana?

Yaitu di dalam 2 hal. Pada waktu mereka bicara tentang Mesias baca seluruh nubuat Perjanjian Lama tentang Mesias, mereka menemukan hal yang membingungkan. Membingungkannya adalah apa? Pertama, Mesias kan dikatakan mulia. Mesias dikatakan kalau datang akan menghakimi. Mesias kalau dikatakan datang akan menempatkan dirinya di dalam Kerajaan Daud yang memulihkan Kerajaan Daud, semua musuh-musuh akan disingkirkan dari hadapan Dia dan dari umat Allah dan pada waktu itu Umat Allah akan hidup di dalam kemakmuran, kesejahteraan, dan tidak ada satu musuh yang berani untuk menghalangi mereka atau mengganggu diri mereka dan berkuasa untuk menaklukkan mereka. Itu kalau Mesias datang, ada kemuliaan di situ.

Tetapi pada waktu mereka baca bagian dari nubuat Perjanjian Lama, ada bicara tentang Mesias seperti itu bahwa Dia akan berkuasa selama-lamanya dunia akan tunduk dan ditaklukkan di bawah Dia, Dia adalah Raja yang akan berkuasa, nanti Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan, seperti itu. Tetapi di sisi lain mereka juga menemukan ternyata bukan hanya ayat-ayat kemuliaan yang dinyatakan tentang Mesias, tetapi ada ayat-ayat yang bicara tentang penderitaan yang dialami oleh Mesias. Waktu bicara Mesias itu akan memerintah selama-lamanya, misalnya, selama-lamanya artinya apa? Nggak akan mati kan? Nggak akan binasa, kan? Tetapi ketika mereka baca di dalam Yesaya 53 di situ dikatakan Mesias akan mati. Mesias akan dikorbankan seperti domba yang dikorbankan dan mulutnya terbelenggu dan tidak mengeluh sama sekali. Kok bisa ya satu sisi Dia memerintah selama-lamanya ketika Dia datang, tapi di sisi lain Dia harus mati. Di satu sisi Dia akan menjadi hakim yang menghakimi semua manusia, di sisi lain justru Dia dihakimi oleh manusia. Di satu sisi Dia tidak akan mengalami sakit dan segala macam tetapi di sisi lain Dia adalah seorang budak yang menderita penganiayaan dan penderitaan. Jadi pada waktu mereka melihat nubuat Perjanjian Lama berkenaan dengan Mesias atau Yesus Kristus, mereka bingung ini maksudnya gimana ya? Apakah Yesus itu atau Mesias itu datang akan langsung menghakimi? Tapi kalau Dia datang menghakimi kok ada ngomong Dia akan menderita, Dia akan dihakimi oleh manusia ditolak oleh manusia, pada waktu bicara Dia akan memerintah selama-lamanya kok ada bagian berkata Dia akan menderita dan mengalami kematian?

Saudara jangan bingung. Kenapa saya ajak Saudara memikirkan hal ini sepertinya hal yang membingungkan padahal secara sederhana kita kan ngomong kok susah banget sih? Itu kan simple. Yesus datang dulu Dia menderita, mati di kayu salib lalu Dia bangkit lalu Dia akan datang kedua kali untuk menjadi Raja yang memerintah segala bangsa yang ada. Selesai kan? Betul. Tapi, Saudara kita bisa ngomong itu karena kita punya Perjanjian Baru. Orang-orang yang punya Perjanjian Lama dan tidak berpegang kepada Perjanjian Baru atau belum menerima Perjanjian Baru, mereka bingung bagaimana menyinkronkan dua kebenaran tentang Mesias ini. Ambil contoh kayak gini ya, di dalam gereja pengajaran gereja ada tiga pandangan tentang kedatangan Yesus kedua kali. Satu, pandangan yang berkata Amilenial atau dikenal dengan Amilenial, Amilenial itu bicara tentang tidak ada Kerajaan 1000 Tahun, sekarang ini adalah Kerajaan 1000 Tahun. Maksudnya tidak ada Kerajaan 1000 Tahun itu bukan seperti yang diajarkan oleh Pre-Milenialis ataupun yang Post-Milenialis, tapi saya ngomong sekaranglah Kerajaan 1000 Tahun sejak dari Yesus Kristus datang pertama kali sampai kepada Yesus Kristus datang kedua kalinya. Tuhan memerintah di dalam dunia ini melalui gereja-Nya atau di dalam kehidupan orang-orang Kristen juga.

Lalu yang pandangan kedua adalah pandangan yang mengajarkan Pre-Milenialis. Pre ini sebelum, Milenial itu adalah 1000 Tahun, Kerajaan 1000 Tahun. Jadi mereka berkata Yesus Kristus akan datang sebelum Kerajaan 1000 Tahun dan ketika Dia datang Dia akan memerintah selama 1000 Tahun lalu kepada siapa? Orang Yahudi. Lalu yang orang-orang Kristen yang lain bagaimana? Mereka diangkat terlebih dahulu ke dalam kemuliaan yang namanya apa? Pengangkatan, lalu setelah itu baru masuk ke dalam akhir zaman. Itu Pre-Milenialis. Yang satu lagi Post-Milenialis. Post itu adalah Yesus datang setelah Kerajaan 1000 Tahun, Post itu setelah. Jadi selama dalam perjalanan dunia ini nanti akan masuk ke dalam 1000 Tahun makin baik makin baik keadaan di dalam dunia ini sampai titik puncak kebaikan Yesus Kristus datang kedua kali lalu setelah itu baru masuk ke dalam kekekalan.

Saya mau tanya yang benar yang mana? Kalau saya sendiri pegang Amilenial. Reformed umumnya, GRII pegang Amilenial tetapi di dalam pandangan orang Kristen banyak yang pegang tentang Pre Milenium dan juga ada yang pegang Post Milenium atau Yesus datang setelah Kerajaan 1000 Tahun. Kita mungkin nanya ayat Alkitab ngomong apa? Semuanya ada. Saudara mau bicara Amilenialis, Pre-Milenialis, atau Post-Milenialis, mereka punya ayat pendukung dari Alkitab. Lalu mau ngomong lagi, mana yang benar? Bingung kan? Nanti Yesus datang kedua kali kita nggak usah pusing-pusing tunggu aja Yesus datang kedua kali kita langsung tahu yang benar yang mana. Orang Perjanjian Lama atau nabi dalam Perjanjian Lama ketika melihat nubuat tentang kedatangan Yesus yang pertama, mereka bingung kayak kita bingung melihat bagaimana Yesus datang kedua kali. Itu yang terjadi, karena apa? Karena ada dua nubuat yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi-Nya yang ada di dalam Perjanjian Lama, penderitaan dan kemuliaan dari Yesus Kristus.

Saya mau ajak kita lihat salah satu contohnya ya. Nabi terakhir yang Tuhan panggil di dalam dunia ini adalah Yohanes Pembaptis. Dia adalah nabi yang hidup di antara masa transisi antara sebelum kedatangan Mesias dengan setelah kedatangan Mesias. Tetapi dia adalah nabi yang Tuhan tidak diizinkan hidup sampai Yesus mati dan bangkit dari atas kayu salib karena fungsi nabi hanyalah menunjuk siapa itu Yesus Kristus. Fungsi nabi hanya berkata nanti akan datang Mesias yang akan mengatakan Yesus adalah rasul itu atau Yesus adalah penggenapan nubuat nabi itu adalah rasul, bukan nabi. Di dalam perjalanan Yohanes ketika dia ada di dalam dunia menjadi pendahulu dari Yesus Kristus, dia dipakai oleh Tuhan untuk memberitakan bertobatlah, luruskanlah jalan bagi Tuhan memanggil umat Israel untuk kembali kepada Tuhan dan meninggalkan dosa-dosa mereka. Lalu apa yang menjadi pesan yang dia sampaikan? Saudara boleh buka di dalam Lukas 3. Saya baca dari ayat pertama sampai ayat yang kedua ya, “Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene, pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun.”

Jadi pertanyaan saya kayak gini ketika Saudara baca ayat yang kedua, Yohanes itu adalah Yohanes pembaptis, ketika dia melayani, dia melayani memberitakan perkataan dari siapa? Tuhan ya. Lalu apa yang menjadi perkataan yang diberitakan oleh Yohanes Pembaptis? Saudara boleh lihat di dalam ayat yang ke-7, “Lalu ia berkata kepada orang banyak yang datang kepadanya untuk dibaptis, katanya: “Hai kamu keturunan ular beludak! Siapakah yang mengatakan kepada kamu supaya melarikan diri dari murka yang akan datang?” Lalu Saudara boleh lompat ke dalam ayat yang ke-8 sampai ayat 9, “Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah berpikir dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api.”

Pertanyaannya adalah pada waktu Tuhan menyatakan fiman-Nya kepada Yohanes untuk disampaikan kepada umat Israel maka berita yang disampaikan oleh Yohanes itu apa? Berita tentang kasih, pengampunan, pertobatan, kemurahan, atau penghakiman dan hukuman? Berita ini tentang apa? Penghakiman dan hukuman, bukan? Sudah tersedia kapak untuk menebang akar pohon yang tidak berbuah dan disiapkan api untuk membakar, itu neraka lho. Kalau kamu tidak bertobat, Tuhan akan menghakimi kamu. Itu berita yang Yohanes Pembaptis kabarkan. Dan pada waktu Yesus Kristus masuk ke dalam era-Nya enam bulan kemudian ketika Yesus melayani maka di situ Yohanes yang begitu setia menjalankan berita yang Tuhan ingin dia sampaikan itu mendadak mengalami kebingungan. Kapan dia menunjukkan kebingungan itu? Yaitu pada waktu dia ada di dalam penjara setelah dia menegur Herodes mengambil istri dari saudaranya dan pada waktu Herodes nggak suka itu dia lalu menjebloskan Yohanes Pembaptis ke dalam penjara dan pada waktu dia ada di dalam penjara di situ Yesus melayani dan dia menemukan hal yang berbeda. Dia memberitakan dari Tuhan tentang penghakiman yang Yesus lakukan bukan penghakiman. Padahal dia tahu di dalam Injil Yohanes dia berkata sendiri Dialah Anak Domba Allah dan kamu harus ikuti Dia. Aku harus makin kecil, Dia harus makin besar. Berarti Yohanes Pembaptis tahu sekali bahwa Yesus itu adalah Mesias yang akan datang setelah dia. Dia adalah yang dipanggil untuk mempersiapkan jalan bagi Mesias itu.

Tetapi pada waktu dia bicara tentang Mesias akan menghakimi yang dia temukan adalah Mesias tidak menghakimi. Yang Mesias lakukan adalah menyembuhkan orang sakit lalu mengajar lalu membuat orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, orang yang sakit disembuhkan, orang kusta menjadi tahir, nggak ada penghakiman sama sekali. Ketika bicara penghakiman berarti otoritas dari Tuhan dengan kekuatan yang akan menaklukkan musuh-musuh-Nya tetapi Yesus selama di dalam dunia itu nggak ada satu tentara pun yang menyertai Dia kecuali 12 murid yang adalah nelayan dan pemungut cukai dan orang-orang berdosa lalu ketika bicara tentang kemampuan perang mereka juga nggak punya, mereka cuma bawa mungkin 1 atau 2 pedang untuk jaga diri dan bukan untuk berperang.

Dan di dalam kondisi seperti ini, Yohanes lalu mengutus murid-muridnya untuk datang kepada Yesus Kristus dalam Matius 11 dan bertanya kepada Yesus Kristus. Di dalam pasal yang ke-11, Bapak, Ibu boleh buka Alkitab pegang ya karena kita akan buka cukup banyak ayat Alkitab pada hari ini dan saya harap dengan begitu kita bisa melihat bagaimana Tuhan sendiri menyatakan kebenaran-Nya bagi diri kita dan menggenapi kebenaran yang Dia nyatakan itu ya. Ayat yang ke-2, “Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” lalu Yesus ngomong apa “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.”

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan kira-kira Yesus perlu ngomongin ini? Mereka kan sudah tahu. Yesus nggak menegakkan militer kok. Yesus tidak menyatakan penghakiman kok. Yang Yesus melakukan ya melakukan ini, menyembuhkan orang sakit, mata orang buta bisa melihat, kaki orang lumpuh disembuhkan dan bisa berjalan. Yohanes tahu maka Yohanes datang kepada Yesus tanya Kamu Mesias itu bukan? Kenapa Yohanes tanya? Karena di dalam pikiran Yohanes, Mesias itu menghakimi, tapi yang Dia temukan adalah Yesus lakukan ini. Lalu ketika Yohanes tanya, “Apakah kami harus menunggu orang lain? Kamu adalah orang itu, atau kami harus menunggu orang lain?” Yesus menyatakan apa yang Dia lakukan, ya itu Yohanes sudah tahu. Maksudnya apa ya? Maksudnya adalah Yesus mau bicara, “Kamu tahu atau tidak yang Aku lakukan itu menggenapi apa yang dikatakan nabi Yesaya 700 tahun sebelum Aku datang.” Pasal 35:5-6 dan pasal 61:1, bahwa ketika Mesias datang, maka Dia akan melakukan apa yang Yesus lakukan itu.

Lalu Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, di dalam ayat yang ke-6, Yesus berkata seperti ini, “Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” Dia ngomong sama siapa? Sama murid-murid Yohanes untuk disampaikan kepada Yohanes pembaptis. Maksudnya adalah Yohanes pembaptis pun sebagai seorang nabi Tuhan yang menyampaikan firman Tuhan, ketika menyampaikan firman Tuhan, dia mengalami hal yang membingungkan untuk mengerti firman Tuhan, bukan karena dia nggak punya Roh Kudus tapi karena Tuhan belum membukakan misteri tentang Kristus itu kepada diri dia secara sepenuhnya, sehingga dia mengalami kebingungan itu.

Dan pada waktu dia mengalami kebingungan itu, apa yang harus menjadi sikap hati dari Yohanes pembaptis? Pertama adalah yang paling utama, jangan terlalu cepat mengambil keputusan lalu menilai yang benar dan salah itu apa. Atau jangan terlalu cepat menjatuhkan penghakiman terhadap sesuatu pengajaran atau sesuatu keadaan tertentu sebelum engkau mengetahui keseluruhan daripada apa yang diajarkan atau apa yang akan dialami. Kita biasanya seperti itu kan, dengar satu orang ngomong, kita langsung menjatuhkan penghakiman kita. Atau karena kita dengar satu pendeta tertentu bicara, lalu kita men-cap bahwa yang lain itu yang menentang pengajaran pendeta itu pasti salah, kayak gitu, bidat dan tidak punya kasih, seperti itu. Kadang-kadang kita bisa seperti itu. Tetapi sikap yang Tuhan katakan kepada Yohanes pembaptis dan sikap yang Tuhan katakan juga bagi diri kita pada waktu kita mengerti tentang Mesias yaitu Yesus Kristus dan iman Kristen itu adalah anugerah di dalam Kristus, maka hati yang penting adalah kerendahan hati, hati yang penting adalah mau menerima apa yang diajarkan dan meneliti dengan suatu sikap hati yang ingin mencari kebenaran dan sungguh-sungguh mendapatkan kebenaran, “Sebelum saya paham betul, saya tidak akan langsung mengambil satu keputusan ini salah, ini benar, saya akan terus menggali sampai saya tahu yang benar itu seperti apa, dan setelah itu saya pegang yang benar itu.” Karena apa? Karena orang yang terlalu cepat memutuskan, dia akan menjadi kecewa dan menolak Kristus, menolak kebenaran.

Jadi, di dalam pelayanan Yohanes pembaptis, dia sendiri punya kesulitan. Nah ini menjadi satu gambaran dari kesulitan-kesulitan yang juga dialami oleh nabi-nabi Perjanjian Lama, bukan hanya Yohanes pembaptis, tetapi semua nabi yang menjadi pendahulu dari Yohanes pembaptis juga mengalami hal yang sama ini. Nah saya akan ajak lihat kepada kita, karena kita bicara tentang Natal, kelahiran Kristus, maka saya akan mengajak kita melihat apa yang menjadi kesulitan di dalam Perjanjian Lama berkenaan dengan kelahiran Yesus Kristus. Apakah kita boleh bertanya seperti Yohanes pembaptis, “Kami masih menantikan orang lain untuk datang? Apakah kami boleh percaya bahwa Yesus Kristus itu adalah satu-satunya yang dijanjikan oleh Tuhan dan kami bisa berharap kepada diri-Nya sepenuhnya dalam hidup kami, atau kami boleh berpindah ke lain hati?”

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kita lihat pertama ya apa yang menjadi misteri Perjanjian Lama yang membingungkan orang-orang percaya di situ, atau nabi-nabi Tuhan berkenaan dengan Mesias. Yang pertama adalah berkenaan dengan Mesias adalah manusia, tetapi juga Dia sekaligus adalah Allah sendiri. Kalau Saudara lihat nubuat tentang Yesus atau Mesias adalah manusia, tapi sebelumnya, mungkin saya stop sebentar ya. Bapak, Ibu ada yang bingung nggak Mesias itu apa artinya, Yesus itu siapa, apa artinya, Kristus itu apa artinya? Saya ngomong dulu aja supaya kita ada satu persamaan ya. Mesias itu adalah Bahasa Ibrani yang artinya ‘yang diurapi’. Bahasa Yunaninya adalah ‘Kristus yang diurapi’. Yesus itu adalah nama pribadi yang Tuhan kita ketika Dia inkarnasi jadi manusia. Arti Yesus adalah ‘Juruselamat yang menyelamatkan’ seperti itu ya. Jadi Kristus bukan nama belakang dari Yesus, Mesias bukan arti lain daripada Kristus, kayak gitu, tetapi mau berkata ketika kita ngomong ‘Yesus Kristus’ berarti ‘Yesus yang diurapi oleh Tuhan’ itu artinya.

Nah, waktu bicara tentang Yesus, Yesus itu siapa? Apa yang dikatakan Perjanjian Lama tentang Yesus? Apakah hanya Perjanjian Baru yang mengatakan kalau Yesus itu lahir sebagai Allah yang inkarnasi menjadi manusia, seperti dalam Yohanes 1:1-3, “Pada mulanya adalah firman; firman itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah,” lalu “Dia menciptakan segala sesuatu,” lalu ayat 14 berkata, “Dia menjadi manusia.” Apakah itu baru dinyatakan di dalam Kitab Filipi 2, “Dia tidak menganggap kemuliaan Dia, kesetaraannya dengan Allah Bapa itu adalah sesuatu yang layak untuk dipertahankan, tetapi Dia menganggapnya sebagai sesuatu yang boleh ditinggalkan, karena Dia memilih untuk menjadi seorang manusia”? Kita tahu Yesus itu Allah yang menjadi manusia, Mesias itu adalah Allah dan manusia apakah hanya dari Perjanjian Baru? Alkitab bilang tidak, justru kita bisa ngomong Yesus lah Mesias dan Dia adalah Allah dan manusia karena Dia adalah yang dijanjikan oleh Tuhan Allah sebabnya karena apa? Karena di dalam Perjanjian Lama dikatakan Mesias itu adalah Allah dan manusia.

Saudara boleh lihat di dalam Yesaya 7:14, demikian firman Tuhan, ini adalah satu perkataan nubuat yang disampaikan kepada Raja Ahas, Ahas waktu itu diminta untuk meminta tanda kepada Tuhan tapi dia tidak mau lalu di situ nabi Tuhan berkata, “Kenapa kamu mencobai Tuhan dan selalu membuat Tuhan susah, melelahkan orang dan melelahkan Allahmu?” Lalu di dalam ayat 14, nabi berkata, Yesaya berkata seperti ini, “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda,” jadi tanda Mesias itu bersumber dari siapa? Dari Tuhan. Lalu apa tandanya? “Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” Saudara, di sini dikatakan ada tiga hal yang penting ya. Pertama, seorang perempuan muda mengandung. Pentingnya di mana? Kalau kita bicara perempuan muda, mungkin pikiran kita adalah, “Oh seorang yang nikah dengan seorang perempuan muda, lalu dia melahirkan anak, muda itu berarti usianya mungkin 20-an tahun, mungkin belasan tahun seperti itu atau ya mungkin 20-an tahun atau 15 tahun, seperti itu, dia perempuan muda, yang akan melahirkan seorang anak.” Tapi kalau Saudara lihat bahasa Ibraninya, perempuan muda itu bahasa Ibraninya almah. Almah itu bukan hanya sekedar berkata perempuan muda tetapi bicara tentang perempuan perawan, perempuan yang belum mengenal laki-laki. Dia akan mengandung lalu melahirkan seorang anak laki-laki.

Kata kedua yang penting adalah melahirkan anak laki-laki. Artinya anak yang dikandung oleh perempuan ini, itu manusia atau bukan? Mengandung, melahirkan seorang anak laki-laki, manusia bukan? Manusia kan? Seorang anak laki-laki itu adalah seorang manusia. Tetapi kemudian ada kalimat berikutnya ya, “Dan ia akan menamakan Dia,” apa? Imanuel. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, di saat kita sekarang ini banyak yang namanya Imanuel nggak? Ada nggak yang namanya Imanuel? Lalu artinya apa? Manusia kan? Namanya bagus artinya, artinya adalah Allah beserta kita. Lalu Imanuel di sini maksudnya apakah Allah beserta kita? Mungkin kita bisa berpikir, “Oh itu berarti Dia manusia yang diberi nama yang indah sekali, Allah beserta kita, seperti nama-nama lain yang di dalam Perjanjian Lama yang belakangnya ada -el, -el-nya itu, Allah, Allah, Allah di situ, jadi kayaknya ini bicara tentang kelahiran seorang manusia biasa dari seorang perempuan muda.”

Tetapi Saudara, ketika kita melihat bagian lain, misalnya, kalau Saudara buka ke Yesaya 9, Yesaya 9:5, kita akan mendapatkan penjelasan lebih lanjut tentang Mesias itu, yang dijanjikan itu, tentang anak itu, di situ dikatakan, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita.” Nah saya mau jabarin sedikit ya, kata ‘anak’ di situ menunjukkan Dia manusia, karena di situ dikatakan, “Anak itu lahir.” Yang bisa dilahirkan itu siapa? Manusia kan. Tetapi ketika Yesaya kemudian berkata, “Seorang putera telah diberikan untuk kita,” putera itu bukan ngomong manusia, tetapi bicara tentang Pribadi Allah. Anak itu siapa? Yesaya berkata Dia adalah manusia. Buktinya apa? Dia dilahirkan oleh seorang perempuan, tetapi Dia juga adalah Allah. Buktinya apa? Buktinya adalah Dia adalah seorang putera yang diberikan, bukan dilahirkan, tetapi diberikan.

“Ini Pak Dawis main kata kayaknya ya, yang namanya melahirkan anak putera, putera ya anak,” kayak gitu. Nggak. Nggak percaya? Baca ayat berikutnya, masih ayat yang ke-5 ya, “Lambang pemerintahan ada di atas bahunya,” berarti Dia raja kan? Dan namanya disebutkan apa? “Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya.” Jadi putera itu bicara tentang anak manusia atau bicara tentang Allah? Yesaya ngomong Allah. Tahu dari mana? Lihat jabatan itu, Penasihat Ajaib. Siapa yang bisa jadi Penasihat Ajaib yang nggak pernah bersalah sama sekali? Yang luar biasa sekali menasihati. Siapa yang bisa mendapatkan gelar Allah yang perkasa? Di dalam dunia ini, saya percaya, nggak ada satu pun manusia yang berani ngomong saya adalah Allah, dan Allah yang Mahakuasa. Yang ketiga, Bapa yang Kekal, pencipta lho, sumber dari segala sesuatu di dalam kehidupan manusia. Yang keempat Raja Damai.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, jadi pada waktu kita lihat nubuat 700 tahun sebelum Yesus Kristus lahir dalam dunia, kita menemukan kalau Alkitab sendiri berkata bahwa Dia adalah Mesias, dan Mesias itu punya ciri-ciri. Pertama, Dia adalah seorang yang dilahirkan oleh seorang perempuan muda, atau seorang perawan. Dan yang kedua adalah Dia adalah seorang yang bukan hanya manusia biasa tetapi Dia juga adalah seorang Allah, atau satu Pribadi yang adalah Allah, yang datang ke dalam dunia ini. Dan Saudara bisa lihat itu di dalam Injil Lukas, ketika malaikat datang kepada Maria untuk bicara berkenaan dengan bayi yang akan dilahirkan itu, kita akan lihat itu ya, Saudara saya percaya sudah hafal itu ya, setiap Natal biasa kita baca itu bahwa Maria didatangi malaikat Gabriel, lalu kemudian malaikat Gabriel berkata kepada Maria bahwa dia akan hamil, mengandung. Maria bilang, “Kok bisa? Aku belum punya suami,” “Ya, ada Roh Kudus yang akan menaungi engkau akan melahirkan seorang anak dan dia disebut dengan Imanuel, Anak Allah,” yang dinubuatkan dalam Yesaya pasal yang ke-7 dan yang ke-9 ini ya.

Saudara kalau mau bicara yang lain, ada sih, misalnya ambil contoh kayak gini ya, kalau kita runut kembali sampai ke dalam peristiwa pertama Tuhan menjanjikan tentang Mesias, kapan itu? Di mana itu? Itu Kejadian 3:15, di situ dikatakan Tuhan kepada iblis itu atau setan itu dan juga kepada perempuan itu, kalau dari perempuan itu akan lahir seorang anak laki-laki, lalu anak laki-laki itu akan meremukkan kepala ular itu, dan ular itu akan meremukkan tumitnya. Itu di dalam Kejadian 3:15. Lalu kalau Saudara runut lagi, maka Saudara akan menemukan bahwa anak itu kemudian di dalam perjalannya, misalnya di dalam Mazmur 2:7 itu dikatakan anak itu bukan sekedar manusia tetapi Dia adalah Allah, Allah yang melahirkan Anak itu. Lalu kalau Saudara runut kembali ke dalam Kitab Daniel 7:13, Daniel berkata, “Aku melihat Mesias itu adalah Anak Allah.” Kalau bingung kita buka aja ya, Mazmur 2:7, “Aku mau menceritakan tentang ketetapan Tuhan; Ia berkata kepadaku: “Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.”” Ini bicara tentang siapa? Ini Mesias. Kalau Saudara lihat, kalau bingung ya, buka judulnya, LAI pasal 2 judulnya apa? “Raja yang diurapi TUHAN” ya. Raja yang diurapi Tuhan ini bicara tentang Mesias yang akan datang atau Kristus yang akan datang. Identitasnya siapa? Anak yang diperanakkan oleh Bapa. Jadi maksud diperanakkan itu bukan Dia ada awal, tetapi Dia memiliki natur seperti halnya Bapa, Allah Bapa.

Kalau bingung, saya ambil contoh kayak gini. Saya seorang manusia, ketika saya melahirkan seorang anak, bukan saya yang melahirkan ya, istri saya melahirkan seorang anak, maka anak saya itu adalah manusia kan. Sama dengan saya nggak? Walaupun dia masih kecil, tetapi dia harusnya memiliki hak-hak yang sama seperti orang tuanya yang adalah manusia. Karena dia adalah manusia, saya adalah manusia, kita adalah setara, walaupun usianya berbeda. Nah ini juga yang dimaksudkan oleh Mazmur, ketika bicara Dia adalah Mesias, Dia dilahirkan oleh Bapa, itu mau menyatakan ada kesetaraan antara Anak itu punya natur dengan Bapa, yaitu Bapa adalah Allah, Anak itu juga adalah Allah.

Saya lompat aja ya, lalu Saudara boleh lihat di dalam Kejadian 22:18, Tuhan berkata kepada Abraham, “Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.” Pertanyaan saya, ini perkataan Tuhan bicara tentang siapa ya kepada Abraham? “Keturunanmu semua bangsa akan mendapatkan berkat,” Ishak bukan? Atau anak-anak dari Keturah? Atau anak-anak juga dari si Hagar? Abraham punya banyak anak kan? Anak yang mana yang akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa? Apakah semua anak itu akan menjadi berkat? Saudara kalau melihat Bahasa Ibraninya, anak yang dikatakan di sini bukan bicara banyak anak, tetapi hanya ada satu anak yang dijanjikan oleh Tuhan yang akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.

Lalu Saudara boleh bandingkan dengan Galatia 3:16, Paulus berkata, “Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan “kepada keturunan-keturunannya” seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: “dan kepada keturunanmu,” yaitu Kristus.” Jadi janji Tuhan itu bicara tentang siapa? Bukan tentang Ishak, walaupun Ishak adalah anak perjanjian, memang salah satunya digenapi di dalam diri Ishak, tetapi Alkitab juga menyatakan bukan hanya Ishak, ayat itu berbicara tentang Mesias yang akan datang, satu-satunya anak yang akan lahir dari keturunan Abraham itu.

Tapi Saudara, ada hal yang aneh berkenaan dengan anak ini. Satu dari Mazmur 2 kita tahu Dia adalah Allah itu sendiri. Lalu kalau Saudara lihat di dalam Yesaya 11:10, “Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.” Nah ini bicara tentang Mesias juga, lalu Mesias ini dikatakan siapa? Kalau saya tanya, Mesias itu anak siapa? Saudara berkata anak siapa Dia? Anak Daud bukan? Iya ya, anak Daud kan. Tetapi di bagian ini dikatakan anehnya di mana? Mesias itu adalah taruk dari pangkal Isai. Isai itu siapa ya? Isai itu papanya Daud. Dan dikatakan Mesias itu adalah taruk dari pangkal Isai. Artinya Mesias itu ada sebelum dari Isai ada. Dia anak Daud? Iya, tetapi Dia juga adalah keberadaan sebelum dari ayah Daud ada.

Nah ini yang menjadi satu pertanyaan yang ditanyakan oleh Yesus kepada orang-orang Farisi, ahli Taurat, orang-orang Yahudi, “Menurut kamu Mesias itu anak siapa?” Mereka berkata, “Mesias itu adalah anak Daud.” Kalau Mesias adalah anak Daud, lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Kenapa Daud berkata, “Oh Tuhanku, tahta-Mu itu adalah sampai selama-lamanya?”” Kalau bingung buka Matius 22:42, ““Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?” Kata mereka kepada-Nya: “Anak Daud.” Kata-Nya kepada mereka: “Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.” Saudara, lalu setelah itu ayat 46, “Tidak ada seorang pun yang dapat menjawab-Nya, dan sejak hari itu tidak ada seorang pun juga yang berani menanyakan sesuatu kepada-Nya.” Mereka diam, tapi mereka nggak mau cari tahu. Mereka diam di dalam kebingungan, karena mereka nggak bisa jawab memang ada ayatnya berkata bahwa Daud memanggil Mesias itu adalah tuan-nya, memanggil cucunya adalah tuan-nya, untuk memerintah selama-lamanya. Kok bisa? Kita tahu bahwa persoalannya adalah keberadaan Mesias itu bukan keberadaan yang baru ada ketika Maria melahirkan Dia, tetapi keberadaan Mesias itu ada sejak langit dan bumi belum ada. Karena Dia yang mencipta langit dan bumi dan semua isinya atau manusia yang dicipta, yang ada di dalam dunia ini, itu Mesias. Tapi mereka tidak pedulikan itu, mereka tidak mau tahu tentang hal itu, akibatnya apa? Mereka menyalibkan Yesus Kristus.

Makanya tadi yang saya ajak Bapak, Ibu, baca ya, yang kalimat Yesus kepada Yohanes pembaptis, “Kamu kalau terlalu cepat menilai, kamu pasti menolak Aku.” Saudara kalau mendapatkan berita tentang Kristus, Saudara bingung, Saudara kurang paham, Saudara jangan diam, Saudara harus cari tahu. Saudara jangan tidak peduli, karena Saudara akan dibuang oleh Tuhan kalau kita anggap itu sebagai hal yang paling bijaksana untuk tidak perlu tahu tentang hal-hal rohani lebih jauh lagi ketika kita bingung. Orang-orang Farisi ditolak oleh Tuhan, orang-orang ahli Taurat, yang merupakan pemikir-pemikir agama, ditolak oleh Tuhan, orang-orang Israel ditolak oleh Tuhan akhirnya, makanya Injil bisa sampai kepada kita hari ini. Karena apa? Ketika mereka mendapatkan pengajaran tentang Mesias, mereka bingung, mereka tidak mau cari tahu lebih jauh, dan mereka akhirnya menolak Mesias itu sendiri.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, ini adalah sesuatu yang bicara tentang misteri yang ada di dalam Alkitab, yang diberitakan kepada orang-orang yang ada di dalam Perjanjian Lama, juga kepada kita tentunya, tetapi orang-orang yang di dalam Perjanjian Lama ada di dalam kebingungan yang besar karena mereka tidak bisa menggabungkan dua pemahaman ini, satu adalah Allah, satu adalah manusia. Kalau Allah ya Allah, kalau manusia ya manusia. Kalau Allah Mahakuasa, manusia itu terbatas, lemah, bagaimana yang tidak terbatas bisa bergabung dengan yang terbatas ini? Bagaimana yang tidak pernah tidur bisa bersatu dengan yang bisa dan membutuhkan tidur? Bagaimana yang hanya bisa ada di satu tempat tertentu, seperti kita yang saat ini ada di sini tetapi juga sekaligus bisa ada di mana-mana. Itu adalah Allah. Mereka nggak bisa menjawab itu. Tetapi Saudara, di dalam Injil dikatakan, pribadi yang namanya Yesus Kristus itu ada, pribadi yang bisa ada di mana-mana dan tahu segala sesuatu dan segala sesuatu yang ada di dalam hati manusia Dia bisa tau, tetapi juga ada di satu tempat tertentu, itu ada, pernah ada di dalam dunia ini, pernah dicatat di dalam sejarah dunia ini, dan Dia adalah Yesus Kristus. Dan sebelum itu, Injil sudah beritakan kalau Yesus lah yang dijanjikan nabi-nabi di dalam Perjanjian Lama.

Lalu hal yang kedua kita juga bisa melihat pada waktu Mesias itu dijanjikan, selain Dia adalah Allah dan manusia, tetapi Mesias itu juga dijanjikan dari keturunan siapa? Daud. Daud itu keturunan siapa? Yehuda kan? Lalu pada waktu kita tanya, Yehuda itu siapa? Ya mungkin kita akan ngomong dia adalah salah satu dari 12 anak Yakub, betul. Tetapi masalahnya begitu, ketika Bapak, Ibu baca, misalnya di dalam silsilah Matius 1 ya berkenaan dengan nama-nama yang muncul di situ, kita jangan cuma baca, “Oh Abraham punya anak Ishak, Ishak punya anak namanya Yakub, Yakub punya anak namanya Yehuda, Yehuda punya anak namanya Peres dan Zerah, Peres melahirkan Hezron dan seterusnya sampai Yesus Kristus. Oh saya tahu buyutnya Yesus adalah Yehuda.” Jangan cuma baca seperti itu tapi Saudara harus baca juga di dalam Perjanjian Lama bicara tentang Yehuda itu siapa. Dia adalah seorang di akhir daripada hidup Yakub, dinubuatkan atau diberkati dengan satu berkat dari dia akan lahir raja dan kerajaan itu tidak akan berhenti dari keturunan Yehuda sampai yang layak menerimanya itu lahir di dalam dunia ini. Silo istilah Ibraninya.

Saudara boleh buka Kejadian 49:10. Ayat 9 bicara tentang Yehuda, ayat 8 bicara Yehuda ya. 8-10 juga Yehuda. Di situ dikatakan, “Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya,” yang berhak atasnya itu bahasa Ibraninya silo, “maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.” Jadi di dalam Perjanjian Lama dinubuatkan ketika Mesias itu datang, dia bukan hanya datang dari keturunan Abraham tetapi dia juga akan lahir dari keturunan Yehuda, dan dia akan menjadi seorang raja yang memerintah. Tetapi sebelum dia datang untuk mendapatkan hak pemerintahannya itu, maka Yehuda akan melahirkan raja-raja di dalam dunia ini, dan salah satunya adalah Daud.

Lalu masalahnya di mana? Masak ada masalah seperti ini ya. Kalau Saudara perhatikan, Yehuda ternyata bukan orang yang bermoral baik, Yehuda bukan orang yang setia kepada Tuhan, tetapi dia adalah seorang yang kemudian berselingkuh dengan menantunya sendiri, Tamar. Karena pada waktu dia punya anak, dia punya tiga orang anak. Anak pertamanya menikah dengan Tamar, nggak punya anak, lalu anak pertamanya mati. Lalu dia menyuruh anak keduanya itu Onan, menikah dengan kakak iparnya itu untuk melahirkan anak bagi kakaknya yang mati itu tetapi Onan berbuat dosa, dia nggak mau punya keturunan dari kakak iparnya ini supaya kakaknya yang pertama bisa mendapatkan anak untuk mungkin warisannya beralih ke dia semua, akhirnya Tuhan juga menghukum Onan mati. Lalu Yehuda ngomong kayak gini, “Aduh gawat, anak saya tinggal satu. Kalau saya nikahkan kepada Tamar, jangan-jangan anak ketiga saya juga mati karena Tamar itu kayaknya menjadi perempuan yang dikutuk oleh Tuhan, membawa kematian dan nasib sial di dalam keluarga saya,” seperti itu. Lalu dia ngomong sama Tamar dengan bijak, “Tamar, kamu lihat kan adik iparmu itu masih sangat muda sekali. Dia nggak mungkin menikah sekarang ini. Jadi hal yang paling baik adalah pulang dulu ke rumah orang tuamu, lalu nanti setelah adik iparmu ini dewasa dan siap kawin, saya akan kawinkan dia dengan kamu.”

Lalu Tamar sebagai menantu yang baik dia menurut papahnya ngomong, dia pulang ke rumah orang tuanya. Tapi dia tunggu setahun, dua tahun, tiga tahun, lima tahun, mungkin sepuluh tahun anak itu sudah mulai dewasa, siap kawin, kok Yehuda nggak serah-serahkan anak itu kepada diri dia menjadi suami. Lalu apa yang dia lakukan? Ketika Yehuda dia dengar kabar, pergi ke daerah untuk menggunting bulu domba, mengambil bulu domba, lalu Tamar menyamar menjadi seorang pelacur sepertinya, lalu tidur sama ayah mertuanya sendiri. Lalu ketika ayah mertuanya tiga bulan kemudian mendapatkan kabar kalau Tamar hamil dari orang, maka dia langsung memberitakan satu hal yang sangat keras sekali bagi menantunya yaitu, “Bawa dia kemari lalu bakar dia.”

Saudara kenapa perintah bakar itu? boleh nggak anaknya berzinah itu dibakar? Menurut hukum Yahudi ada dua kemungkinan membakar orang mati. Pertama adalah kalau yang berzinah itu anak imam, di dalam Imamat 21:9 dia harus dibakar mati. Yang kedua adalah kalau orang itu melakukan hubungan inses maka dia harus mati. Inses itu di dalam Imamat 20:14. Jadi pada waktu Yehuda tahu Tamar itu hamil, satu sisi dia dibakar nggak? Nggak sih ya, karena satu sisi yang harusnya mati itu adalah anak imam yang berzinah atau hasil dari inses. Dia nggak tahu kan Tamar itu bersetubuh dengan diri dia. Tapi mungkin karena dia punya kemarahan itu dia meminta Tamar itu untuk dibakar mati karena dia begitu marah sekali dan kesal sekali. Tapi Saudara, tanpa sadar dia sebenarnya yang telah menyebabkan anak itu atau Tamar itu hamil jadi hasilnya inses juga.

Tapi yang lebih parah atau yang lebih membahayakan janji Tuhan adalah apa yang dicatat dalam Ulangan 23:2, di situ Tuhan pernah memberikan satu perintah yang sangat-sangat melemahkan posisi Yehuda dan Daud, ayat pertama, “Orang yang hancur buah pelirnya atau yang terpotong kemaluannya, janganlah masuk jemaah TUHAN.” Yang kedua, “Seorang anak haram janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun tidak boleh masuk jemaah TUHAN.” Sekarang Daud itu anak siapa? Keturunan Yehuda kan. Sedangkan keturunan Yehuda itu baik atau tidak yang melahirkan Daud, Saudara boleh bandingkan Matius 1 ya. “Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab,” dan seterusnya.

Jadi baik nggak keturunan Yehuda? Seharusnya dibakar mati ya. Dan bukan hanya dibakar mati, tapi yang lebih menakutkan lagi adalah dia tidak pernah boleh masuk ke dalam jemaah Tuhan sampai keturunan yang kesepuluh. Berarti mungkin tidak Mesias lahir dari keturunan Yehuda? Mesias seorang yang benar, seorang yang diurapi oleh Tuhan, Allah sendiri yang menjadi manusia, Allah yang tidak terkutuk itu. Tetapi dikatakan Dia lahir dari keturunan Yehuda yang terkutuk itu, yang harusnya dihukum mati dan tidak pernah boleh menginjakkan kaki di dalam jemaah Allah. Ini problem-nya. Tetapi Saudara boleh bersyukur, Saudara baca dalam Matius 1 tadi ya, boleh dihitung ya, “Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud.” Dari Yehuda, Daud keturunan yang ke berapa? Sepuluh. Atau dari Yehuda sendiri ke-11. Berarti hukuman itu sudah habis atau masih berlaku? Sudah tidak diperhitungkan lagi.

Saudara tahu maksudnya apa? Kita sebagai manusia cuma bisa merencanakan sesuatu yang paling jauh itu sampai bisa berapa tahun ke depan sih? Kita bisa nggak merencanakan hidup anak kita? Mungkin bisa. Kita bisa mempersiapkan warisan untuk mereka atau usaha untuk mereka, kita bisa menjodohkan seorang pasangan untuk mereka, tetapi, Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kita bisa nggak mengatur hidup mereka paska kita mati? Jamin nggak bisa. Kita sama sekali nggak punya kuasa untuk mengatur apa yang ada setelah kita berada. Dan bahkan kita sendiri tidak punya kuasa untuk mengatur hidup kita ketika kita masih hidup di dalam dunia ini sepenuhnya. Alkitab berkata apa? Alkitab berkata ada sesuatu karya Tuhan yang melampaui kuasa kita untuk mengatur dunia. Siapa yang bisa menjamin Daud itu lahir di dalam cucu yang kesepuluh? Ada yang bisa jamin nggak? Apakah Yehuda tahu cucu yang kesepuluhnya itu Daud? Mungkin selama hidupnya Yehuda ketika baca Ulangan 23 itu dia meratap, “Aduh aku sudah berdosa besar karena aku melahirkan anak-anak inses, aku menikah dengan menantuku sendiri, melahirkan anak, itupun di luar nikah.” Akibatnya apa? Seharusnya menurut hukum Musa, mereka adalah orang-orang yang tidak pernah punya hak untuk bisa beribadah kepada Tuhan Allah, berarti Yehuda mengakibatkan bencana dan hukuman bagi anak-anak cucu. Dia tahu mungkin itu. Dan mungkin dia berharap cepat-cepat anak yang kesepuluh lahir, cucu yang kesepuluh. Tapi dia nggak pernah tahu Tuhan punya rencana yang jauh lebih mulia yaitu cucu yang kesepuluhnya itu adalah Daud, dan Daud menjadi seorang yang menerima janji Tuhan dalam 2 Samuel 7, melalui keturunan dia akan ada seorang raja yang akan memerintah sampai selama-lamanya.

Saudara, siapa yang punya kuasa untuk menjadikan itu terjadi? Siapa yang bisa menjaga Daud itu dilahirkan bukan keturunan yang kedelapan, ketujuh, tapi cucu yang kesepuluh? Kita nggak ada punya kuasa itu. Yang bisa mengatur itu adalah Tuhan. Nah ini salah satu ayat yang kita bisa lihat ya. Kalau Tuhan itu ada, kalau apa yang terjadi di dalam dunia ini bukan sesuatu yang kebetulan terjadi, tetapi semuanya ada di dalam rencana dari Tuhan Allah, dan semuanya menggenapi apa yang Tuhan sudah tetapkan dan bahkan katakan sebelum hal itu terjadi di dalam dunia ini. Itu bicara tentang Mesias.

Lalu hal yang ketiga, saya mungkin lompat saja, saya akan bahas kayak gini, Mesias itu adalah seorang yang harusnya punya hak untuk memerintah. Tetapi di dalam Perjanjian Lama ada masalah yang besar sekali kepada keturunan Daud ini. mereka adalah orang-orang yang sebagian besar ada yang setia tapi ada juga yang tidak setia ketika mereka menduduki sebagai seorang raja. Kaum Israel Utara yang memegang sepuluh suku, kita nggak usah ngomong, seluruh rajanya itu nggak ada yang setia sampai mereka dibuang oleh asyur ke dalam pembuangan. Tetapi Israel Selatan yang merupakan keturunan Daud yang memegang dua suku dari keturuan Israel itu adalah orang-orang yang ada setia, ada yang memberontak juga. Sampai kepada raja terakhir yang menjadi keturunan Daud menurut berita itu adalah Yekhonya.

Kalau Saudara lihat Yekhonya di dalam kitab Perjanjian Lama maka Saudara akan melihat, Saudara boleh buka Yeremia 22:28, Saudara akan melihat Tuhan mengutuki Yekhonya karena dia adalah orang yang sangat jahat dan tidak takut Tuhan. Dengan kutukan apa? Bahwa dia adalah raja terakhir yang duduk di dalam pemerintahan Daud, dan setelah dia nggak ada satu raja pun yang duduk di atas pemerintahan Daud dari keturunan Yekhonya itu. Yeremia 22:28. Konya itu adalah Yekhonya ya, nama singkatanya. “Adakah Konya ini suatu benda yang hina, yang akan dipecahkan orang, atau suatu periuk yang tidak disukai orang? Mengapakah ia dicampakkan dan dilemparkan ke negeri yang tidak dikenalnya? Hai negeri, negeri, negeri! Dengarlah firman TUHAN! Beginilah firman TUHAN: “Catatlah orang ini sebagai orang yang tak punya anak, sebagai laki-laki yang tidak pernah berhasil dalam hidupnya; sebab seorangpun dari keturunannya tidak akan berhasil duduk di atas takhta Daud dan memerintah kembali di Yehuda.”” Kata “tidak punya anak sebagai laki-laki” itu bukan bicara Yekhonya itu tidak punya anak laki-laki tetapi yang dimaksudkan di sini adalah dari keturunan Yekhonya tidak ada satupun yang memiliki hak untuk duduk di atas pemerintahan Raja Daud lagi.

Berarti adalah Yekhonya adalah satu-satunya raja keturunan Daud yang terakhir duduk di atas pemerintahan Daud. Dan Saudara boleh lihat di dalam Matius 1 tadi, komparasikan ayat yang ke-6 itu bicara Daud adalah anak dari Isai, lalu kalau Saudara runuti terus, “Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia,” dan seterusnya, maka Saudara sampai kepada ayat yang ke-11, “Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.” Berarti apa? Setelah Yekhonya, nggak ada yang menjadi raja lagi, mereka diangkut ke dalam pembuangan Babel. Tetapi Yekhonya bukannya nggak punya anak, dia melahirkan anak, anaknya siapa? Sealtiel, Zerubabel, kemudian Abihud, dan Elyakim, Azor. Itu adalah anak-anak Yekhonya.

Lalu problem-nya di mana? Problem-nya di sini, Yesus itu anak siapa? Daud. Yesus itu Mesias bukan? Mesias. Dia dijanjikan nggak untuk menjadi raja yang mewarisi pemerintahan Daud? Iya kan? Tetapi di dalam Yeremia dikatakan Yekhonya itu adalah cucu terakhir Daud yang duduk di atas pemerintahan, setelah dia nggak ada lagi yang bisa duduk di dalam pemerintahan. Tuhan salah nggak? Kalau Yesus adalah Mesias yang dia punya hak takhta Daud, berarti perkataan Tuhan atau janji Tuhan kepada Daud itu kontradiksi dengan apa yang dikatakan kepada Yekhonya, bahwa Yekhonya adalah raja terakhir. Masalah nggak? Saudara bisa lihat masalahnya? Saudara, hebatnya adalah di dalam rancangan Tuhan kembali, Yesus itu bukan anak Yusuf. Yusuf siapa? Yusuf itu cucu buyutnya dari Yekhonya.

Saudara boleh baca ya dari ayat yang ke-11 tadi, “Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor, Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.” Di sini nggak dikatakan Yakub memperanakkan Yusuf, Yusuf memperanakkan Yesus. Nggak ada kalimat itu. Tetapi begitu sampai pada Yusuf kalimatnya berubah, Yusuf adalah suami Maria yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.

Jadi Yesus anak siapa? Anak Yusuf atau anak Maria? Anak Maria. Anak Daud bukan? Anak Daud. Kalau bukan anak Daud apa hak Yesus duduk di atas takhta pemerintahan Daud? Kenapa orang mengatakan Yesus Kristus adalah anak Daud? Nah solusinya ada di Lukas 3. Lukas 3 itu ada silsilah satu lagi berkenaan dengan keturunan dari Daud. Dan berbeda dari Matius 1. Saudara boleh lihat ayat 23, “Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,” Yusuf ini bukan suami Maria ya. “Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai, anak Yusuf, anak Matica, anak Amos, anak Nahum, anak Hesli, anak Nagai, anak Maat, anak Matica, anak Simei, anak Yosekh, anak Yoda, anak Yohanan, anak Resa, anak Zerubabel, anak Sealtiel, anak Neri, anak Malkhi, anak Adi, anak Kosam, anak Elmadam, anak Er, anak Yesua, anak Eliezer, anak Yorim, anak Matat, anak Lewi, anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonam, anak Elyakim, anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan, anak Daud.”

Kok beda ya silsilahnya dengan Matius 1? Solusinya bagaimana? Solusinya adalah seperti ini, Lukas 3 itu bicara silsilahnya Maria, bukan silsilah Yusuf. Silsilah Yusuf itu ada di dalam Matius 1, silsilah Maria itu ada di dalam Lukas 3. Tapi kok nggak ada nama Maria di sini? Ingat, Yahudi itu bangsa patriarkal sehingga ketika mereka menulis silsilah mereka menulis nama laki-laki yang penting dalam keluarga itu. makanya Maria nggak masuk di situ. Kemungkinan dia adalah anaknya Yusuf juga. Lalu dari situ kita menyimpulkan Yesus adalah anak Daud bukan? Anak Daud. Asli nggak darahnya? Asli. Dari siapa? Dari Maria. Tapi kalau Dia dari Maria, Dia punya hak legal untuk memerintah tidak? Tidak. Lalu dia dapatkan hak legal untuk memerintah di bawah kekuasaan Daud dari siapa? Dari Yusuf. Saudara bisa lihat itu. yang mengatur ini siapa? Kalau bukan Tuhan yang mengatur, siapa yang mengatur itu? kalau Tuhan bukannya yang menjadikan dan meneliti satu per satu dari keturunan itu, kapan Daud lahir, kapan Yusuf lahir, kapan Maria lahir, kapan Yesus Kristus lahir, hal itu tidak akan ketemu lho.

Ada seorang matematikawan itu ketika meneliti tentang nubuat kelahiran Yesus Kristus, kesimpulannya cuma satu: mustahil kalau nubuat terjadinya nama itu bisa digenapi dalam diri satu orang. 330 nubuat itu bisa digenapi dalam satu pribadi namanya Yesus Kristus. kata yang tepat adalah mustahil. Tapi kenapa bisa tergenapi? Karena ada Allah yang merencanakan, mengatur, memimpin, dan memastikan dengan kuasa-Nya apa yang dijanjikan itu terjadi. Dan Saudara, natal adalah hari di mana kita memperingati kelahiran Mesias ini. Natal adalah hari di mana kita melihat janji Tuhan untuk memberikan seorang putra-Nya, seorang Anak Manusia ke dalam dunia ini untuk menjadi pemerintah, penguasa bagi dunia ini setelah Dia menyelamatkannya dari dosa. Itu adalah makna natal. Dan kita bersyukur sebagai orang-orang yang ada di dalam Kristus atau orang Kristen karena kita adalah orang-orang yang dikaruniakan pengertian kebenaran ini dalam kehidupan kita. Bukan karena kita mau, bukan karena kita hebat, bukan karena kita lebih pandai dari orang-orang yang memiliki iman yang berbeda dengan diri kita, bukan karena kita lebih baik dari orang-orang yang memiliki iman yang berbeda dengan diri kita, tetapi yang ada kita adalah orang yang lebih berdosa dari mereka. Dan yang lebih penting kita adalah orang-orang yang mendapat kasih karunia dalam Kristus oleh Allah dari kekal. Itu orang Kristen.

Saya harap pada waktu kita membahas tentang firman ini, saya sungguh-sungguh punya kerinduan di dalam hati, Bapak, Ibu, Saudara, sungguh-sungguh yakin kalau Bapak, Ibu, memiliki iman yang benar. ketika Bapak, Ibu, mengakui Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup itu, maka Bapak, Ibu, adalah orang yang ada di dalam damai sejahtera bersama dengan Allah yang suci. Bukan seorang yang ada di bawah murka Allah, bukan seorang yang ada di dalam hukuman Tuhan Allah karena apa? Karena kita ada di dalam jalur yang Tuhan rencanakan dan rancangan sejak di dalam kekekalan bahwa melalui satu-satunya anak itu, laki-laki itu, bukan yang lainnya, orang berdosa boleh diberkati, orang berdosa boleh diperdamaikan dengan Allah yang suci, orang yang berdosa boleh terhindar dari hukuman kekal, orang berdosa boleh memperoleh hidup yang kekal bersama dengan Kristus. Itu makna Natal yang sejati.

Sekali lagi, pada waktu kita berkata kita beriman kepada Kristus, itu berarti kita beriman kepada janji Tuhan yang terbukti benar di dalam dunia ini, bukan sesuatu janji kosong. Dan janji itu bukan sesuatu yang bisa kita kontrol, kita sudah melihat itu bahwa semua itu terjadi puluhan tahun bahkan ribuan tahun setelah janji itu diberikan. Kalau itu bisa tergenapi, kuasa siapa? Kalau bukan kuasa Tuhan, saya nggak tahu. Kiranya Tuhan boleh berkati kita ya. Mari kita tunduk kepala dan berdoa.

Kami bersyukur, Bapa, untuk firman yang boleh Kau nyatakan bagi kami. Kami sungguh bersyukur karena ada Kitab Suci-Mu yang merupakan kebenaran-Mu yang boleh Kau wahyukan bagi kami sehingga kami mengerti segala rancangan yang Kau sendiakan bagi kami yang berdosa ini dalam Yesus Kristus. Kami mohon kiranya Kau boleh pimpin, Bapa, siapkan kami anak-anak-Mu, ketika kami memperingati Natal, Natal demi Natal dari tahun demi tahun kami boleh selalu disegarkan iman kami dan diteguhkan iman kami bahwa Engkaulah sungguh-sungguh Mesias yang dijanjikan untuk menebus dosa kami. Dan malam hari ini kami bersyukur ada firman yang boleh kembali menenangkan hati kami, memperteguh iman kami, membawa kami lebih melihat akan kemuliaan Tuhan, kuasa Tuhan yang sungguh luar biasa di dalam rancangan-Mu yang kekal Engkau boleh menyatakan keajaiban di dalam dunia dan di dalam kehidupan kami melalui kelahiran anak tunggal-Mu Yesus Kristus. Kami berdoa kiranya Engkau boleh pimpin iman dari anak-anak-Mu ini, sertai mereka, bawa mereka hidup makin mengenal Kristus, makin mengenal Bapa melalui Kristus, makin menyatakan terang Kristus dalam kehidupan mereka. Di dalam nama Tuhan Yesus yaitu Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup kami telah berdoa. Amin. (KS)

 

Transkrip khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah

Comments