Hidup Sebagai Warga Kerajaan Allah, 11 September 2016

Ef 2:19


Saudara, di dalam minggu lalu kita telah melihat pentingnya kita yang datang ke gereja mengetahui apa yang menjadi posisi kita atau dimana kita berdiri atau kita ada di dalam kelompok yang mana. Memang secara institusi kita bisa katakan bahwa semua orang Kristen, orang-orang yang datang ke dalam gereja, yang beribadah di dalam gereja, yang ada di dalam gereja itu sebagai orang yang Kristen. Kalau kita ditanya, “Engkau orang Kristen apa buktinya?” Kita secara institusi atau organisasi bisa berkata, “Ini lho KTP-ku adalah orang Kristen, itu berarti aku adalah orang Kristen,” dan kita juga bisa membuktikan kepada orang-orang Kristen lainnya bahwa kita adalah orang Kristen dengan memberikan surat tanda baptis, surat tanda sidi atau surat tanda atestasi sebagai satu pembukti bahwa saya adalah orang Kristen karena saya teranggotakan di dalam satu gereja tertentu, seperti misalnya MRII Jogja. Jadi Saudara, melalui semua itu kita bisa berkata, “Aku orang Kristen, aku bisa membuktikan bahwa diriku adalah orang Kristen,” tetapi ketika Paulus berkata di dalam ayat ini: “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,” yang Paulus maksudkan itu bukan seperti ini. Paulus tidak hanya berbicara megenai masalah organisasi, institusi yang ada di dalam kehidupan manusia. Paulus bukan bicara mengenai satu keanggotaan yang terdaftar di dalam dunia ini tetapi Paulus berbicara tentang satu keanggotaan yang bersifat rohani atau spiritual yang dimiliki oleh orang-orang yang percaya atau orang-orang Kristen yang sejati. Saudara, Alkitab menyatakan keanggotaan manusia secara institusi gereja itu tidak menjadika orang itu secara otomatis memiliki keanggotaan secara rohani atau keanggotaan menurut Tuhan, tetapi orang yang memiliki keanggotaan secara rohani atau di hadapan Tuhan secara otomatis pasti berada di dalam keanggotaan atau institusi dari pada gereja di dalam dunia ini. Itu yang menjadi sesuatu yang harus kita perhatikan.

Dan pada waktu kita melihat keadaan ini, kita harus mengerti posisi kita ada dimana, itu merupakan sesuatu yang penting sekali. Kenapa penting? Karena tiga sebab, pertama adalah karena hanya orang-orang yang mengerti posisinya adalah orang Kristen sejati, secara rohani dia adalah orang yang sungguh-sungguh ada di dalam Kristus, hanya merekalah orang yang bisa memiliki satu kehidupan yang menginginkan kehendak Tuhan terjadi dalam hidup mereka dan melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam kehidupan mereka. Saudara, Alkitab banyak berbicara mengenai keadaan ini, misalnya Yesus Kristus berkata dalam Yohanes 17:4: “Aku memuliakan Engkau ya Bapa, dengan menjalankan apa yang menjadi perintah-Mu dalam dunia ini.” Di dalam tempat-tempat yang lain kita bisa melihat misalnya Petrus berkata, “Orang yang berada dalam terang pasti memiliki kehidupan yang mengasihi sesamanya saudara seiman, orang yang hidup dalam kegelapan dia pasti tidak akan mengasihi tetapi membenci orang lain dalam kehidupannya.” Jadi di dalam Alkitab selalu dibicarakan mengenai siapa kita terlebih dahulu, bukan apa yang kita lakukan untuk membuktikan siapa diri kita, tetapi siapa diri kita dulu, apa yang menjadi identitas kita. kalau kita sungguh-sungguh adalah orang Kristen yang taat Tuhan, yang ada di dalam Kristus maka kita pasti menunjukkan satu kehidupan yang sesuai dengan apa yang kita imani atau identitas yang kita miliki di dalam Tuhan tersebut. Jadi hanya orang yang ada di dalam Kristus, orang yang memiliki posisi sebagai orang yang Kristen sejati yang dapat menginginkan apa yang menjadi kehendak Tuhan dan yang dapat melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam kehidupan dia. Di luar itu memang mereka akan bisa melakukan kehendak Tuhan karena Tuhan memaksa mereka untuk melakukan itu, bukan karena mereka menginginkan untuk melakukan itu dan bukan karena mereka mampu untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Itu yang pertama.

Lalu yang kedua adalah, karena orang-orang yang ada di dalam Kristus atau orang-orang yang merupakan Kristen sejati adalah orang yang memiliki hak istimewa yang dari pada Allah dan yang memiliki kemuliaan yang dari pada Allah. Saudara, salah satu dari pada hak istimewa itu adalah mengenai hidup yang kekal. Alkitab bicara mengenai banyak hal yang dikaruniakan bagi anak-anak Tuhan, tapi saya akan soroti satu hal yaitu mengenai kehidupan yang kekal yang dimiliki oleh anak-anak Tuhan. Menjadi orang Kristen itu adalah berbicara mengenai hidup dan mati kita secara rohani, bukan secara fisik. Memang Alkitab berkata di dalam Ibrani 9:27 bahwa setiap orang atau manusia satu kali saja dia akan mati sesudah itu dia akan dihakimi. Itu berarti ketika kita lahir dalam dunia ini maka semua orang yang terlahir dalam dunia ini tidak bisa menghindarkan satu hal dalam kehidupan mereka, mereka mau berusaha dengan kekuatan mereka, dengan kekayaan mereka, dengan kemampuan mereka, dengan menjaga kesehatan, dengan asuransi, dengan segala sesuatu mereka nda akan mungkin bisa melawan satu hal dalam hidup mereka yaitu kematian. Semua orang pasti menuju satu titik itu, dan Saudara, pada waktu titik itu tercapai Alkitab berkata kita akan dihakimi Tuhan. Lalu penghakiman itu bagaimana kita bisa terbebas dari padanya? Penghakiman yang Alkitab katakan selalu berbicara mengenai penghukuman yang pasti akan diterima oleh seseorang. Lalu bagaimana kita bisa terbebas dari hukuman itu yang membawa kita kepada maut? Alkitab berkata cuma satu jalan yaitu kalau kita berada di dalam Kristus, kalau kita memiliki keyakinan atau kepastian bahwa identitas kita betul-betul adalah orang Kristen yang ada di dalam Kristus, atau kita adalah orang Kristen yang sejati. Kalau kita adalah orang seperti ini, kita mengerti akhirnya bukan kematian dan kebinasaan tetapi akhirnya adalah kehidupan yang kekal di dalam Kristus atau bersama-sama dengan Kristus. Itu yang kedua.

Yang ketiga, kenapa kita perlu mengetahui posisi kita itu ada dimana, karena dengan kita mengetahui posisi kita ada dimana maka itu membuat kita mengerti akan segala kemuliaan dan hak istimewa yang kita miliki sebagai anak-anak Tuhan atau sebagai orang-orang yang di dalam Kristus dan ini memiliki manfaat yang besar dalam kehidupan kita. Kita menjadi orang yang memiliki kekuatan untuk bisa mengatasi segala persoalan atau permasalahan yang ada dalam hidup ini, sebagian besar mungkin kalau tidak seluruhnya kita bisa atasi dalam kehidupan kita. Jadi Saudara, pada waktu kita menjadi orang yang melihat kebenaran yang ada di dalam firman Tuhan, kebenaran yang kita miliki, kebenaran yang Tuhan sudah sediakan pada kita, kalau mata hati kita bisa melihat pada itu semua maka saya percaya apa yang menjadi kesulitan hidup, persoalan, permasalahan, itu tidak lagi menjadi terlalu sulit atau terlalu berat untuk kita hadapi dalam kehidupan kita. Saudara, saya sangat percaya sekali kalau orang yang memiliki sungguh-sungguh kesadaran akan identitas dia, dia memiliki kesadaran sungguh-sungguh akan pengharapan yang Tuhan sudah sediakan dalam kehidupan dia di dalam dunia ini maka dia tidak menjadi orang yang gampang putus asa atau kehilangan pengharapan, frustrasi, bahkan sampai akhirnya mencabut nyawa dia sendiri. Dia akan tetap memiliki satu kekuatan untuk berjalan hidup di tengah-tengah dunia yang sulit ini.

Salah satu contohnya itu adalah Paulus. Siapa dia? Dia rasul, tapi rasul ini dikatakan bukan rasul yang kaya, bukan rasul yang memiliki harta yang banyak, dia adalah orang yang berkekurangan, dia adalah orang yang memiliki satu kemiskinan, dan dia dikatakan adalah orang yang tidak memiliki segala sesuatu dalam kehidupan dia. Saudara, bukan hanya itu, dia adalah seorang yang berkali-kali, mungkin beberapa kali, hampir mengalami kematian karena pekerjaan pemberitaan injil yang dia lakukan. Orang merajam dia, orang mencambuk dia, dan kapal sendiri ketika mengangkut dia pernah mengalami karam kapal yang membahayakan jiwa dia. Tapi Saudara, pada waktu dia mengalami itu semua bagaimana respon atau reaksi dari pada Paulus itu? Apakah dia menyerah? Apakah dia berputus asa? Apakah dia mundur dari pada pelayanan? Apakah dia menjadi kecewa? Apakah dia menjadi frustrasi? Apakah dia menjadi depresi dalam kehidupan dia? Alkitab berkata dia tidak mengalami itu semua, bahkan di dalam pikiran dia tidak ada keinginan untuk melakukan bunuh diri dalam kehidupan dia. Nah apa yang membuat dia memiliki itu semua? Saya percaya ini karena dia mengenal Tuhan yang dia sembah itu siapa, yang kedua, dia mengetahui segala kemuliaan yang Tuhan sudah sediakan bagi diri dia dan semua berkat yang Tuhan berikan dalam kehidupan dia sebagai orang yang menjalani apa yang menjadi kehendak Tuhan. Saudara, itu sebabnya ketika kita membaca tulisan dari pada Paulus, dia berkata ketika orang membenci diri dia, ketika orang-orang membenci dirinya, tidak menerima dia, justru dia menjadi orang yang bisa dipercayai. Ketika dia adalah orang yang berada di dalam suatu kesulitan, penderitaan, kemiskinan, tetapi dia justru menjadi orang yang bersukacita dalam kehidupan dia. Ketika dia berada di dalam konsisi yang tidak memiliki segala sesuatu justru dia bisa menjadi orang yang memperkaya orang lain.

Saya sangat percaya sekali orang Kristen adalah orang yang memiliki begitu banyak kekayaan, nanti kita akan lihat dari pada gambaran Paulus sendiri mengenai Kekristenan, orang Kristen, atau gereja itu seperti apa. Dan saya percaya ini membuat kita sebagai orang Kristen seharusnya bisa memperkaya orang lain, bukan menuntut orang lain untuk mengasihi diri kita dan memberikan belas kasihan, walaupun mungkin secara ekonomi, secara kehidupan ini kita tidaklah menjadi orang yang terlalu terpandang atau terhormat menurut dunia ini. Mungkin kita berkecukupan, mungkin kita pas-pasan tetapi justru kita di dalam kondisi itu tidak terhambat, terhimpit sehingga membuat kita tidak bisa bergerak dan memberkati orang lain. Saudara, ini adalah sesuatu yang penting sekali. Kenapa kita bisa mengalami itu semua? Karena jawabannya kita mengenal Tuhan kita itu siapa, kita mengenal posisi kita ada di mana, kita mengenal berkat yang Tuhan sudah sediakan atau karunia yang Tuhan sudah sediakan di dalam kehidupan kita sebagai orang-orang yang ada di dalam Kristus. Nah Saudara, saya percaya kenapa gereja sulit sekali mengalami kebangunan rohani, kenapa gereja gagal untuk melihat pekerjaan Tuhan itu sebagai sesuatu yang penting dalam kehidupan mereka dalam dunia ini? Sebabnya karena kita gagal atau seringkali melihat kebenaran dari pada apa yang Kitab Suci nyatakan ini. Kalau mata kita betul-betul melihat bahwa kemuliaan yang Tuhan sudah sediakan bagi kita itu adalah sesuatu yang benar-benar mulia dan berharga dan bernilai sekali, saya yakin gereja tidak akan lepas dari pada doa untuk mendoakan kebangunan rohani. Saya tidak percaya bahwa gereja tidak akan mengalami kebangunan rohani tapi gereja akan mengalami satu pembaharuan, pembaharuan rohani, semangat untuk Tuhan, bekerja untuk injil dalam kehidupan di tengah-tengah dunia ini, Itu menjadi satu sentral atau fokus dari pada pelayanan dalam gereja. Kita gagal lakukan itu semua karena mata kita lebih tertuju pada dunia dan permasalahannya dari pada apa yang menjadi rencana Tuhan dalam kehidupan dia dan segala sesuatu yang Tuhan sudah sediakan dalam kehidupan kita di tengah-tengah dunia ini dan nantinya.

Nah Saudara, itu sebabnya ketika kita masuk ke dalam ayat 19 ini Paulus mengajak kita kembali untuk melihat akan satu karunia yang Tuhan sudah sediakan dalam kehidupan kita sebagai orang-orang yang percaya. Di dalam ayat 19 ini Paulus berkata ada 3 hal yang perlu kita lihat kembali sebagai orang percaya: pertama adalah, kita adalah kawan sewarga dari kerajaan Allah; yang kedua adalah, kita adalah anggota-anggota kerajaan Allah; dan yang ketiga, kita adalah orang-orang merupakan tempat kediaman Allah, tubuh kita adalah tempat kediaman Tuhan Allah. Saya percaya ini adalah sebagian kecil atau sebagian dari bagian gambaran yang Paulus gunakan untuk mengambarkan gereja Tuhan, kenapa? Sebelumnya di dalam ayat di atasnya Paulus berkata gereja itu siapa, gereja itu adalah satu manusia baru, gereja itu adalah satuTubuh Kristus, jemaat itu adalah satu tubuh. Jadi di situ ada gambaran kita adalah bagian dari pada Tubuh Kristus yang satu itu, kita adalah manusia baru dan kita sendiri adalah satu tubuh dan ketika baca di dalam pasal yang kelima di dalam surat Efesus misalnya, Paulus kemudian mengambarkan gereja itu sebagai satu gambaran relasi antara Kristus dengan jemaat yang dibandingkan dengan antara hubungan suami dengan istri. Lalu kenapa begitu banyak gambaran mengenai gereja? Jawabannya karena satu gambaran saja tidak cukup untuk menggambarkan berkat Tuhan atau bagian yang Tuhan berikan di dalam gereja atau gereja itu siapa, butuh banyak gambaran yang dipakai untuk mengambarkan aspek-aspek dari pada gereja yang ada sehingga gereja menjadi memiliki satu pandangan yang limpah mengenai siapa diri dia, apa yang Tuhan kerjakan di dalam diri dia dan bagaimana kemuliaan Tuhan yang sudah Tuhan sediakan bagi gereja atau orang-orang Kristen dalam dunia ini. Saudara, ini nda cukup hanya satu gambaran dan butuh banyak, karena apa? Tadi saya katakan karena berkat Tuhan bagi gereja itu begitu limpah sekali, dan kalau kita nda mengerti ini wajar kalau kita nda bisa memberkati orang lain dalam dunia ini atau menjadi berkat bagi sesama orang Kristen yang lain. Tetapi kalau kita sungguh-sungguh mengerti siapa kita, identitas kita, apa yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita sebagai orang Kristen dan kemuliaan yang sudah Tuhan sediakan dalam hidup kita dan Allah kita adalah Allah yang mampu untuk memimpin hidup kita, memberikan yang terbaik dalam hidup kita dan menjamin untuk kita memiliki itu semua, saya yakin kita akan betul-betul menjadi seperti Paulus yang walaupun mungkin miskin, yang tidak memiliki segala sesuatu, tetapi bisa menikmati segala sesuatu dan bahkan menjadi berkat bagi orang yang lain.

Saudara, orang yang kaya bukan hanya dinilai dari jumlah uang yang dimiliki. Dia bisa memiliki uang yang banyak tapi kalau dia pelit untuk mendukung pelayanan Tuhan, dia pelit untuk membantu orang yang lain, dia adalah orang yang miskin. Tetapi kalau kita adalah orang yang mungkin tidak memiliki terlalu banyak uang tetapi kita bisa menjadi berkat bagi orang lain, kita bisa mendukung orang lain dengan kekuatan kita yang apa adanya, kita bisa membagikan sesuatu berkat rohani dalam kehidupan mereka, kita adalah orang yang kaya. Alkitab berkata, kekayaan jangan sekali-kali diukur dari berapa banyak uang yang kita miliki, itu adalah sesuatu penyempitan yang dilakukan oleh orang dunia dan sayangnya banyak orang Kristen yang mereduksi hidup mereka hanya berdasarkan ukuran uang ada berapa, efektifitas berdasarkan produksi yang dihasilkan, padahal manusia tidak seperti itu, Allah tidak melihat kita dalam relasi hanya sesempit itu.

Saudara, di dalam gambaran pertama, apa yang Paulus gunakan untuk menggambarkan gereja? Paulus berkata, “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluargaAllah.” Siapa itu orang percaya? Paulus berkata, yang pertama yang kita perlu tahu, orang percaya itu adalah kawan sewarga dari orang-orang kudus. Saudara, di dalam bagian ini Paulus mengambarkan gereja, dan mengkomparasikan gereja dengan satu gambaran mengenai kota atau satu bangsa atau mengenai satu negara atau mengenai satu kerajaan yang ada di dalam dunia ini. Jadi maksudnya apa? Kenapa orang Kristen itu digambarkan sebagai sebuah kota atau suatu negara atau suatu kerajaan seperti itu? Saya percaya satu sisi, mungkin Paulus melihat kerajaan di dalam dunia ini lalu di dalam pemikiran dia, mengenai kerajaan itu dan bangsa-bangsa yang ada maka dia mulai membayangkan orang Kristen itu adalah seperti kerajaan ini tetapi saya juga percaya sekali bukan itu yang menjadi dasar Paulus mengambarkan orang Kristen sebagai kawan sewarga negara atau dalam gambaran institusi dari pada negara atau bangsa dalam dunia ini saja tetapi ada satu makna yang lebih penting atau korelasi yang kuat sekali antara apa yang Paulus ajarkan di sini dengan apa yang Tuhan nyatakan di dalam Perjanjian Lama.

Saudara, pada waktu kita melihat misalnya dari Kitab Kejadian ada 50 pasal, tetapi Kejadian 50 pasal itu kita bisa bagi menjadi 2 bagian. Kejadian pasal 1-11 dan Kejadian pasal 12-50 dan seterusnya sampai keseluruhan dari pada Alkitab selesai. Di dalam Kejadian yang pertama itu sampai ke-11 kita bisa melihat bagaimana Allah berelasi dengan manusia. Pada waktu Allah berelasi dengan manusia, Alkitab berkata Allah tidak berelasi dengan orang-orang tertentu saja tapi Allah berelasi dengan keseluruhan dari pada manusia yang ada di dalam dunia ini, Allah berelasi, bertindak dengan semua manusia. Dan Saudara, kita bisa lihat misalnya di dalam Kejadian pasal 11, pada waktu bangsa-bangsa berkumpul untuk mendirikan menara Babel karena mereka ingin memperoleh nama, mereka ingin mencapai sorga, tempat Allah berarti mereka ingin begitu meninggikan dirinya di hadapan Tuhan maka Alkitab berkata Allah melihat ke bawah, Allah turun dan Allah mengacaukan bahasa dari pada bangsa-bangsa itu. Jadi dari Kejadian pasal 1-11, Allah langsung berhadapan dengan semua manusia yang ada dalam dunia ini tetapi ketika masuk ke dalam pasal 12, ada satu perbedaan, Allah tidak lagi berhadapan dengan semua manusia dalam dunia walaupun Alkitab selalu mengatakan, Allah yang tetap memiliki kendali terhadap semua jalannya sejarah manusia, bangsa-bangsa kerajaan dalam dunia ini walaupun Alkitab selalu mengatakan Allah yang tetap memiliki kendali terhadap semua jalannya sejarah manusia, bangsa-bangsa, kerajaan dalam dunia ini tetapi mulai pasal 12 Allah mulai berelasi dengan satu orang yaitu Abraham: Allah memilih Abraham, Allah memanggil Abraham keluar dari Ur-kasdim, lalu Allah berjanji kepada Abraham untuk menjadikan dia sebagai bangsa yang besar dan di situ dikatakan, “Engkau akan menjadi umatKu Abraham dan Aku akan menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.” Jadi Saudara, dari situ kita melihat, relasi antara Allah dengan bangsa-bangsa itu mulai tidak berlaku lagi, dan mulai saat itu konsentrasi Allah hanya kepada Abraham, kepada keturunannya, kepada bangsa Israel bahkan sampai kepada akhir zaman nanti Allah berelasi dengan bangsa Israel atau orang-orang yang percaya yang ada di dalam Kristus Yesus.

Kita boleh melihat apa yang menjadi perkataan Tuhan ini misalnya kita buka Kejadian 17:7-8, “Aku akan mengadakan perjanjianantara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjianyang kekal, supaya Aku menjadi Allahmudan Allah keturunanmu. Kepadamu dan kepada keturunanmuakan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing,yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allahmereka.” Jadi di dalam Kejadian 17 setelah Tuhan memanggil Abraham, Tuhan berkata akan menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Lalu ketika kita masuk ke dalam Keluaran 19, satu pasal sebelum Tuhan memberikan sepuluh perintah Allah kepada Musa dan kepada bangsa Israel, di situ Tuhan berbicara kembali mengenai relasi antara Dia dengan bangsa Israel. Kita buka Keluaran 19:5-6, Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku,maka kamu akan menjadi hartakesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsayang kudus . Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel.” Siapa Allah? Allah kepada Abraham, Aku akan menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu, siapa Israel? Allah berkata Israel melalui Musa, kamu adalah bangsa-Ku, kamu adalah bangsa-Ku yang kudus, kamu adalah kerajaan imam-Ku, itu adalah orang-orang yang percaya yang ada di dalam Tuhan. Saudara, ini adalah satu kebenaran relasi, mengenai kerajaan Allah dan umat Allah yaitu orang-orang Israel, dimana Allah sendiri menjadi raja atas mereka dan mereka adalah umat-Nya dan anggota dari pada warga Negara kerajaan dari pada Allah itu sendiri yang ingin Tuhan nyatakan bagi orang Israel sebelum mereka masuk ke dalam tanah perjanjian.

Nah Saudara, akan tetapi Alkitab menyatakan Israel sering kali gagal di dalam menjadikan Allah sebagai raja mereka, Israel selalu jatuh di dalam satu kehidupan yang berdosa, satu kehidupan penyembahan berhala di dalam kehidupan mereka, satu kehidupan yang tidak mentaati apa yang menjadi peraturan Tuhan dan hukum Tuhan di dalam kehidupan mereka, akibatnya apa? Tuhan sering kali membuang mereka, membuat mereka jatuh ke dalam tangan bangsa-bangsa, sampai akhirnya Alkitab berkata Tuhan membuang mereka sebagai satu bangsa yang buangan, karena apa? Mereka gagal di dalam menjalin relasi dengan Tuhan yang adalah Raja dan mereka warga Negara dari pada kerajaan tersebut.Saudara, salah satu alasan, contoh mengenai keadaan ini adalah ketika Israel meminta seorang Raja, untuk memimpin mereka. Kenapa? Apa yang menjadi alasannya? Alkitab berkata, selama ini Tuhan yang memimpin mereka sendiri. Mereka adalah negara Teokrasi, di mana Allah sendiri menjadi Raja mereka, yang berfirman langsung kepada mereka dan menuntun mereka sendiri dalam perjalanan hidup mereka, seperti yang Tuhan tunjukkan di padang gurun melalui tiang awan dan tiang api. Dia adalah Allah yang memimpin Israel sendiri. Tapi Alkitab berkata, ketika Israel melihat bangsa-bangsa lain yang ada di sekitar mereka, mereka kemudian memiliki satu keinginan: Kami juga pengen punya raja seperti mereka. Lalu mereka berkata kepada Samuel, ‘Kami ingin punya raja seperti mereka, tolong berikan kami seorang raja!’ Nah Alkitab berkata, ‘Tahu, tidak? Mereka bukan menolak engkau, Samuel, tapi mereka menolak Aku.’ Saudara, ini yang menjadi satu kegagalan daripada bangsa Israel dalam Perjanjian Lama. Bahkan ketika kita masuk ke dalam Perjanjian Baru, Alkitab sendiri mengatakan, prinsip Kerajaan ini, Tuhan yang menjadi Raja, umat Israel yang menjadi umat-Nya, itu tetap ada, dan terus berlanjut dengan pengajaran yang Yesus berikan. Ketika Yesus mengajar, apa yang menjadi tema utama daripada pengajaran daripada Kristus? Dari seluruh Injil, mengenai apa? Kerajaan Allah. Perumpamaan-perumpamaan daripada Yesus bicara mengenai Kerajaan Allah, di mana Dialah yang menjadi Raja yang memerintah di dalam Kerajaan tersebut.

Nah Saudara, siapa itu Allah? Dia adalah Raja daripada umat-Nya. Siapa itu orang percaya atau orang Kristen yang ada di dalam Kristus? Mereka adalah orang-orang yang merupakan orang yang, merupakan, kawan sewarga daripada Kerajaan Allah tersebut. Jadi ini menunjukkan ketika kita berbicara, atau Paulus menggambarkan: orang Kristen adalah kawan sewarga dari Kerajaan Allah. Itu berarti sebagai orang-orang Kristen, kita adalah seharusnya menjadi orang yang terpisah daripada bangsa-bangsa lain, atau orang-orang lain dalam dunia ini. Kawan sewarga negara Kerajaan Allah, berarti kita adalah satu kelompok tertentu, bangsa tertentu yang Petrus katakan: ‘Kita adalah Imamat yang Rajani, bangsa yang kudus.’ Yang berarti, kudus berarti, yang terpisah daripada bangsa-bangsa yang lain. Kita tidak sama dengan mereka, kita adalah bangsa yang terpisah, yang berbeda, yang memiliki batasan-batasan tertentu dalam hidup kita yang membuat kita berbeda daripada orang-orang dunia atau bangsa yang lain dalam dunia ini.

Saudara, ini menjadi sesuatu yang harus kita perhatikan dalam kehidupan kita. Tapi ada satu hal yang menjadi bahaya. Pada waktu kita berkata: Kita adalah bangsa yang kudus, yang terpisah dari mereka – bukan berarti kita adalah orang yang kemudian mengucilkan diri, menarik diri daripada dunia ini dan tidak mau berelasi dengan orang dunia ini. Seakan-akan kita menjadi orang yang eksklusif, diri kita sendiri, yang di mana kita kemudian betul-betul tidak mau bergaul dengan yang lain dan kita menjadi orang yang terpisah, total. Saudara, ini juga bukan kebenaran Alkitab. Kita adalah orang yang kudus, kita adalah orang yang dipanggil, tapi kita juga adalah orang yang diutus kembali ke dalam dunia untuk menjadi terang bagi dunia ini.

Tapi ada satu hal yang lebih berbahaya, yang harus kita perhatikan adalah, kadang-kadang orang Kristen melihat keterpisahan ini berarti mereka kemudian membuat satu pemisahan antara dunia dengan iman. Maksudnya adalah, ketika saya menyatakan diri orang Kristen, tempatnya itu adalah di dalam gereja. Tetapi ketika saya berada di dalam dunia, saya boleh hidup seperti orang dunia. Karena apa? Dunia berbeda dengan gereja. Saya baru bisa menyatakan diri saya sebagai orang Kristen, kalau saya ada di dalam orang Kristen yang lain atau di dalam gereja, di mana saya boleh menyatakan kasih saya, kebenaran daripada hukum Tuhan, lalu satu kehidupan yang baik dalam kehidupan saya. Tapi pada waktu kita masuk ke dalam dunia, maka kita menjadi orang yang betul-betul hidup dalam satu dosa, hidup seperti kehidupan  orang dunia, yang tidak memiliki perbedaan lagi daripada orang dunia.

Saudara, ini bukan menjadi satu kebenaran yang Kitab Suci katakan. Pada waktu kita berkata, ‘Saya adalah orang yang berbeda dari dunia. Saya adalah orang yang kudus.’ Orang Kristen adalah orang merupakan bangsa imamat yang rajani milik Tuhan, bangsa yang kudus, itu adalah satu kebenaran yang juga harus kita bisa nyatakan di dalam kebudayaan kita, di tengah-tengah bangsa ini, ataupun di dalam negara yang kita tinggal. Dapatkah mereka melihat: saya adalah orang Kristen, yang memiliki peraturan-peraturan khusus dalam hidup saya, yang membuat saya berbeda dari orang dunia. Sayangnya banyak sekali orang Kristen yang tidak memiliki cara kehidupan seperti ini. Mereka bilang, mereka adalah kawan sewarga daripada Kerajaan Allah, tapi tidak ada batasan-batasan dalam hidup dia yang menyatakan bahwa dia adalah kawan sewarga daripada Kerajaan Allah, melainkan dia lebih kepada kawan sewarga daripada kerajaan dunia. Saudara, kalau ini yang menjadi kehidupan kita, bagaimana kita bisa memiliki satu daya tarik untuk orang dunia melihat kebenaran yang ada di dalam Tuhan? Dan juga satu hal, kalau kita adalah seorang kawan negara, sekeluarga daripada Kerajaan Allah, itu berarti, kita baru bisa menjadi sesuatu cerminan bagi dunia ini, satu terang bagi dunia ini, kalau kita ada bersama-sama dengan kawan sewarga yang lain.

Saudara, kehidupan orang Kristen harusnya menjadi satu kehidupan yang memiliki daya tarik yang besar. Kehidupan orang Kristen harusnya menjadi satu kehidupan yang membuat orang dunia membuka mata mereka untuk mau datang dan mau mengenal Tuhan kita. Dan ini semua kita bisa lihat di dalam kehidupan para rasul. Kita bisa lihat dalam kehidupan daripada gereja mula-mula, mereka menjadi sesuatu pribadi, atau kelompok yang betul-betul membawa daya tarik yang besar bagi orang dunia, dan membawa perubahan bagi dunia tempat mereka tinggal. Dan ini harus kita miliki dalam kehidupan kita. Jangan menjadi orang Kristen yang hanya di dalam lingkungan gereja yang sempit. Tetapi kita harus bisa menyatakan kewarganegaraan kita ke dalam Kerajaan Allah dalam satu kehidupan negara, bangsa, kebudayaan yang kita miliki. Itu yang pertama.

Saudara, yang kedua adalah, apa yang dimaksud dengan kawan sewarga negara? Itu berarti, kita adalah orang-orang yang terikat satu dengan yang lain karena kita memiliki kesetiaan yang sama kepada seorang penguasa, atau otoritas, atau hukum, dan cara hidup tertentu. Pada waktu kita melihat satu bangsa, dan kita hidup di dalam satu negara tertentu, maka di situ kita pasti akan memiliki seorang pemimpin yang menguasai negara atau kerajaan tersebut. Kita pasti memiliki satu peraturan-peraturan tertentu dalam hidup kita, yang sama satu dengan yang lain, dan kita juga pasti ada satu wilayah atau kekuasaan, dan ada penduduk daripada bangsa tersebut. Saudara, pada waktu kita bicara: orang Kristen adalah kawan sewarga daripada Kerajaan Allah, itu berarti di dalam kehidupan kita, kita sama-sama memiliki pengakuan yang sama, kita sama-sama memiliki satu kehidupan yang mengakui bahwa Yesus itu adalah Tuhan kita, Raja kita, yang memerintah kehidupan kita. Dan di dalam situ juga, ada satu kesamaan, yaitu kita sama-sama mau menundukkan diri di bawah otoritas dan pemberitaan daripada Kristus dalam kehidupan kita. Apa yang mengikat kita? Karena semua orang yang ada di dalam Kristus, itu mengakui Yesus Tuhan dan mengakui otoritas Yesus dalam kehidupan mereka, baru di situ kita baru bisa sama-sama terikat satu sama lain, kita bisa menjadi satu di dalam Kristus. Tanpa adanya pengakuan iman yang sama, tanpa adanya penundukkan di bawah kepemimpinan daripada Kristus, tanpa ada pengakuan bahwa Alkitab itu adalah firman Allah, yang dari Allah, yang tanpa salah, bagaimana kita bisa menyatakan diri kita bersatu dengan mereka? Jadi Saudara, kesatuan itu adalah kesatuan dalam satu keterikatan, di mana kita sama-sama mengakui sesuatu adalah satu kebenaran. Khususnya, mengenai Kristus, dan Kerajaan-Nya, dan keberadaan kita yang ada di dalam Kristus. Dan kembali saya katakan, ini harus berkaitan dengan komunitas.

Saudara, kalau kita ingin bisa menjalankan perintah dan hukum Tuhan dalam kehidupan kita, kalau kita ingin bisa betul-betul menyatakan bahwa Tuhan adalah Raja yang memerintah hidup kita dan kita tunduk di bawah pemerintahan Dia, kita butuh komunitas. Karena apa? Hukum Tuhan memiliki standar yang berbeda daripada hukum dunia. Hukum Tuhan memiliki satu peraturan yang berbeda daripada peraturan dunia. Kalau kita hidup di dalam dunia, dengan cara hidup sebagai orang yang takut akan Tuhan, sendirian, saya yakin kita akan dikucilkan dan disingkirkan dari dunia. Dan yang terparah adalah kita akan mengikuti cara kehidupan dunia, bahkan kita mungkin akan diisolasi dan dihukum karena kita berbeda daripada mereka.

Saya pernah lihat di TV, ada satu permainan brain game, yang cukup menarik ya. Sebelumnya ada sekelompok orang yang di-set di dalam satu tempat untuk bertemu dengan… kalau nggak salah interview atau dokter, dokter (pak Dawis menegaskan: dokter, bukan interview). Lalu di ruang tunggu tersebut, itu di-set seperti ini: Setiap kali terdengar bunyi “bib”, maka mereka berdiri, lalu duduk. Setiap bunyi “bib”, mereka berdiri, lalu duduk. Lalu datanglah orang yang merupakan tamu, yang tidak diberi tahu mengenai pengaturan tersebut. Lalu dia duduk di tengah-tengah orang-orang yang diatur untuk duduk itu. Lalu apa yang terjadi? Bunyi “bib”, semua orang berdiri, dia masih duduk sendirian. Dan dia bingung, ‘Kok semua orang berdiri, ya?’ Untuk yang pertama, dia tidak terlalu peduli. Tapi yang “bib” kedua, dia orang berdiri lagi, dia mulai mikir, ‘Ini kok berdiri orang ya?’ Bunyi “bib” yang ketiga, dia mulai ragu-ragu. Saya lupa “bib” yang ke-berapa. Tapi begitu dia mulai ragu-ragu, di situ kemudian, “bib” yang berikutnya dia mulai ikut berdiri seperti orang yang lain berdiri. Lalu kemudian datang orang yang berikutnya juga seperti itu. Dan tesnya diuji dengan seperti ini. Setelah mereka mengikuti pola itu setiap bunyi “bip” mereka berdiri, satu per satu dari orang yang diatur itu , itu dipanggil, dibuat tidak ada di ruangan itu sampai semuanya habis dan hanya orang itu sendirian di situ yang tamu itu yang tidak diatur. Apa yang dia lakukan? Pada waktu bunyi “bip” dia masih berdiri. Sendirian, nda ada yang lain. Lalu datang orang kedua yang nggak diatur ke situ duduk. Waktu bunyi “bip”, orang ini berdiri sendirian, orang ini masih duduk. Tapi dia mulai bingung, “Kenapa dia berdiri ya?” Kedua kali dia tanya, “Kamu kenapa berdiri?” Dia bilang, “Nggak tau, pokoknya bunyi “bip” harus berdiri.” Tahu nggak apa yang terjadi? Orang kedua ini pun berdiri. Dan ketika banyak tamu yang lain datang, semuanya ikut berdiri dan duduk tanpa mengerti apa yang dia lakukan. Saudara, kita memiliki satu kecondongan untuk tunduk pada tekanan massa, sosial. Kalau sosial lebih banyak melakukan sesuatu hal, maka kita lebih condong untuk mengikuti apa yang dilakukan tersebut. Misalnya, contoh yang lain, kita pergi ke supermarket, Saudara lihat barang belanjaan di situ, misalnya sampo, berjejer. Satu sampo itu sudah mulai kosong-kosong tempat pajangannya. Satu lagi masih full. Saudara milih yang mana? Yang penuh atau yang kosong? Kosong kan? Tahu nggak, kadang-kadang itu juga di-set oleh market supaya kita memilih barang itu. Itu tekanan massa atau sosial. Itu permainan otak, istilahnya, brain game.

Saudara, kalau kita sendirian di tengah-tengah lingkungan daripada dunia, mungkinkah kita kuat menghadapi mereka? Saya percaya kita nggak akan kuat. Kita akan terpengaruh mereka, dan kita akan hidup seperti mereka. Makanya kita butuh komunitas. Komunitas yang memiliki pengakuan yang sama, memiliki satu integritas hidup yang sama, memiliki satu standar moral yang sama. Di situ baru kita memiliki satu kekuatan untuk menyatakan identitas kita sebagai orang Kristen dalam dunia ini. Ada satu keterikatan yang sama-sama mengakui Yesus adalah Tuhan dan kita adalah orang-orang yang merupakan anggota daripada kerajaan itu yang tunduk di bawah kebenaran daripada hukum dari Tuhan tersebut. Itu yang kedua.

Yang ketiga adalah, pada waktu kita berbicara mengenai kita adalah ‘kawan sewarga’ yang menunjukkan, itu adalah menunjukkan bahwa kita memiliki hak istimewa sebagai warga negara daripada Kerajaan Sorga. Saudara, satu hak istimewa yang terbesar yang kita miliki adalah, sebagai warga negara, kita memiliki Kristus sebagai Raja kita. Siapa dia? Alkitab berkata, Dia adalah satu pemimpin yang betul-betul berkuasa sekali. Siapa dia? Alkitab berkata, Dia adalah satu pemimpin yang betul-betul berbijaksana sekali, Dia adalah pemimpin yang betul-betul berkeadilan , yang sempurna. Dia betul-betul adalah pemimpin yang betul-betul penuh dengan kasih, Dia adalah betul-betul pemimpin yang memikirkan apa yang menjadi kebaikan daripada warga negara Dia, Dia adalah betul-betul pemimpin yang patut diteladani karena Dia sendiri menjalankan apa peraturan yang Dia buat dalam kerajaan-Nya. Siapa kita? Saya percaya kita adalah orang yang sungguh-sungguh memiliki satu hak istimewa memiliki Dia sebagai raja kita dalam kehidupan kita. Saya percaya kita ingin memiliki pemimpin yang baik dalam dunia ini, Ingin memiliki pemimpin yang jujur, yang berkeadilan, yang benar, yang tidak korupsi, yang memikirkan kebaikan bangsa ini. Tapi Saudara, ketahuilah, selama kita hidup dalam bangsa ini kita ndak akan memiliki pemimpin seperti itu. Kecuali satu, yaitu Yesus Kristus. Itu sebabnya dikatakan, “Kristus adalah hak istimewa, karunia yang istimewa yang dimiliki oleh orang percaya.

Tapi Saudara, selain daripada itu, ketahuilah, kita adalah orang yang ada di dalam kerajaan itu. Kita adalah orang yang hidup di dalam Kerajaan Sorga, walaupun kita dalam dunia ini, dan saya pikir ini adalah sesuatu yang harus membawa kebanggaan dalam kehidupan kita. Alkitab berkata, suatu hari nanti, kerajaan yang di Sorga itu akan turun dan bersatu dengan kerajaan dunia ini dan di situlah menjadi langit dan bumi yang baru, atau Sorga. Dan kita pasti ada di dalam kerajaan tersebut. Saudara, bangga tidak kita memiliki kerajaan itu dan sebagai warga negara daripada kerajaan itu? Orang dunia ingin sekali menjadi anggota kerajaan tertentu atau negara tertentu. Zaman Yesus atau Paulus, mereka ingin sekali menjadi warga negara daripada Kerajaan Romawi karena di situ banyak sekali fasilitas dan kenyamanan, kenikmatan yang hidup yang bisa mereka nikmati dalam hidup mereka. Dan tahu tidak Saudara, kalau kita adalah warga negara Sorga, kita pun memiliki fasilitas-fasilitas yang akan Tuhan karuniakan bagi kita dan semua keistimewaan, hak istimewa yang Tuhan sudah anugerahkan dalam kehidupan kita. Saya pikir kita harusnya memiliki satu kebanggaan. Bangga menjadi orang sewarga negara dalam Kerajaan Allah, bukan bangga menjadi orang yang ada di dalam dunia ini. Itu yang menjadi sesuatu yang harus kita lebih utamakan.

Dan terlebih lagi, ketahuilah Saudara, pada waktu dikatakan kita adalah kawan sewarga negara dari orang-orang kudus, siapa itu orang kudus? Bukankah di dalam dunia ini ada orang-orang yang kita hormati, kita kagumi, kita tinggikan mereka, menurut pandangan orang dunia? Mereka lihat artis tertentu, mereka ingin menjadi seperti orang-orang itu. Mereka lihat pujangga tertentu, mereka ingin mengagumi dan menghormati mereka. Mereka lihat pemimpin tertentu, mereka ingin meninggikan orang-orang itu. Tapi Saudara, Alkitab berkata, ketahuilah, kita adalah orang-orang yang berada bersama-sama dengan Abraham, kita adalah orang yang ada bersama-sama dengan Musa, kita adalah orang yang ada bersama-sama dengan Daud, dengan Salomo, dengan Yeremia, dengan Yesaya, dengan nabi-nabi yang ada dalam Perjanjian Lama. Dengan Paulus, dengan Petrus, Yohanes, Yakobus, dan yang lainnya. Dengan Calvin, Luther, dan orang-orang percaya lain yang merupakan bapa-bapa rohani dalam dunia ini. Orang-orang yang memiliki pengaruh yang besar dalam sejarah dunia, bukan hanya dalam kekekalan tetapi dalam dunia ini, orang-orang yang menjadi teladan dari kehidupan begitu banyak orang yang ada dalam dunia ini. Dan Paulus katakan, kita ada bersama-sama dengan mereka, kita adalah bagian daripada mereka, kita adalah anggota daripada keluarga mereka. Saudara, saya pikir ini adalah satu kebanggaan yang besar sekali. Saya pikir kita tidak perlu merasa malu ketika kita menyatakan diri kita adalah orang Kristen yang ada di dalam dunia ini.

Dan satu lagi, ketika Tuhan memerintah kehidupan kita, di dalam bagian yang keempat, yaitu mengenai kemuliaan yang akan datang daripada kerajaan itu, ketahuilah, walaupun kerajaan ini adalah kerajaan yang kelihatannya kecil sekali saat ini, itu bukan berarti kerajaan ini belum ada dalam dunia ini. Dan itu bukan berarti kerajaan ini belum berkuasa dan memerintah dalam dunia ini. Saudara, walaupun kerajaan itu begitu kecil dan seakan-akan dibandingkan dengan massa jumlah daripada penduduk yang begitu besar yang ingin menindas, menekan, menganiaya, lalu mungkin menghinanya, tapi bukan berarti kerajaan itu tidak akan bertahan. Kerajaan itu akan tetap bertahan. Dan kerajaan itu akan terus bertumbuh dan berkembang tanpa ada satu bangsa dan manusia yang bisa menahannya. Saudara, Tuhan Yesus mengilustrasikan itu seperti sebuah biji sesawi. Biji sesawi itu adalah biji yang paling kecil sekali di antara semua biji yang ada. Tapi ketika biji itu ditanam, maka biji itu akan tumbuh menjadi sebuah pohon yang besar, yang rindang di mana bisa menaungi burung-burung untuk hinggap di situ dan bersarang di situ. Saudara, ini adalah gambaran daripada Kerajaan Allah. Dan kita ada di dalamnya. Pada waktu kita berada di dalamnya, maka di situ kita pastikan, walaupun kita saat ini sulit dalam kehidupan kita dan banyak tekanan, tapi ketahuilah, kita terus akan bertumbuh dan berkembang dalam bagian daripada kerajaan itu, dan kerajaan itu akan terus menyatakan dirinya suatu hari nanti. Dan pada titik akhir, dia akan menyatakan diri dengan terang-terangan kepada dunia ini bahwa Kristuslah Raja, bahwa Kristuslah yang akan memerintah dunia, bahwa semua pemimpin akan bertekuk lutut di bawah kaki dari pada Kristus.

Di dalam Daniel itu ada satu gambaran yang menyatakan bahwa ketika Daniel melihat satu, seorang raja melihat satu penglihatan, dia tidak mengerti apa maknanya lalu memanggil Daniel untuk menterjemahkan makna itu. Dia bilang, “Aku melihat sebuah patung yang begitu mulia sekali, kepalanya terbuat daripada emas, dada dan lengannya terbuat dari perak, perut dan pinggangnya terbuat daripada tembaga. Pahanya terbuat daripada..” Perak, setelah perak apa? Perunggu? Oh iya, tembaga. “Pahanya terbuat dari besi. Kakinya terbuat dari sebagian besi dan sebagian kayu. Lalu tiba-tiba terungkitlah sebuah batu tanpa sebab lalu menghantam kaki daripada patung itu, sehingga menghancurkan bagian daripada kaki yang terbuat dari sebagian besi dan kayu lalu merobohkan semua daripada tubuh patung tersebut sampai kepalanya itu hancur semua menjadi debu seperti sekam yang lalu ditiupkan angin dan tidak bersisa sama sekali.” Lalu di situ Daniel berkata, “Siapa yang menjadi pengungkit itu, kerajaan itu, batu itu? Batu itu kemudian ketika menghancurkan patung itu, dia akan menjadi satu gunung yang memenuhi bumi ini.” Saudara, itu menunjukkan kerajaan daripada Tuhan. Kerajaan daripada Kerajaan Allah. Penguasaan daripada Tuhan yang suatu hari pasti menyatakan diri dalam dunia ini. Dan di situ semua bangsa, negara, raja, harus tunduk dan takluk kepadanya.

Saudara, kerajaan itu sudah ada. Siapa yang ada di dalam kerajaan itu? Kita orang-orang yang percaya. Bagaimana kita menyatakan diri kita adalah orang yang di dalam kerajaan itu? Alkitab berkata, memang secara wilayah dan cakupan, belum nyata. Tetapi Tuhan menguasai hati setiap orang yang percaya dalam dunia ini. Kalau kita adalah anak Tuhan, adakah otoritas dan kuasa Tuhan dalam kehidupan kita, yang membuat kita menghidupi satu kehidupan yang mau tunduk dan taat kepada apa yang menjadi kebenaran daripada perintah Tuhan dalam hidup kita? Di situ cara Tuhan menguasai dunia ini, menguasai kerajaan-Nya. Dan dari situ, kerajan pasti akan terus berkembang sampai satu titik dia sendiri sungguh-sungguh menyatakan bahwa Dia adalah raja itu sendiri yang memerintah seluruh dunia. Saudara, saya pikir kita adalah orang Kristen yang merupakan warga negara, memiliki satu karunia yang besar sekali daripada Tuhan dalam kehidupan kita. Memiliki satu anugerah yang begitu limpah, sesuatu yang tidak mungkin kita bisa nilai, dengan materi dan kekayaan yang ada di dalam dunia ini. Dan saya harap kita belajar untuk berbangga dan bersenang hati, bersukacita untuk berada di dalamnya, dan berbagian di dalam kerajaan tersebut, dan menyatakan diri kita adalah anggota daripada kerajaan itu. Kiranya Tuhan boleh memberkati kita. Mari kita masuk dalam doa.

Kembali kami bersyukur ya Bapa, untuk Firman yang boleh Engkau nyatakan bagi kami kembali. Satu gambaran bahwa orang Kristen adalah warga negara daripada Kerajaan Sorga. Saudara, kiranya apa yang menjadi kebenaran itu, boleh kami lihat dalam kehidupan kami, boleh kami syukuri, boleh kami kagumi dan kami banggakan dalam kehidupan kami, sehingga kami tidak nerasa malu untuk menyatakan siapa diri kami di tengah-tengah dunia ini. Tolong setiap kami ya Bapa, anak-anak-Mu yang hadir di sini, pagi ini, yang telah mendengarkan firman-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami telah bersyukur dan berdoa. Amin.

[Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah]

Comments