Bergabung di dalam Gereja Lokal, 23 Oktober 2016

Saudara, apakah bergabung di dalam sebuah gereja lokal itu adalah sesuatu yang penting atau tidak? Jika dulu mungkin kita berpikir adalah sesuatu yang penting, kenapa begitu penting? Karena dulu adalah zaman di mana kalau kita ingin mendengarkan firman, maka kita harus datang kepada orang-orang tertentu yang mendapatkan firman dari Tuhan atau yang ditunjuk  untuk menjadi pemimpin yang mengajarkan kebenaran firman Tuhan dan itu bukan sesuatu yang bisa dicari dengan begitu gampang, tetapi mereka harus datang ke situ apalagi kalau waktu itu Alkitab belum dicetak sepenuhnya seperti itu dan tidak tersebar kepada semua orang Kristen, sehingga ada hari-hari tertentu dimana kita harus berkumpul untuk belajar firman, belajar mendengarkan pengajaran firman, beribadah kepada Tuhan, lalu disitu kita saling menguatkan, saling membangun satu dengan yang lain. Tetapi bagaimana dengan jaman sekarang, dimana kita hidup ditengah-tengah kemajuan elektronik yang begitu luar biasa sekali; ada TV, ada radio, ada yang namanya internet dimana semua itu menjadi satu sarana atau alat untuk memberitakan firman Tuhan. Apakah dengan adanya begitu banyaknya sarana itu, maka itu membuat bagaimana cara kita mendengar firman, mendapatkan kebenaran atau menerima kebenaran, itu tidak memiliki suatu dampak yang terlalu signifikan di dalam kehidupan kita sebagai orang-orang Kristen. Saudara, bolehkah kita menjadikan radio kita, TV kita, atau internet kita atau alat-alat elektronik kita sebagai pendeta kita, pemimpin rohani kita, atau teman kita di dalam bersekutu? Seringkali kita melihat TV dan kita beribadah di situ, kita sudah merasa bahwa inilah pemimpin di dalam saya beribadah. Seringkali kita dalam suatu masalah kita mendengarkan suatu radio konsultasi dengan radio, ada orang yang di dalam radio atau televisi itu lalu kita sudah merasa kita sudah digembalakan dan kita memiliki suatu teman persekutuan.

Ini adalah suatu zaman yang dimana sepertinya firman Tuhan itu begitu banyak tersebar dan begitu gampang untuk kita peroleh di dalam kehidupan kita sebagai orang-orang Kristen. Sehingga apa yang terjadi, kita menemukan banyak sekali orang-orang Kristen pada zaman sekarang yang tidak mau bergabung di dalam suatu gereja lokal tertentu.Lalu bagaimana mereka akan menjadi orang Kristen?Mereka mungkin akan menjadi orang Kristen yang jalan-jalan, berkeliling dari satu gereja kepada gereja yang lain.Lalu atas dasar apa mereka berkeliling dari gereja ini ke gereja itu?Atas dasar mungkin dorongan hati mereka, kemauan mereka mau pergi ke mana saat ini atau interes mereka bagaimana atau berdasarkan kebutuhan mereka itu apa saat ini dalam kehidupan mereka berdasarkan kepentingan mereka. Jadi misalnya, saya pernah berbicara begini, kalau kita ingin mungkin beribadah dengan memuji Tuhan mari kita pergi kepada gereja A, kalau kita ingin beribadah dengan dipenuhi suatu karunia roh lalu kita pergi ke gereja B, kalau kita ingin memiliki sesuatu kerinduan untuk belajar firman yang benar, kita pergi ke gereja C, lalu kalau kita ingin memiliki keinginan untuk mendapatkan sesuatu materi atau berkat dalam kehidupan kita, maka kita pergi ke gereja D. apa yang membuat kita pergi ke gereja-gereja tersebut? Semuanya di dasarkan karena keinginan-keinginan yang kuat atau interes yang kuat yang kita butuhkan saat itu atau saat sekarang ini, itu yang membuat kita kemudian memilih gereja mana yang kita ingin tuju dan  beribadah di dalamnya. Dan bukan hanya itu kita juga menemukan bahwa ada orang-orang Kristen yang tidak memiliki keinginan yang kuat untuk menggunakan setiap kesempatan sebaik mungkin untuk bisa beribadah bersama-sama dengan orang Kristen yang lain. Jadi bagi mereka ketika mereka pergi ke gereja atau tidak pergi ke gereja itu bukan menjadi suatu persoalan yang teralu serius dalam kehidupan mereka, bahkan ada orang-orang Kristen yang memilih lebih baik saya pergi dan mencari gereja yang memiliki kebaktian di hari Sabtu malam dan tidak di hari Minggu. Kenapa? Karena mereka mungkin nggak mau urusan mereka di hari Minggu terganggu, mereka tidak mau waktu mereka dihabiskan dengan pergi ke gereja lalu melayani bersama orang-orang Kristen yang lain dan mereka lebih baik hari Minggu digunakan untuk keluarga, dan pekerjaan dan yang lain-lainnya dan mereka menarik diri atau menyingkirkan diri daripada gereja dan ibadah daripada orang-orang Kristen.

Nah Saudara, ini adalah sesuatu yang saya pikir adalah hal yang umum kita lihat terjadi pada zaman kita sekarang ini dan lalu apakah ini adalah sesuatu yang perlu kita teladani, kita ikuti sebagai orang Kristen? Apakah memilih gereja itu adalah sesuai dengan selera kita? Apakah datang ke gereja atau tidak datang ke gereja untuk beribadah kepada Tuhan dan menggabungkan diri di dalam suatu gereja lokal tertentu itu adalah sesuatu yang tidak terlalu signifikan di dalam kehidupan kita sebagai orang percaya ataukah itu adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan kita?  Nah di dalam hal ini saya sangat percaya sekali, pertimbangan untuk memutuskan itu adalah sesuatu yang baik atau tidak baik, signifikan atau tidak signifikan, perlu atau tidak perlu, jangan sekali-kali kita dasarkan atas pertimbangan baik atau tidak baik menurut diri kita atau berdasarkan menguntungkan atau tidak menguntungkan dari pada sudut pandang diri kita, tapi kita perlu memiliki suatu sikap hati yang sederhana dihadapan Tuhan dan suatu iman yang sederhana dihadapan Tuhan untuk mau tunduk kepada otoritas daripada kebenaran Firman Tuhan di dalam kehidupan kita. Saudara, ini adalah hal yang penting sekali ya, menjaga hati yang sederhana dihadapan Tuhan dan iman yang sederhana. Di dalam Amsal 4:23, “ Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Satu lagi 2 Korintus 5:9, “ sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.” Satu perkataan yang Paulus katakana kepada Tuhan.

Ketika kita kembali kepada Kitab Suci, maka kita bisa melihat hati itu adalah sesuatu yang penting sekali menurut pandangan daripada Kitab Suci. Hati itu adalah sentral dalam kehidupan manusia, dari hati itu terpancar segala sesuatu yang kita inginkan, yang kita lakukan, atau terpancar di dalam hidupan kehidupan manusia. Ini menjadi hal yang penting sekali, itu sebabnya Alkitab berkata kita perlu menjaga hati kita.Kalau kita tidak menjaga hati kita dengan baik maka kita pasti akan jatuh di dalam dosa dalam kehidupan kita. Nah ini sudah diberikan contoh yang begitu banyak sekali oleh Kitab Suci, tapi saya hanya akan melihat dua contoh yang Kitab Suci nyatakan. Pertama adalah dari kehidupan Daud.Siapa Daud? Daud adalah seorang raja yang betul-betul hebat sekali, dia terkenal sekali, Allah sendiri menjanjikan keturunan Mesias akan terlahir dari diri dia, lalu Dia akan menduduki tahkta Daud sampai selama-lamanya.Tapi Daud ini memiliki suatu kelemahan. Di suatu hari ketika mereka sedang di dalam masa peperangan, maka di situ Daud dikatakan tidak turut pergi dalam peperangan, dia kemudian bersantai-santai di rumah, dia kemudian duduk diatas sotoh rumahnya sedangkan dia menyuruh panglimanya Yoab beserta tentara-orang-orangnya berserta seluruh Israel untuk pergi berperang. Nah Saudara, apa yang membuat Daud tidak turut berbagian dalam peperangan itu, ada kemungkinan karena Daud merasa “tanpa dia, pasukannya cukup kuat untuk melawan musuh” tidak perlu sampai dia harus turun tangan pasti mereka bisa mengalami kemenangan melawan musuh-musuhnya dan memang dicatat oleh Kitab Suci, Yoab berhasil mendesak musuh-musuhnya di dalam ayat-ayat berikutnya.

Tetapi Saudara, pada waktu dia di dalam keadaan dia merasa dia tidak perlu turun dalam medan perang, lalu apa yang dia lakukan? Alkitab berkata dia tidak melakukan apa-apa, dia hanya bersantai-santai, dia menikmati suasana sore diatas rumah, sotoh rumahnya, lalu di situ dia mulai melihat seorang perempuan yang cantik. Pada waktu dia melihat Bersyeba yang cantik itu, dia jatuh cinta, lalu dia mengambil perempuan itu dan tidur bersama-sama dengan perempuan itu. Nah akibat daripada itu si Betsyeba mengalami kehamilan. Jadi Saudara, pada waktu dia hamil dan Daud sadar akan kebenaran ini, apa yang dia lakukan? Alkitab berkata dia melakukan dua hal: pertama adalah dia memberitahu Yoab supaya Uria suami Betsyeba itu pulang ke rumah, dia boleh ambil cuti perang, dia pulang ke rumah, tujuannya untuk apa? Supaya dia bisa tidur dengan Betsyeba, kalau dia pulang harapan Daud, dia bisa kumpul bersama Istrinya, lalu disitu dia bisa tidur bersama Istrinya, lalu Istrinya setelah peristiwa itu kemudian diketahui hamil mungkin tidak menjadi suatu masalah yang besar bagi kehidupan Daud karena ya selisihnya mungkin tidak terlalu lama, paling satu bulan dan satu bulan kurang lebih kan hamil lahir lebih cepet sedikit gak masalah kayak gitu. Jadi akan dikira orang suaminya tetap Uria, bukan hasil perselingkuhan dengan Daud. Lalu ketika Daud menemukan Uria ternyata tidak lakukan itu, ternyata Uria seorang perajurit yang baik, seorang perajurit yang setia kawan, yang sungguh-sungguh perihatin akan teman-teman mereka yang ada di medan peperangan, sehingga dia tidak mau campur dengan kehidupan keluarga atau dengan Istrinya itu. Daud mulai pusing, lalu ketika dia pusing dia memikir-mikir apa yang harus dia lakukan, lalu Daud mendapatkan satu ide, dia akan menempatkan Uria di garis medan peperangan, dia menulis surat kepada Yoab, lalu menitipkan itu kepada Uria, lalu diberikan kepada Yoab, ini bisa lihat ya betapa setianya Uria ya, sampai dia tidak curiga pemimpinnya sendiri sedang merencanakan sesuatu yang jahat dalam kehidupan dia. Dia bawa surat itu serahkan kepada Yoab lalu disitu Yoab membaca surat itu lalu dia menempatkan Uria di depan medan perang atau garis depan dan seketika dia ada disitu, Yoab membuat seolah-olah mereka terlalu dekat lalu menarik diri sehingga meninggalkan Uria di medan perang dan mengalami kematian.

Nah Saudara, pada waktu Uria mati, pada waktu Daud mendapatkan kabar Uria mati, kira-kira Daud menyesal tidak? Kira-kira Daud sadar tidak bahwa dia adalah orang berdosa, saya pikir atau saya lihat Daud nda sadar akan keadaan ini. kenapa? Karena di dalam 2 Samuel 11:25, disitu dikatakan “ketika Yoab mengirim utusan kepada Daud memberitahukan bahwa Uria sudah mati, maka Daud berkata seperti ini, “….janganlah sebal hatimu karena perkara ini, sebab sudah biasa pedang makan orang ini atau orang itu…” jadi bagi Daud kematian di medan peperangan itu adalah hal yang biasa dan kalau kita mengatur suatu perajurit dan menempatkan dia di medan perang di garis depan lalu dia mengalami kematian bukankah itu sesuatu yang biasa, jadi kalau dia menempatkan Uria di depan, untuk berperang, maka ketika dia mati, ya bukan kesalahan Daud, itu adalah kecelakaan di dalam medan peperangan. Jadi saya lihat Daud bukanlah seseorang yang sadar waktu itu bahwa dia adalah orang yang telah berdosa dan dia juga adalah orang yang sebenarnya bisa beralasan dengan begitu banyak hal untuk membela diri dia dan dia sudah membela diri dia dihadapan panglimanya sendiri, Yoab, bahwa itu adalah hal yang biasa untuk seseorang mati di medan peperangan. Akan tetapi ketika Tuhan melihat itu lalu Tuhan mengutus nabi-Nya, Natan, untuk datang dan menegur Daud akan dosanya, Alkitab berkata apa? Daud tidak memberikan alasan sama sekali, Daud tidak membela diri, Daud tidak berkata seperti dia berkata kepada Yoab “inikan medan perang, ya biasa orang mati” , tapi saat itu Daud sadar dia telah berdosa di hadapan Tuhan, dia memohon pengampunan Tuhan, Dia bertobat dari dosanya, dan dia tidak mengulangi apa yang menjadi dosa yang dia lakukan. Saudara, saya pikir kalau kita ingin beralasan dalam hidup kita, banyak sekali alasan yang kita bisa berikan untuk membenarkan diri kita dan tidak mentaati apa yang menjadi perintah Tuhan, tapi Daud bukan orang seperti ini. Dia seorang yang memiliki hati yang begitu sederhana sekali di hadapan Tuhan. Ketika Tuhan berkata, “Engkau bersalah,” maka Daud dengan rendah hati berkata, “Ya memang aku bersalah,” dan Daud menerima itu sebagai satu kebenaran.

Begitupun juga dengan Maria. Pada waktu Yesus berkunjung ke rumahnya, pada waktu dia melihat kepada Yesus Kristus dia menyadari satu hal: ini bukan hanya tamu kehormatan tetapi ada sesuatu yang dia harus kerjakan karena tamu ini sebentar lagi akan mengalami kematian “lalu hal apa yang bisa aku persembahkan untuk Yesus Kristus? Apakah cukup hanya mengoleskan satu tetes minyak wangi yang sangat mahal sekali untuk mengurapi Yesus?” Lalu disitu dia bergumul lalu dia menyadari satu hal, “Saya harus memberikan sesuatu yang penting bagi Yesus Kristus.” Lalu apa yang dia berikan? Dia mencari minyak atau barang yang paling mahal dalam kehidupan dia atau dalam harta dia, lalu dia menemukan itu adalah satu minyak wangi. Lalu minyak wangi itu dia bawa, dia pecahkan lehernya, lalu dia tuangkan untuk mengurapi Yesus seluruhnya, tidak ada sisa sama sekali. Saudara, minyak wangi yang ditabung selama mungkin bertahun-tahun, belasan tahun dalam kehidupan dia dan dalam pekerjaan dia untuk hari depan dia di dalam pernikahan tetapi dia persembahkan itu semua kepada Yesus Kristus untuk mengurapi Dia, mempersiapkan Dia menuju kematianNya. Ada pertimbangan hal-hal yang dimana dia merasa berat untuk memberikan itu atau tidak? Mungkin ada, tetapi dia sadar satu hal: ini adalah sesuatu yang penting maka aku harus mengorbankan itu demi untuk mendukung pelayanan dari pada Kristus.

Saudara, apa yang mendorong mereka melakukan hal ini? Saya lihat itu semua muncul dari satu keinginan hati yang terdalam yaitu keinginan hati untuk bisa berkenan di hadapan Tuhan dan bukan untuk berkenan di hadapan manusia. Satu kerinduan untuk mau menyenangkan Tuhan dalam hidup mereka, mau mentaati Tuhan, apa yang menjadi rencana Tuhan, mau berbagian di dalam rencana itu dalam hidup mereka. Ini yang mendorong mereka untuk menjalankan apa yang menjadi perintah Tuhan tanpa beralasan untuk membenarkan diri mereka. Saudara, saya pikir orang Kristen perlu memiliki sikap seperti ini dalam hidup kita. kita perlu menjaga adanya iman yang sederhana maupun hati yang sederhana di hadapan Tuhan. Nah ini yang menjadi dasar kita akan membahas bagian ini. Apakah penting bagi kita untuk bergabung di dalam sebuah gereja lokal atau tidak? Apakah penting bagi kita untuk bersekutu dengan orang-orang Kristen yang lain dan menyiapkan satu hari untuk beribadah kepada Tuhan dalam hidup kita atau kita boleh menggantikan pemimpin dalam gereja atau gembala dalam gereja atau teman-teman atau saudara seiman kita dalam gereja dengan yang namanya alat-alat elektronik yang ada di tangan kita sehingga kita tidak perlu bertemu dengan mereka dan bersekutu dengan mereka dan kita sudah meresa kita sudah dipimpin dan digembalakan melalui alat-alat elektronik itu? Saya pikir ini bukan menjadi suatu kebenaran yang Kitab Suci nyatakan. Alkitab jelas sekali berkata sikap seperti ini itu bukan kehendak Tuhan. Tuhan tidak menebus kita untuk menjadi orang-orang Kristen yang individualis yang hanya memiliki relasi pribadi dengan Tuhan Allah tetapi tidak memiliki relasi pribadi dengan orang-orang Kristen yang lain di dalam suatu persekutuan. Dan Tuhan juga tidak menebus kita untuk kita bisa beribadah kepada Tuhan hanya secara diri kita sendiri, individu demi individu, tetapi Tuhan ingin kita bersama-sama dengan orang-orang Kristen yang lain untuk beribadah di hadapan Tuhan. Saudara, ini adalah satu rencana yang Tuhan berikan.

Memang di dalam Kitab Suci, misalnya di dalam Efesus 5:25 Paulus berkata yang dimaksud gereja itu adalah setiap pribadi dari orang percaya. Kita boleh buka Efesus 5:25, Paulus menganalogikan hubungan Tuhan dengan jemaat itu dengan hubungan suami dan istri, saya tidak akan baca bagian depannya tetapi kita baca bagian akhirnya yaitu, “..sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.” Di dalam bahasa Inggris ‘jemaat’ itu dikatakan ‘gereja’ atau ‘church’ atau ‘ekklesia’ di dalam aslinya yaitu Yunani. Jadi kalau kita parafrase-kan itu menjadi “Kristus telah mengasihi gereja dan telah menyerahkan diriNya baginya.” Siapa itu gereja yang dimaksud oleh Paulus? Gereja itu adalah setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka, mereka adalah gereja. Dan ketika kita kembali kepada Alkitab maka kita menemukan bahwa gereja itu atau orang-orang yang dimaksudkan sebagai orang percaya itu bukan hanya orang-orang yang hidup pada zaman Yesus Kristus atau setelah kematian dan kebangkitan dari pada Yesus Kristus saja tetapi juga mencakup orang-orang yang ada di dalam Perjanjian Lama. Semua orang yang percaya kepada Kristus, Alkitab bilang Perjanjian Lama-pun mereka percaya kepada Kristus, dan Perjanjian Baru dan kita yang hidup di zaman ini sampai Kristus datang kedua kali. Kalau kita memiliki iman di dalam Kristuskita adalah orang-orang percaya atau gereja dari pada Tuhan. Nah Saudara, ini menjadi sesuatu yang kita harus ketahui, Tuhan tidak berhenti sampai pada definisi ini saja, Tuhan tidak berhenti hanya berkata, “Engkaulah gereja-Ku, engkau pribadi-pribadi orang percaya yang ada di dalam Kristus adalah gereja-Ku.” Tuhan nda berkata seperti ini. Kalau kita berpikir atau Tuhan berhenti sampai pada titik ini saja saya pikir kita sebagai orang-orang Kristen mungkin akan memiliki banyak sekali alasan untuk berkata “kita nda perlu bersekutu dengan orang Kristen yang lain karena bukankah relasi iman kita dengan Tuhan itu adalah relasi pribadi? Tuhan kan menebus saya, gereja itu saya pribadi, gereja itu bukan satu bangunan atau suatu tempat tertentu dimana orang Kristen berkumpul dan beribadah kepada Tuhan, kalau begitu saya ketika beribadah kepada Tuhan saya tidak perlu berkumpul dengan orang Kristen lain, tidak perlu menyiapkan satu hari untuk bersama-sama mereka datang dan beribadah tetapi saya sendiri bisa datang dan beribadah kepada Tuhan kapanpun saya mau,” karena apa? “gereja adalah pribadi saya, diri saya ini dan bukan sesuatu yang penting untuk bisa bersama-sama dengan orang Kristen yang lain.”

Tapi Saudara, sayangnya Alkitab tidak berbicara sampai pada titik ini ya mengenai gereja. Alkitab tidak hanya berkata bahwa gereja itu adalah individu-individu dari orang percaya saja. Kalau dia berhenti sampai disini maka kita akan melihat kaitan dengan orang lain dan tujuan kemana kita akan pergi, Tuhan bawa, itu bukan sesuatu yang penting. Tapi Alkitab berkata ketika Tuhan menebus kita ada kaitan antara orang Kristen yang satu dengan orang Kristen yang lain dan ada tujuan yang Tuhan ingin capai melalui orang-orang Kristen yang sudah ditebus ini di dalam darah Yesus Kristus. Nah ini adalah hal yang kita perlu miliki, kalau tidak maka kehidupan Kristen kita akan menjadi satu kehidupan yang tidak tunduk di bawah kebenaran Tuhan dan kehendak Tuhan tetapi menjadi satu kehidupan Kristen yang konsumeris, satu kehidupan Kristen dimana kita mau datang kepada gereja dikarenakan gereja tersebut dapat memberikan satu keuntungan atau keuntungan-keuntungan tertentu dalam kehidupan kita. Kita datang kepada gereja atau kita berpindah-pindah dari gereja yang satu ke gereja yang lain karena kita melakukan itu berdasarkan kerinduan atau satu interes pribadi kita, bukan berdasarkan gereja ini adalah suatu gereja yang benar yang dimana kita harus bergabung di dalamnya atau tidak. Dan orang-orang seperti ini biasanya adalah orang-orang yang tidak memiliki satu komitmen yang khusus atau satu loyalitas pada satu perkumpulan dari orang-orang kudus tertentu dalam hidup mereka. Mereka tidak punya beban: “saya harus bergabung sama satu gereja” karena apa? Karena mereka melupakan ada desain Tuhan atau rancangan Tuhan bagi setiap pribadi orang Kristen tersebut, bukan untuk beribadah kepada Tuhan atau berelasi secara individualis tetapi harus di dalam satu kelompok tertentu. Nanti kita lihat ayat-ayatnya itu ya.

Nah Saudara, ini adalah hal yang sangat serius sekali saya lihat karena pada waktu kita tidak bergabung di dalam satu gereja dan perkumpulan orang Kristen tertentu maka disitu ada dampak yang besar sekali di dalam kehidupan kita secara rohani pribadi ataupun di dalam rencana Tuhan melalui kehidupan kita. Pada waktu kita tidak mau bergabung dengan satu gereja lokal tertentu maka disitu saya percaya sekali kerohanian kita akan sulit sekali untuk bertumbuh. Kadang-kadang saya berkata kerohanian kita pasti tidak bertumbuh. Lalu disitu kita tidak akan tunduk di bawah satu otoritas tertentu, kebenaran tertentu yang Tuhan izinkan ada di dalam gereja melalui seorang pemimpin yang Tuhan tunjuk dan Tuhan panggil dalam gereja. Lalu disitu kita akan menjadi orang yang lumpuh untuk menjalankan fungsi dari pada orang percaya bagi Tuhan maupun fungsi dari pada orang percaya bagi Tubuh Kristus. Itu tidak akan tercapai ketika kita menjadi orang Kristen yang individualis karena kita tidak mau ikatkan diri kita bersama dengan orang Kristen yang lain di dalam sebuah gereja lokal tertentu. Saudara, orang-orang Kristen yang menganggap “iman itu bersifat personal, iman itu adalah suatu relasi pribadi kita dengan Allah yang tidak perlu ada kaitan dengan orang lain,” itu adalah orang yang saya bilang tidak memiliki satu komitmen atau tanggung jawab kepada Tuhan dan kepada jemaat Dia. Ini adalah hal yang saya harap kita pikirkan baik-baik dan kita gumulkan lalu kita mengerti baik-baik dan kita pegang itu sebagai satu kebenaran.Setiap orang Kristen sejati dia pastilah orang Kristen yang harus bergabung di dalam satu gereja lokal yang kelihatan, walaupun di dalam gereja lokal yang kelihatan itu tidak semuanya adalah orang Kristen yang sejati, tetapi paling tidak orang Kristen yang sejati mengerti di dalam gereja lokal ada berkat-berkat yang Tuhan sudah sediakan secara khusus untuk mempertumbuhkan kerohanian dia dan menjadikan dia sebagai salah satu alat Tuhan untuk menjalankan apa yang menjadi tujuan atau kehendak Tuhan di dalam kehidupan mereka bergereja atau diri dia ketika dia hidup dalam dunia ini.

Nah Saudara, itu berarti kita bisa melihat satu keputusan untuk memisahkan diri dari gereja bukanlah sesuatu yang benar karena Alkitab berkata ketika orang percaya ditebus Tuhan memang menebus kita untuk bisa datang ke dalam satu perkumpulan gereja tertentu atau orang-orang tertentu. Kita buka ayatnya ya, Ulangan 4:10, “yakni hari itu ketika engkau berdiri di hadapan TUHAN, Allahmu, di Horeb, waktu TUHAN berfirman kepadaku: Suruhlah bangsa itu berkumpul kepada-Ku, maka Aku akan memberi mereka mendengar segala perkataan-Ku, sehingga mereka takut kepada-Ku selama mereka hidup di muka bumi dan mengajarkan demikian kepada anak-anak mereka.” Saudara, di dalam Perjanjian Lama Musa memberitahu kita bahwa ketika Tuhan membawa orang Israel keluar dari pada Mesir tujuannya untuk apa? Supaya mereka dikumpulkan di hadapan Allah, Tuhan berkata, “Suruhlah mereka itu berkumpul kepadaKu dan mereka akan mendengarkan segala perkataanKu,” ini adalah hal yang penting. Itu bukan hanya sesuatu yang ada di dalam Perjanjian Lama tetapi di dalam Perjanjian Baru-pun Tuhan berbicara hal yang sama misalnya di dalam Kisah [Para Rasul] 2:47, disitu dikatakan, “Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.” ‘Mereka’ itu siapa? Yaitu gereja yang berkumpul bersama yang terdiri dari orang-orang percaya yang berkumpul bersama-sama untuk beribadah kepada Tuhan, lalu tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka itu karena kesaksian mereka ditengah-tengah dunia yang baik. Saudara itu berarti gereja itu bukan saja individu-individu yang berelasi dengan Tuhan tetapi individu-individu yang terikat satu dengan yang lain atau memiliki relasi satu dengan yang lain bersama-sama dengan orang percaya.

Selain dari pada ayat ini kita juga bisa melihat ketika para rasul menulis suratnya, surat itu ditujukan kepada siapa? Gereja, gereja itu yang mana? Pribadi-pribadi orang percaya atau kepada satu perkumpulan dari pada orang percaya yang memiliki pimpinan disitu yang kemudian mengajarkan itu kapada jemaat? Memang di dalam Alkitab itu ada dikatakan surat-surat yang ditulis oleh para rasul itu ditujukan untuk setiap pribadi-pribadi dari pada orang percaya, tapi Saudara itu bukan berarti bahwa setiap surat itu kemudian disalin begitu banyak sekali lalu diberikan kepada semua orang percaya. Sekarang kan ada mesin cetak, gampang seperti itu ya, tapi zaman dulu nggak ada lho, lalu bagaimana?Nah disitu Alkitab bilang surat itu adalah surat yang memang ditujukan kepada semua orang Kristen di dalam wilayah tertentu tetapi orang Kristen itu adalah orang-orang Kristen yang berkumpul dan beribadah kepada Tuhan dan surat itu ditulis ditujukan kepada pemimpin dari pada jemaat yang ada di tempat tersebut. Misalnya kepada jemaat Korintus, Paulus berkata surat dari Paulus kepada jemaat Allah di Korintus. Jemaat Allah di Korintus itu yang tersebar di rumah-rumah masing-masing atau yang berkumpul di satu tempat? Saya percaya indikasinya adalah berkumpul di satu tempat, kenapa? Karena disitu dikatakan dalam surat mereka berselisih, mereka ribut, mereka saling meninggikan pemimpin yang merupakan pemimpin yang mereka kagumi, ada suatu relasi yang berdosa diantara mereka, itu berarti mereka memiliki relasi satu sama lain, mereka berkumpul dan beribadah kepada Tuhan baru bisa timbul semua masalah yang ada di dalam gereja itu. Selain itu juga ketika Yakubus menulis surat disitu dikatakan ditujukan kepada 12 suku yang ada di perantauan. 12 suku itu buka berbicara mengenai pribadi orang-orang saja tetapi juga ada satu indikasi bahwa itu adalah keutuhan dari pada gereja yang berkumpul bersama, yang beribadah kepada Tuhan Allah, dan disitulah rasul menujukan surat itu kepada mereka.

Jadi Saudara, kita harus perhatikan ya, jangan karena kita merasa bahwa kita tidak suka berelasi dengan orang lain karena sekarang adalah zaman individual maka kita bisa bersendiri berelasi kepada Tuhan tanpa membutuhkan orang lain, ini bukan rencana Tuhan. Kita perlu bergantung seorang dengan yang lain dalam kehidupan bergereja. Salah satu contohnya itu adalah ketika Tuhan memberikan karunia bagi gereja. Karunia itu bukan sesuatu yang diberikan secara lengkap kepada satu orang. Kalau karunia itu diberika secara lengkap kepada satu orang saya yakin kita tidak akan menjadi orang yang membutuhkan orang lain, karena semuanya sudah menjadi milik kita dan kita mampu melakukan segala sesuatu. Tapi karunia yang Tuhan berikan itu justru adalah sesuatu karunia yang diberikan kepada orang-orang yang ada di dalam gereja dimana karunia yang satu berbeda dari karunia orang yang lain, supaya apa? Kita bisa memiliki saling ketergantungan, saling keterikatan, saling mendukung, saling berelasi disitu dan saling membangun melalui karunia yang Tuhan berikan kepada masing-masing dari orang percaya. Selain itu Saudara, ada satu bagian ayat yang jelas sekali berbicara bahwa kita perlu bersatu dalam satu gereja lokal, yaitu di dalam Ibrani 10:24,25, “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Disini penulis Ibrani berkata sebagai orang percaya, orang Kristen, kita harus saling? Memperhatikan, saling mendorong dalam kasih, saling melakukan pekerjaan yang baik. Dan ini semua adalah 3 hal yang nda mungkin kita lakukan sendiri kecuali kita ada di dalam suatu perkumpulan. Lalu selain itu di dalam ayat 25 dengan jelas sekali dikatakan “jangan jauhkan dirimu dari pertemuan-pertemuan ibadah.” Pertemuan ibadah sudah jelas sekali berarti kita harus sediakan satu hari untuk beribadah kepada Tuhan, bukan berbicara mengenai persekutuan.

Saudara, bergabung di dalam satu gereja lokal itu bukan satu anjuran tetapi satu perintah yang Tuhan berikan kepada anak-anak-Nya. Saya tahu banyak alasan untuk kita tidak datang ke dalam gereja, mungkin keluarga datang, nda bisa bangun pagi, anak sakit, atau kita kurang sehat badan, dan yang lain-lain. Saya mengerti banyak sekali alasan yang kita bisa berikan tetapi saya minta kita sebagai orang Kristen milikilah iman yang sederhana dan hati yang sederhana di hadapan Tuhan. Saat Tuhan berkata kita harus ke gereja nggak perlu terlalu banyak alasan, nda usah buat-buat alasan untuk tidak pergi. Sebagai orang yang takut akan Tuhan dalam hati mari kita datang bersama untuk beribadah kepada Tuhan dan bergabung ke dalam satu gereja lokal tertentu. Saudara, kita seringkali bicara, “aku orang Kristen, aku percaya kepada Tuhan,” saya yakin itu adalah sesuatu yang kita bisa katakan tapi saya seringkali tanya, “Saudara memiliki hati yang takut Tuhan atau tidak?” Orang kudus adalah orang yang dikenal di dalam Kitab Suci sebagai orang yang takut akan Tuhan, artinya apa? Dia adalah orang yang takut untuk berbuat dosa di hadapan Tuhan, takut mengecewakan Tuhan, takut menyedihkan hati Tuhan, dan dia memiliki hati yang sungguh-sungguh menghormati Tuhannya dan mengasihi Tuhannya. Saudara, kalau kita sungguh memiliki hati yang takut Tuhan seperti ini mungkinkah kita melakukan sesuatu yang melanggar perintah Tuhan atau mengecewakan Tuhan Allah kita? Saya pikir datang telat ke dalam gerejapun kita akan berpikir 100 kali lipat untuk kita mau telat datang ke gereja karena kita punya hati yang sungguh-sungguh takut Tuhan, apalagi tidak datang ke dalam gereja atau bersatu dengan orang-orang Kristen yang lain di dalam satu gereja lokal. Ini bicara mengenai satu perintah.

Selain dari pada itu, Alkitab juga berkata pentingnya kita bersatu dalam gereja lokal karena Tuhan memberikan pemimpin-pemimpin di dalam gereja lokal. Misalnya kita buka Ibrani 13:7,17, ayat 7, “Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka,” lalu ayat 17, “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.” Saudara, di dalam gereja Tuhan sudah panggil orang-orang tertentu, pemimpin tertentu yang Tuhan tempatkan dalam gereja, untuk apa? Untuk menjadi teladan bagi kita, untuk menjadi orang yang mengajarkan firman Tuhan bagi kita, untuk mendidik kita di dalam kebenaran. Di dalam surat Paulus kepada Timotius, disitu Paulus berkata, “Hai Timotius, awasilah dirimu dan ajaranmu, bertekunlah dalam membaca firman, berdoa dan mengajarkan kebenaran firman kepada jemaat.” Sebagai seorang pemimpin yang ditunjuk, pemimpin itu memiliki satu tanggung jawab di hadapan Tuhan untuk mengajarkan sesuatu yang benar kepada umat Tuhan, itu adalah panggilan seorang pemimpin. Jadi Saudara kalau datang kepada satu gereja coba perhatikan kehidupan mereka, coba perhatikan kehidupan dari para pemimpin itu. Pemimpin yang baik harus dapat menjadi teladan dan mengajarkan firman Tuhan yang benar, bukan firman Tuhan untuk kepentingan diri, bukan satu pelayanan yang mementingkan diri tetapi apa yang menjadi pengajaran dari Kitab Suci itu harus diberitakan sepenuhnya. Di dalam perkataan Paulus kepada jemaat Efesus, penatua dari jemaat Efesus, ketika mereka datang kepada Paulus dan mereka terakhir kali bertemu dengan Paulus ketika Paulus akan dibuang ke Roma, disitu dikatakan Paulus berkata, “Aku tidak pernah lalai di dalam mengajarkan firman Tuhan kepadamu, aku mengajarkan seluruh dari pada kebenaran firman Tuhan kepada engkau dan aku sudah ajarkan itu kepada engkau.”

Jadi Saudara, sebagai pemimpin yang baik, yang bertanggung jawab, kita memiliki satu tanggung jawab untuk mengajarkan kebenaran firman yang baik dan jemaat harus mengerti ini. Tapi Saudara, tanggung jawab sebagai pemimpin bukan hanya mengajarkan firman, memberikan teladan yang baik juga bagi jemaat di dalam mengikut Tuhan itu bagaimana. Tapi itu bukan hanya menjadi tanggung jawab pemimpin, penulis Ibrani berkata itupun menjadi tanggung jawab jemaat. Ada bagian jemaat yang harus juga dituntut yaitu meneladani apa yang sudah diteladankan oleh para pemimpin, bukan hanya pada masa hidup mereka tetapi juga pada waktu mereka mengalami kematian. Saudara, saya sangat percaya sekali apa yang penulis Ibrani katakan itu memiliki satu pengaruh yang kuat sekali di dalam kehidupan rohani kita di hadapan Tuhan dan di hadapan manusia yang lain. Adanya pemimpin, adanya contoh teladan dari orang-orang yang sungguh takut akan Tuhan baik dalam hidup ataupun dalam kematian itu adalah suatu kesaksian yang kuat sekali bagi kehidupan orang percaya dengan orang percaya yang lain ataupun dengan orang dunia. Kenapa disini Paulus katakan bahkan kematianpun harus menjadi satu contoh? Karena saya percaya sekali juga, kematian orang percaya dengan orang dunia pasti harus ada perbedaan baru bisa menjadi contoh. Saudara, perbedaannya dalam hal apa? Saya yakin bukan hanya dalam hal “Oh dia matinya tenang atau tidak, kecelakaan, dibunuh atau bagaimana?” Bukan dari sisi itu tapi dari sisi bagaimana ketika dia mengalami kematian orang lain bisa melihat ini anak Tuhan, dia percaya kepada Tuhan, ada Kristus di dalam kehidupan dia dan kematian dia, itu harus mereka bisa lihat dalam hidup kita.

Di dalam Mazmur 73 Asaf berkata pada waktu dia di dalam suatu kondisi putus asa melihat bagaimana kehidupan dia yang sulit, menderita, dan orang fasik hidup dalam kondisi yang baik, apa yang menyadarkan Asaf? Cuma satu keadaan yang menyadarkan Asaf, ketika dia sedang bimbang, mungkin goyah imannya, dia masuk ke dalam rumah Tuhan dan disitu dia melihat akhir dari pada hidup manusia. Pada waktu dia mengkomparasikan akhir hidup orang percaya dan orang tidak percaya dia menemukan akhir hidup orang tidak percaya adalah akhir hidup yang mengerikan. Mereka ditempatkan di jalan yang licin, mereka ketika jatuh tidak mungkin bangkit lagi dan mereka diperuntukkan untuk dibinasakan oleh Tuhan Allah, tapi orang percaya tidak. Nah ini membuat Asaf ketika melihat keadaan mereka itu kemudian dia kembali, walaupun dia mengalami sakit-sakitan, kondisi hidup yang tidak menyenangkan, sulit dalam mengikut Tuhan dan mengatasi kelemahan dari tubuhnya tetapi dia tetap berpegang kepada Tuhan dengan satu keyakinan yang sungguh dan iman yang sungguh di hadapan Tuhan dan tidak lagi meragukan imannya. Jadi Saudara, kematian orang-orang percaya, saya percaya memiliki satu pengaruh, seharusnya, menjadi suatu kesaksian yang baik bagi orang percaya yang lain ataupun orang dunia. Kematian orang percaya itu bukan suatu kematian yang merupakan hukuman bagi kita.

Saudara, kita di dalam Kristus, Alkitab sudah katakan kita adalah orang-orang yang pasti diselamatkan dan tidak akan mengalami hukuman lagi, tetapi kita ketika hidup dalam dunia yang berdosa ini memang kita masih akan mengalami kematian dalam hidup kita karena kita dalam yang ini, tetapi kematian yang kita hadapi itu bukan sesuatu hukuman lagi bagi hidup kita. Lalu untuk apa? Kematian yang kita alami itu adalah sesuatu yang berguna untuk menyempurnakan kekudusan kita, setuju nggak? Kematian kita bertujuan untuk menyempurnakan kekudusan kita atau mempertumbuhkan iman kita juga di hadapan Tuhan. Kita buka Filipi 3:10, Paulus berkata, “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.” Paulus berkata dia adalah orang yang ingin menjadi serupa dengan Kristus dalam..?Bukan hanya kebangkitanNya, persekutuan, penderitaan, tapi juga dalam kematian. Lalu bagaimana kematian Kristus? Apa yang  kita bisa teladani dalam kematian Kristus? Saudara, kalau lihat kematian Kristus, saya pikir ada hal-hal yang kita bisa teladani, itu adalah kematian yang tidak biasa sekali. Kristus adalah satu Pribadi yang mati di dalam ketaatan kepada Tuhan, Allah Bapa-Nya. Saudara, di dalam taman Getsemani kita ketahui Dia bergumul berat sekali di hadapan Tuhan, susah sekali, sampai meneteskan keringat berbutir darah. Karena apa? Dia di situ merasa, Dia sekarang akan berpisah dengan Bapa-Nya, dan Dia tidak rela untuk berpisah dengan Bapa-Nya melalui kematian di kayu salib itu. Tapi apa yang harus Dia lakukan? Melawan itu, demi untuk kepentingan diri Dia yang tidak berpisah dari Bapa-Nya, atau tunduk di bawah kepentingan daripada Bapa-Nya, rencana-Nya untuk menebus dosa manusia? Alkitab bilang Dia taat, sampai kematian-Nya pun Dia dalam kondisi yang taat. Dia tahu bahwa Dia harus mati melalui salib. Maka di situ walaupun itu adalah sesuatu yang menyebabkan diri-Nya susah, merugikan diri Dia, tetapi Dia rela untuk menjalani kehidupan yang taat sampai mati di atas kayu salib. Saudara, ini bukan sesuatu yang gampang tetapi inilah yang diteladani oleh Kristus bagi kita melalui kematian-Nya, salah satunya di situ. Karena apa Kristus mau mentaati itu? Karena Dia percaya kepada Bapa-Nya.

Saudara, siapa yang liat kematian di salib itu adalah sesuatu yang menguntungkan, sesuatu yang baik? Saya percaya nda ada yang liat. Apa lagi kematian itu adalah suatu kematian yang menanggung kemarahan Allah akibat dosa manusia, saya pikir itu bukan sesuatu yang menyenangkan, itu adalah hal yang sangat mengerikan sekali. Tapi kenapa Yesus mau mengalami itu semua? Karena Dia percaya kepada Bapa-Nya. Yang Dia lalui adalah sesuatu yang baik menurut rencana Bapa-Nya. Walaupun itu menyusahkan diri Dia tetapi Dia tetap  menerima itu demi untuk menggenapi apa yang menjadi rencana Bapa. Saudara, selain itu kita juga bisa lihat, pada waktu Yesus Kristus mati, Dia mati di dalam satu kondisi yang rela mengampuni orang lain. Kalo Dia adalah orang yang bisa berdoa kepada Bapa, “Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat,” itu berarti bahwa Yesus tidak pernah melihat apa yang dilakukan manusia itu hanya sebagai sesuatu yang merupakan kejahatan daripada manusia. Tetapi Dia melihat, di balik itu semua ada satu rencana Bapa yang baik, sehingga Dia bisa mengampuni orang-orang itu. Dan itu semua terlihat di dalam kematian. Siapa orang yang disalibkan bisa berkata, “Bapa ampunilah mereka,” sedangkan mereka sendiri membutuhkan pengampunan itu? Jadi Yesus Orang yang benar, Orang yang suci, Orang yang tanpa dosa, adalah Orang yang dihukum tapi di situ Dia bisa melihat, orang-orang berdosa itu adalah orang yang juga membutuhkan belas kasih daripada Bapa. Dan Dia percaya kematian Dia adalah untuk bisa mengampuni dosa manusia yang berdosa, dan orang bisa diperdamaikan dengan Bapa melalui kematian Dia. Bukan sampai di situ saja, Dia juga ketika mati Dia tidak hanya berpikir egois untuk diri Dia yang sakit, tapi Dia masih bisa memikirkan kebaikan daripada orang lain. Pada ibunya Dia berkata, “Sekarang kamu jadi ibu daripada Yohanes.” Pada Yohanes Dia berkata, “Engkau sekarang menjadi anak daripada Maria.” Ibunya, yang saat itu dalam satu kesedihan, kehilangan anak yang dia kasihi di atas kayu salib.

Saudara, kematian Kristus menjadi satu kematian yang bisa kita teladani dalam hidup kita, bagaimana di dalam kematian kita tetap bisa menyatakan iman dalam Kristus. Melalui kematian kita bisa mati di dalam satu kedamaian karena kita memiliki relasi yang damai dengan Allah Bapa. Dalam kematian kita tidak dalam kondisi yang merasa ketakutan karena kita tidak memiliki pengharapan di hari kemudian, tapi kita percaya bahwa apa yang kita lalui itu adalah sesuatu yang dipandang Bapa sebagai sesuatu kebaikan dalam hidup kita. Ini hal yang saya pikir kita bisa nyatakan di dalam kehidupan kita ketika kita masuk ke dalam kematian. Saya harap ini saya bisa siapkan terlebih dahulu, ya. Dan juga boleh menjadi satu penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan oleh orang yang dikasihi karena kita tahu ini bukan perpisahan terakhir, tapi ini adalah satu rencana baik dari Tuhan untuk kehidupan daripada keluarga kita yang dipanggil oleh Tuhan, yang ada di dalam Kristus.

Di dalam sejarah Inggris ada pernah dicatat seorang putri yang bernama Jane Grey. Lady Jane Grey, itu buku yang baru terbit, ya. Siapa dia? Dia itu adalah sebenernya, ratu Inggris sebelum Ratu Mary. Tetapi pemerintahannya itu sangat sebentar sekali, cuma 9 hari. Lalu kemudian dia sudah diturunkan dari tahtanya oleh Ratu Mary, dipenjarakan, lalu kemudian dihukum mati, dipenggal. Lady Jane itu sebenarnya Ratu Jane. Tapi karena dia tidak pernah punya pengaruh terhadap Inggris yang cukup besar dalam pemerintahan makanya disebut sebagai Lady Jane. Ratu Mary yang menjadi penguasa itu yang menjadi Ratu yang lebih diingat oleh orang. Lady Jane ini siapa? Seorang Protestan, Kristen, yang percaya kepada pengajaran reformasi. Dia, dari kecil dia mulai belajar kitab suci dengan baik dan dia betul-betul belajar sungguh-sungguh kebenaran firman Tuhan. Nah, pada waktu saudara sepupunya, Edward, menduduki takhta sebelum  Ratu Mary itu, mereka sama-sama orang Protestan, orang Kristen yang percaya pada pengajaran reformasi. Mereka duduk dan berusaha mempertahankan negara itu untuk tetap menjadi negara Kristen dan tunduk pada apa yang menjadi pengajaran kitab suci. Tetapi Raja Edward mati terlalu muda. Dan pada waktu dia mau mati dia menulis surat wasiat yang dia tahu papanya itu tunjuk Ratu Mary menggantikan dia. Tetapi karena dia ingin mempertahankan pengajaran Kristen yang baik dan benar, dia mengganti surat itu menunjuk Lady Jane menjadi pengganti dia. Tapi Ratu Mary nggak setuju. Itu sebabnya ketika Lady Jane duduk di atas takhta, sebenernya dia tidak mau juga duduk untuk menggantikan Raja Edward. Tapi karena dia sadar satu hal, bahwa kalau dia tidak duduk di situ maka bisa diambil oleh orang lain atau menjadi negara Katolik kembali, maka dia kemudian akhirnya dengan terpaksa menjabat posisi itu. Tapi Ratu Mary punya posisi itu terlalu kuat sekali sehingga dalam 9 hari kedudukan dia itu sudah direbut kembali.

Nah Saudara, pada waktu dia di dalam penjara, di dalam satu keadaan hukuman itu, di situ dia berkata satu hal, berdoa di hadapan Tuhan, “Tuhan, aku mau mati sebagai seorang Kristen. Aku mau mati dikenang sebagai orang yang tidak meninggalkan imanku dan kembali kepada Katolik.” Banyak orang-orang pengikut daripada Lady Jane, yang ketika tahu Ratu Mary itu duduk di atas takhta, mereka kemudian berbalik jadi Katolik kembali. Dan Ratu Mary sendiri, karena tahu Lady Jane ini sepupunya dan dia sangat percaya sekali bahwa kematian yang bisa diselamatkan hanya kematian yang ada di dalam iman Katolik, maka dia utus Pastor untuk datang dan mengingatkan Jane untuk kembali ke Katolik, selalu diajak bicara untuk kembali ke Katolik. Tapi Jane bilang, “tidak, aku tidak akan kembali. Aku tetap akan mempertahankan imanku sampai titik akhir sebagai orang Kristen.” Lalu ketika hukuman itu tiba, dia dibawa ke tempat di mana dia akan dipenggal, di situ dia kemudian berbicara kepada orang-orang yang menyaksikan hukuman itu, dia berkata seperti ini, “ Aku adalah orang yang berdosa. Aku adalah orang yang sebenarnya tidak ingin menjadi ratu, tetapi aku kemudian harus menduduki posisi itu. Dan aku juga adalah orang yang terlalu mencintai diriku sendiri, aku terlalu mencintai dunia dan aku  bersyukur pada Tuhan karena Tuhan memberikan kepadaku kesempatan untuk bertobat.” Itu yang pertama. Lalu yang kedua, Jane berkata, ia adalah orang yang, dia juga turut mendoakan orang-orang yang ada di situ yang hadir untuk menyaksikan hukuman dia tersebut. Dan dia berkata bahwa, “Aku adalah seorang yang ingin mati sebagai orang Kristen karena aku percaya, dalam imanku kepada Yesus aku sudah diselamatkan dan dibebaskan daripada dosa. Aku adalah orang yang sudah mendapatkan kasih Allah dan kemurahan Allah di dalam darah Anak tunggal-Nya itu, yaitu Yesus Kristus.” Lalu dia juga berkata seperti ini, “Tolong doakan saya, tapi..,” dia bilang, “Doakan saya semasa saya hidup saja. Setelah saya mati, kalian tidak perlu lagi doakan saya.” Kenapa? “Karena pada waktu saya sudah mati, maka doa kalian tidak memiliki fungsi atau pengaruh apa-apa untuk mengubah status saya. Saya sudah mati kok. Saya udah dalam tangan Tuhan. Dan itu semua sudah menunjukkan hasil akhir daripada kehidupan saya, apakah saya diselamatkan atau saya dihukum. Dan dia berkata, engkau nda perlu doakan saya lagi.” Di sisi lain dia juga percaya bahwa dia sudah bersama-sama dengan Kristus di Sorga, untuk apa didoakan lagi? Nah Saudara, lalu setelah dia membaca Mazmur 51, dia berkata seperti ini, “Tuhan, ke dalam tanganmu aku serahkan nyawa-Ku.” Seperti apa yang Kristus katakan, lalu dia dipenggal mati.

Saudara, saya pikir kematian yang sangat tragis sekali. Dan kita akan berkata, dia adalah orang yang sangat kasihan sekali, tapi saya juga melihat, apa yang menjadi kesaksian yang Jane nyatakan itu telah menguatkan banyak sekali orang Kristen. Dia dianggap sebagai salah satu  martir yang berusaha untuk menjaga dan mempertahankan iman Kristen di dalam kerajaan Inggris. Dan itu menjadi satu kesaksian yang baik bagi orang-orang percaya yang lain, dan menguatkan iman mereka di saat mereka mengalami satu penekanan dan penganiayaan yang begitu kuat sekali dari Ratu Mary. Saudara, itu semua kita bisa dapatkan dari mana? Saya pikir kita ndaakan dapatkan kalau kita hanya menjadi orang Kristen individualis tapi itu semua bisa kita lihat dan saksikan karena kita adalah orang Kristen yang satu di dalam Kristus. Kristen yang satu di dalam satu gereja lokal tertentu di mana kita bisa saling menguatkan satu sama lain. Tadi saya sudah lihat, banyak sekali berkat yang kita bisa terima ketika kita ada di dalam satu gereja lokal tertentu, walaupun saya tidak rincikan satu-satu, ya. Tapi paling tidak Saudara bisa lihat, ketika kita hadir dalam satu gereja, kita memiliki suatu pemimpin yang baik, harusnya, kalau itu adalah gereja yang baik, yang benar, di mana dia bertanggung jawab untuk mengajarkan firman yang baik. Dan pengajaran ini bisa menjadi satu penuntun bagi kita untuk mengkoreksi pemahaman kita akan firman Tuhan itu benar atau salah.

Tapi kalau Saudara tidak pernah menempatkan diri dalam satu gereja lokal, lalu mengikatkan diri ke situ, Saudara akan memiliki pemikiran teologi yang mungkin bebas atau agak liar, seperti itu. Dan Saudara mau-mau sendiri untuk percaya sesuai dengan apa yang Saudara ingin percaya, bukan apa yang Kitab Suci ajar. Lalu di situ Saudara bisa menerima, misalnya baptisan, sakramen perjamuan kudus, sarana yang Tuhan berikan untuk bisa menguatkan iman kita. Saudara bisa saling mendoakan satu sama lain. Saudara bisa saling beribadah pada Tuhan. Saudara bisa menerapkan disiplin gereja. Disiplin berarti satu tindakan untuk menegur dosa dan membawa orang kembali kepada satu kehidupan yang kudus. Tapi kalau Saudara hidup sendiri bagaimana? Ada orang yang mau menegur Saudara? Ada orang yang mau mengawasi Saudara ketika Saudara berdosa? Ada orang yang ingin tetep membimbing Saudara bisa kembali kepada jalan Tuhan? Saya pikir itu adalah sesuatu yang mungkin kecil sekali kemungkinan kita dapatkan karena kita sendiri nda mau bergabung dan tidak menganggap saudara Kristen yang lain sebagai saudara. Apa peduli mereka dengan kehidupan kita? Kita biasanya tidak akan menerima teguran mereka atau peringatan mereka untuk kembali kepada yang benar. Tapi kalau kita bergabung kita paling tidak rasa ada otoritas yang mengikat kita dan kita harus tundukkan diri di bawah itu, dan otoritas itu adalah sesuatu yang baik untuk kita bisa belajar hidup kudus di hadapan Tuhan, bisa belajar memberi, bisa menerima karunia dan saling menguatkan dengan karunia yang lain, bisa hidup dalam persekutuan, menjadikan hidup kita sebagai saksi daripada injil Tuhan, dan kita juga belajar melayani orang Kristen yang lain dalam hidup kita. Saya percaya banyak sekali manfaat rohani yang Tuhan berikan ketika kita bergabung dalam satu gereja lokal. Dan itu semua tidak akan kita terima kalau kita menarik diri. Itu hanya ada di dalam gereja lokal. Dan kiranya Tuhan boleh memberkati kita, ya. Dan saya harap kita mulai melihat, itu adalah sesuatu yang penting sekali. Bukan hanya penting mencari gereja yang benar, tetapi juga bergabung di dalam gereja yang benar itu adalah hal yang penting. Mari kita masuk dalam doa.

Kembali kami bersyukur Bapa, untuk waktu pagi ini, untuk kebenaran firman yang boleh Engkau berikan bagi kami, untuk satu kebenaran di mana kami adalah orang-orang Kristen yang telah ditebus, dan Tuhan memiliki rencana dalam kehidupan kami dengan mempersatukan kami dengan orang-orang Kristen yang lain dalam sebuah gereja lokal untuk bisa beribadah kepada Tuhan. Untuk bisa menjadi satu kesaksian yang baik bagi dunia ini dan bagi Tuhan, dan juga untuk bisa berelasi satu dengan yang lain dan dipertumbuhkan dalam iman kami. Kami sungguh bersyukur ya Bapa, kiranya setiap kebenaran firman itu boleh menjadi sesuatu yang mengubah hidup kami dan menjadi penuntun dalam kehidupan kami sebagai anak-anak. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami telah bersyukur dan berdoa. Amin.

[Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah]

Comments