Perjalanan Misi Paulus yang Kedua, 31 Juli 2022

Kis. 16:1-12

Pdt. Dawis Waiman

Saudara, waktu kita baca Kisah Rasul pasal 16, ini merupakan perjalanan misi Paulus yang kedua. Setelah sebelumnya dia pergi ke daerah Ikonium, Listra dan Derbe, and Antiokia di Pisidia pasal yang dari yang ke-13 dan 14. Setelah mereka kembali ke Antiokia, mereka kemudian di pasal 15 pergi ke Yerusalem untuk mengadakan sidang berkaitan dengan status dari siapa orang yang dibenarkan itu, bagaimana Tuhan menyelamatkan manusia. Yaitu bukan melalui “iman + perbuatan” tetapi melalui iman dan kasih karunia Allah semata-mata, atau melalui kasih karunia Allah yang diterima melalui iman kepada Yesus Kristus saja itu yang menyelamatkan. Lalu di dalam pasal yang ke -15 bagian akhir, Paulus kemudian memutuskan untuk pergi kembali untuk mengumumkan berita yang disampaikan atau diputuskan di dalam sidang Yerusalem. Tapi di dalam keputusan itu ada satu hal yang terjadi di dalam perjalanan itu, yaitu terjadi perpisahan antara Paulus dengan Barnabas. Sehingga Barnabas pergi dengan Markus dan Paulus pergi dengan Silas. Lalu di situ baru kita masuk ke dalam pasal yang ke-16 di mana Paulus dengan Silas pergi memberitakan tentang keputusan sidang di Yerusalem kepada jemaat-jemaat yang pernah mereka layani sebelumnya.

Nah Saudara, ini bicara tentang apa? Satu sisi kita bisa katakan ini adalah berbicara tentang perkembangan dari gereja yang memang dimulai dari Yerusalem menuju kepada seluruh dunia. Dan di dalam perjalanan menuju kepada seluruh dunia ini, Paulus mengadakan ada 3 kali perjalanan misi, dan ini adalah perjalanan misi yang kedua. Tapi pada waktu kita melihat perjalanan misi Paulus untuk memberitakan Injil, lalu Kristus dan juga maintain daripada jemaat yang pernah dibentuk sebelumnya, kita jangan sampai mengira bahwa ini adalah sesuatu yang merupakan keberhasilan dari rasul Paulus sendiri. Tetapi apa yang terjadi di dalam gereja Tuhan, kenapa Injil bisa berkembang dengan begitu pesat sekali, lalu kemudian begitu banyak sekali orang yang kemudian percaya kepada Kristus melalui pelayanan mereka, walaupun ada hambatan, ada penganiayaan, ada kesulitan-kesulitan yang mereka harus hadapi di dalam kehidupan pelayanan mereka itu. Sebabnya apa? Karena Roh Kudus menyertai mereka dan memimpin mereka di dalam pelayanan pekabaran Injil itu. Ini yang membuat gereja kemudian berkembang.

Nah ada beberapa hal yang kita bisa perhatikan di sini berkaitan dengan bagaimana Roh Kudus memimpin anak-anak-Nya, atau rasul-Nya di sini secara khusus, untuk memperkembangkan gereja Tuhan. Hal pertama adalah kita bisa lihat Roh Kudus akan membawa kita untuk bertemu dengan orangorang yang tepat untuk melakukan pelayanan gerejawi. Nah tau dari mana? Ada beberapa hal yang Saudara bisa lihat, mulai dari Kis. 15:35-40, lalu dari Kis. 16:1-2, dan Kis. 16:10. Maksud saya adalah seperti ini, pada waktu kita kembali sedikit ke Kisah Rasul 15, kita berkata mungkin, “Oh Barnabas dan Paulus berselisih itu karena urusan Markus, seharusnya mereka adalah orang-orang yang mengalah sedikit, karena akhirnya Paulus juga melihat Markus itu penting, dan apa yang menjadi penilaian Barnabas terhadap Markus itu adalah benar, seperti itu, seharusnya mereka lunak sedikit untuk bersama-sama berjalan tanpa perlu ada perpisahan sama sekali.” Tetapi saya tetap lihat di dalam, kalau kita lihat di dalam kacamata Tuhan, perpisahan yang terjadi di dalam Kisah Rasul 15 itu adalah satu perpisahan yang tidak bisa dicegah. Itu adalah satu perpisahan yang walaupun mungkin ada bagian manusia yang salah di situ, atau bagian manusia yang dengan keterbatasan mereka, dan prinsip mereka yang membuat mereka memutuskan tidak bisa bersama seperti itu, tetapi di balik itu tetap ada satu rencana Tuhan yang indah di dalam keputusan ini. Saya pakai istilah “indah” karena walaupun ketika kita menghadapi situasi itu, bukan sesuatu yang indah, kadang-kadang membawa satu luka, kadang-kadang membawa satu kesedihan dan air mata di dalam pelayanan tetapi di dalam kacamata Tuhan, Tuhan bisa menggunakan perpisahan itu dan di dalam kedaulatan-Nya, Tuhan mengijinkan terjadinya perpisahan itu untuk kebaikan yang lebih besar.

Saya percaya Markus dipersiapkan oleh Barnabas yang akhirnya dipakai oleh Tuhan untuk menulis Injil Markus. Lalu akhirnya setelah itu dia menjadi lebih dewasa dalam iman dan menyertai Paulus juga di dalam pelayanan. Dan Paulus sendiri ketika berpisah dari Barnabas dan membawa Silas untuk pergi di dalam pelayanan, Saudara bisa lihat mulai dari waktu itu mereka bukan lagi pergi ke daerah-daerah yang ada orang Yahudinya, tetapi daerah yang makin lama makin menuju kepada tempat di mana tidak ada orang Yahudi sama sekali. Sehingga di situ mereka harus tunduk di bawah hukum Roma atau peraturan daerah yang tunduk di bawah hukum Roma. Dan akibatnya bisa sangat-sangat berbahaya bagi orang-orang Yahudi.

Saudara bisa lihat di dalam perjalanan, kalau Saudara lihat di dalam Kis. 16:13-40, yang akan kita bahas nantinya, di situ pada waktu Paulus dan Silas mengabarkan Injil di Filipi, karena mereka mengusir setan atau roh jahat yang ada di seorang perempuan tenung di sana, membuat para tuan dari perempuan ini menjadi tidak senang. Akibatnya adalah mereka kemudian menghasut orang untuk memenjarakan Paulus dan Silas, tetapi sebelumnya, mereka meminta orang-orang itu untuk menghajar Paulus dan Silas. Nah Saudara, kenapa mereka lakukan itu? Karena menurut orang-orang yang menjadi pemimpin kota Filipi, Paulus dan Silas adalah bukan orang Roma. Jadi kalau mereka bukan orang Roma, mereka boleh memperlakukan orang lain yang bukan orang Roma, apalagi mereka mengajarkan satu agama yang tidak diakui oleh wilayah itu, atau oleh pemerintahan Romawi, maka mereka bisa dihajar sesuka hati mereka. Walaupun mati, itu tidak terlalu menjadi soal.

Mungkin kalau saya gambarkan seperti ini ya, kita bukan negara agama, Indonesia ini, kita adalah negara yang mengakui ke-Tuhan-an, di mana seharusnya negara itu mengayomi atau melindungi orang-orang yang beribadah kepada Tuhan. Saya ngomong secara anugerah umum, seperti itu ya. Tapi andaikata begini, di negara kita diakui ada 6 agama utama di sini, lalu muncul satu agama yang lain yang tidak diakui di dalam payung 6 agama ini. Keberadaan mereka gimana? Kadang-kadang orang bisa menggunakan dasar hukum itu untuk menindas yang muncul baru itu. Nah di dalam pemerintahan Romawi pada waktu itu ada agama yang diakui, salah satunya adalah menyembah kepada kaisar dan juga kepada Pantheon daripada dewa-dewa yang diakui di dalam kerajaan Romawi. Lalu sekarang muncul ada satu orang yang memberitakan bahwa semua itu bukan Tuhan, semua itu adalah sesuatu penyembahan berhala, seperti itu, yang menjadi Tuhan yang sejati itu adalah Tuhan Yesus Kristus, itu membuat Paulus dan Silas itu sedang menentang secara langsung apa yang menjadi kepercayaan dari orang-orang Roma. Dan ini membuat terjadinya penolakan. Nah kalau mereka bukan warga negara Roma, maka Paulus dan Silas bisa dibunuh pada waktu itu, yang terbukti dari tanpa ada pengadilan terlebih dahulu, orang-orang yang menjadi suruhan dari kepala kota Filipi itu langsung menangkap Paulus dan Silas lalu menganiaya mereka, memukuli mereka, mungkin sampai babak belur seperti itu, untungnya nggak mati.

Nah Saudara, lalu kenapa saya bisa ngomong kalau mereka bukan orang Roma akan dihajar seperti itu, kalau Roma tidak seperti itu tetapi harus melalui pengadilan? Saudara kalau baca di dalam ayat berikutnya, maka Saudara akan menemukan ketika kepala kota Filipi itu merasa mungkin sudah cukup untuk memenjarakan mereka dan ingin membebaskan mereka secara diam-diam, maka Paulus kemudian berkata kepada mereka, “Kami adalah warga negara Roma, kenapa engkau menganiaya kami, memukul kami tanpa melalui persidangan terlebih dahulu? Tidak bisa seperti itu!” Dan itu berita membuat para kepala kota Filipi menjadi begitu ketakutan sekali, dan berusaha mendamaikan situasi itu. Akhirnya Paulus berkata kepada para kepala kota itu, “OK kalau kamu ingin damai, maka kalian sendiri yang harus mengantar kami keluar dari penjara ini untuk menyatakan kebenaran kami dan ketidakbersalahan kami.” Dan orang-orang yang menjadi pemimpin kota itu kemudian mengantar Paulus keluar dari penjara dan mereka masih bisa tinggal di kota Filipi untuk melayani di sana. Jadi di dalam peraturan Roma, orang tidak boleh sembarang menghukum orang Roma. Mereka harus melalui pengadilan terlebih dahulu. Dan perpisahan yang terjadi antara Paulus dengan Barnabas di dalam seijin kedaulatan Tuhan, saya percaya, dan di dalam hikmat Tuhan ada kasus seperti ini supaya Paulus dan Silas pergi menuju kepada kota-kota yang di luar dari cakupan dari wilayah, atau ada orang Yahudinya di sana, dan menuju kepada orang-orang bukan Yahudi secara sepenuhnya. Dan kedua orang ini adalah orang yang memiliki warga negara Roma.

Lalu yang kedua adalah, setelah peristiwa itu, ketika Paulus berjalan, ternyata Tuhan kemudian menemukan Paulus dan Silas dengan Timotius. Jadi sebelumnya, Barnabas ingin membawa Markus untuk menuju dalam perjalanan itu, tapi Tuhan menggantikan posisi Barnabas dengan Silas, lalu Tuhan menggantikan posisi Markus dengan Timotius. Banyak orang yang mengatakan siapa Timotius ini? Kalau Saudara baca di dalam Surat Timotius, dia adalah orang yang baik, orang yang saleh, orang yang setia kepada Tuhan, dia adalah orang yang merupakan generasi ketiga yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan memiliki usia yang masih sangat muda sekali. Ada yang menafsirkan usia dia kira-kira baru 19-20 tahun. Tetapi dia menjadi orang yang sudah sangat dikenal sekali di daerah Listra dan juga di daerah Ikonium sebagai orang yang saleh, orang yang melayani Tuhan.

Saudara, ini membuat ketika Paulus melihat kepada Timotius, Paulus ingin sekali membawa Timotius untuk menyertai pelayanan dia dan menjadi penerus dari pelayanan dia di dalam gereja Tuhan. Jadi Tuhan mempertemukan dengan orang yang namanya Timotius ini, yang kalau kita tanya lebih jauh ya, dia kenal Kristus dari mana? Ada yang mengatakan bukan dari Paulus tapi dari orang tuanya. Karena Paulus ketika menempuh perjalanan ke Ikonium dan Listra sebelumnya, dia tidak memakan waktu terlalu lama di sana, karena dia mengalami aniaya dan akhirnya dia harus pergi meninggalkan Ikonium dan Listra itu. Ini penafsiran ya, ada yang ngomong kaya gini, Timotius sudah ada, Timotius menyaksikan apa yang menjadi pengajaran Paulus dan juga penderitaan yang dialami oleh Paulus ketika dia dianiaya. Karena selisih dari perjalanan misi pertama ke kedua itu adalah kira-kira 5 tahun kemudian. Timotius melihat itu, walaupun dia tidak menerima Injil secara langsung dari Paulus, tetapi melihat kesetiaan Paulus, kerelaan Paulus, komitmen Paulus bagi Injil Tuhan, maka dia kemudian memutuskan untuk percaya kepada Kristus dan mencari tau siapa Yesus Kristus dan dia mendapatkan pengertian itu dari ibunya, Eunike dan neneknya, Lois.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kalau kita mau bicara seperti ini, saya bisa angkat 2 hal ya, peran istri di dalam keluarga itu sangat penting sekali di dalam kerohanian dari anak-anak yang Bapak, Ibu miliki. Alkitab selalu mencatat bapaknya kadang-kadang bisa rusak, tetapi kalau mamanya dan neneknya adalah orang yang setia dan takut akan Tuhan dan mendidik anaknya di dalam takut akan Tuhan karena mungkin waktu yang lebih banyak bersama dengan anak-anaknya, anak itu biasanya akan tumbuh menjadi seorang yang takut akan Tuhan dan tidak mengikuti jalan dari papanya yang tidak takut Tuhan. Jadi peran ibu di dalam keluarga adalah peran yang penting sekali. Saudara yang menjadi ibu-ibu di dalam keluarga, Saudara jangan merasa bahwa ketika Saudara memiliki anak, lalu ketika Saudara mulai memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan karena harus membesarkan anak, lalu mungkin tidak bisa terlibat di dalam pelayanan gereja secara sepenuhnya karena harus membesarkan anak ini, itu mengakibatkan kerugian di dalam hidup daripada ibu-ibu? Jawabnya tidak! Justru ibu secara khusus, mama-mama secara khusus, diberikan satu anugerah oleh Tuhan untuk mendidik anak yang dikaruniakan di dalam keluarga itu untuk hidup di dalam takut akan Tuhan yang bisa dibawa ke dalam kekekalan. Saudara dipercayakan jiwa yang sangat berharga sekali oleh Tuhan yang akan membuat anak ini hidup untuk meneruskan saksi nama Kristus di dalam dunia ini, tetapi juga tentunya akan memberikan satu kebahagiaan dan berkat di dalam kehidupan keluarga dari mama-mama. Itu sebabnya di dalam Alkitab dikatakan seperti ini, “Ibu-ibu yang tua, ketika kalian ada di dalam gereja, jangan abaikan ibu-ibu muda, tetapi ibu-ibu tua harus menjadi contoh yang baik kepada ibu-ibu muda yang ada di dalam gereja. Contoh apa? Bukan melayani di dalam gereja semata, tetapi contoh supaya ibu yang muda bisa menjadi orang yang setia kepada suaminya sampai kematian memisahkan. Contoh supaya ibu yang muda tidak merasa membesarkan anak dan mengurusi keluarga itu adalah hal yang kurang penting. Ibu yang muda mengerti bahwa Tuhan mempercayakan jiwa yang sangat berharga untuk dibesarkan, dan mereka membesarkan anak-anak mereka, serta tidak terlalu banyak gosip.” Jadi peran dari orang tua yang senior di dalam gereja saya lihat itu adalah satu peran yang kita tidak boleh abaikan.

Dan Bapak, Ibu yang sudah masuk ke dalam usia senior kadang-kadang di dalam gereja itu punya prinsip kaya gini, “Yang melayani anak muda, yang tua mengundurkan diri” setuju nggak? Satu sisi saya setuju si, karena perlu regenerasi, satu sisi saya juga setuju karena orang tua biasanya tenaganya sudah mulai lemah, anak muda lebih kuat sehingga perlu ada penerusnya. Tetapi Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, masalahnya sering kali begini, orang tua terlalu cepat merasa tua dan terlalu cepat mengundurkan diri dari pelayanan gereja sehingga anak-anak muda itu tidak memiliki teladan, contoh di dalam gereja bagaimana harus setia, melayani, berkorban, walaupun saya sudah tua tetapi saya tetap mau melayani Tuhan, saya menjadi contoh bagi anak muda bagaimana seharusnya melayani Tuhan sampai di usia tua karena pelayanan itu adalah satu kasih karunia yang Tuhan berikan di dalam kehidupan kita. Kalau nggak nanti pelan-pelan yang tua menjadi cuma tukang perintah, yang muda merasa, “Oh ya nggak apa-apa jadi budaknya orang tua, nanti suatu hari saya menjadi tua saya jadi akan orang yang memerintah gereja Tuhan.” Jadi itu yang menjadi hal yang Saudara perlu perhatikan di dalam gereja ya, ada peran posisi masing-masing dari orang tua, dan ada yang bagian dari orang muda. Dan orang tua harus menjalankan fungsinya sebagai orang yang dituakan di dalam gereja dan menjadi teladan bagi anak muda.

Saya kembali ke sini, Paulus ketika Roh Kudus memimpin hamba-Nya atau anakanak-Nya atau rasul-Nya di dalam melayani, Dia akan memimpin, mempertemukan orang-orang ini dengan orang-orang yang tepat untuk menyertai di dalam pelayanan. Dan Paulus menemukan Silas serta Paulus menemukan Timotius untuk melayani karena Timotius adalah seorang yang begitu setia dari mudanya, begitu takut akan Tuhan dan namanya sudah terdengar dan tercium di seluruh daerah Listra, Ikonium sebagai seorang yang saleh, seorang yang baik, di dalam melayani Tuhan dan percaya kepada Tuhan. Itu sebabnya Paulus ingin dia bisa mendampingi Paulus.

Tetapi ada satu orang lagi, yang sangat penting sekali, yang Tuhan membawa diri dia bertemu dengan Paulus dan Paulus bertemu dengan diri dia, yaitu siapa? Lukas. Lho, kalau Saudara baca di dalam ayat 16, nggak ada nama Lukas di situ muncul kan? Tetapi ada 1 hal yang kita bisa jadikan satu indikasi, yaitu di dalam ayat yang ke-10, lalu Saudara bandingkan dengan ayat yang sebelumnya. Kalau Saudara baca di dalam ayat 10, ada satu kata pengganti yang muncul di situ, yaitu misalnya saya baca ya, “Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.” Kata yang pentingnya apa? Kata “kami”. Kalau Saudara baca di ayat sebelumnya ya, misalnya ayat 6, “Mereka melintasi tanah Frigia” dan seterusnya, lalu ayat 7, “Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia” Lalu ayat 8, “Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas.” Ayat 9 Paulus mendapatkan penglihatan, lalu ayat 10, “Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia”.

Nah kenapa terjadi perubahan kata ganti “mereka” jadi “kami”? Kenapa berubah jadi “kami” itu? Karena pada waktu itu si penulis dari pasal 16 ini turut berbagian di dalam perjalanan misi itu. Siapa yang menjadi penulis itu? Yaitu Lukas. Jadi kalau Saudara perhatikan dari ayat yang sebelumnya, Tuhan memimpin Paulus dan Silas serta Timotius di dalam perjalanan ini, pada waktu mereka menempuh perjalanan misi itu mereka punya rencana tidak? Jawabnya punya, mereka ada rencana, mereka tau harus pergi ke kota-kota mana. Dan di situ mereka dikatakan pergi ke tanah Frigia, lalu tanah Galatia, lalu kemudian pada waktu mereka ingin pergi ke daerah Asia, atau Frigia dan Galatia, Roh Kudus mencegah mereka di situ. Lalu pada waktu itu setelah mereka dicegah, mereka punya rencana untuk pergi kepada Misia atau kota Misia, dan di situ ke daerah Bitinia, tetapi dikatakan Roh Kudus kembali mencegah mereka untuk pergi ke kota Bitinia atau daerah Bitinia yang mengakibatkan mereka kemudian harus pergi ke Troas.

Jadi pada waktu Roh Kudus memimpin orang, Paulus dan rombongannya untuk pergi menuju perjalanan misi yang kedua itu, Roh Kudus bisa menahan mereka di kota-kota tertentu, atau masuk ke daerah-daerah tertentu, akhirnya mereka tiba di Troas. Kenapa Troas ini penting? Dan kenapa Troas ini dikatakan sesuatu yang menjadi urutan yang ketiga? Sebenarnya adalah rencana semula dari Paulus itu bukan pergi ke Troas, tetapi Paulus ingin pergi ke daerah Asia, ke daerah Bitinia, tetapi Roh Kudus mencegah sehingga membuat Paulus pergi ke daerah Troas. Kenapa tadi saya bilang antara tidak penting dan penting? Karena di dalam pikiran Paulus, Troas bukan menjadi satu kota yang terlalu signifikan, tetapi di dalam pikiran Tuhan, Troas adalah kota yang penting karena di Troas ada Lukas yang tidak ada di Asia atau di Galatia, di Efesus, ataupun di Bitinia. Jadi waktu Roh Kudus itu mengatakan, “Paulus kamu tidak boleh masuk ke daerah Asia.” Asia ini bukan Asia-nya China ya, tetapi ini adalah daerah Asia Minor-nya Roma. Dan Asia Minor Roma itu adalah kota atau daerah Efesus, dan Galatia di situ, dan juga daerah Bitinia di situ ya. Dan di situ Roh Kudus mencegah mereka untuk pergi ke situ. Nah kenapa? Karena Paulus terlebih dahulu harus membawa Lukas untuk menyertai dia di dalam pelayanan misi di Troas.

Nah Saudara mengapa Lukas menjadi orang yang penting di sini? Ada yang mengatakan seperti ini ya, ada 2 penafsiran ya paling tidak, Paulus kondisi tubuhnya tidak sehat, makanya dia butuh dokter pribadi untuk mendampingi dia di dalam pelayanan, maka dia butuh jemput Lukas ini untuk menyertai dia di dalam pelayanan. Tetapi ada hal yang lebih penting dari hal itu yang saya lihat adalah benar adalah pada waktu Paulus bertemu dengan Lukas, saat itu Tuhan sedang mempersiapkan Lukas untuk mendampingi Paulus dan akhirnya menulis Injil Lukas dan surat Kisah Para Rasul. Makanya Lukas adalah orang yang tidak boleh dilewatkan, dan makanya Troas menjadi kota yang penting untuk Paulus pergi ke sana dan tidak boleh melewati kota-kota yang lain terlebih dahulu. Baru setelah itu, kalau Saudara perhatikan di dalam pasal 17 dan seterusnya, maka Saudara akan melihat Paulus dengan Lukas baru pergi ke daerah Asia Minor untuk pelayanan penginjilan di situ.

Nah ini yang membuat saya berkata tadi ya, pada waktu Roh Kudus memimpin pelayanan penginjilan, pekerjaan perkembangan dari gereja Tuhan, maka Saudara harus punya hati yang siap, nggak usah terlalu takut, Tuhan pasti akan memimpin Saudara bertemu dengan orang-orang yang tepat untuk menyertai Saudara di dalam pelayanan itu. Dan kadang-kadang cara Tuhan adalah melalui yang namanya perpisahan dan juga melalui yang namanya pencegahan dari keinginan kita, atau dari satu rencana yang kita buat untuk bisa terjadi seperti yang kita doakan dan harapkan. Ini namanya Tuhan memimpin, atau Roh Kudus memimpin dengan cara negatif, yaitu membuat kita tidak bisa melakukan apa yang kita rencanakan sehingga kita harus menggeser dan mengalihkan program kita menuju kepada keadaan yang lain atau program yang lain di dalam pelayanan kita dan itu terjadi di sini.

Nah Saudara, itu sebabnya tadi saya katakan hal pertama yang penting adalah pada waktu kita melayani, kita harus melihat ada pimpinan Roh Kudus. Pada waktu kita melayani, kita tidak boleh hanya keukeuh dengan prinsip kita. Tetapi saya percaya, orang yang melayani yang bersandar kepada Tuhan itu akan Tuhan pimpin di dalam kehidupan pelayanan dia, dan kita perlu lakukan itu karena di dalam Alkitab menyatakan prinsip, orang yang melayani, yang membuat pekerjaan itu bisa berhasil bukan karena kitanya yang hebat, tetapi karena ada Roh Kudus yang menyertai, Roh Kudus yang pertama mempertemukan kita dengan orang-orang yang tepat untuk menyertai kita di dalam pelayanan itu. Yang kedua adalah, Roh Kudus itu juga memiliki 1 strategi di dalam pelayanan. Dia tidak sembarangan untuk kita bisa melayani sesukanya, tetapi ada hal-hal yang membuat kita memiliki hikmat untuk melihat pimpinan Roh Kudus yang baik untuk melayani itu seperti apa. Contohnya yang tadi, Tuhan memimpin Paulus tidak ke Asia Minor dulu tetapi menuju kepada Troas. Dari Asia ditolak kemudian ke Bitinia baru kepada Troas menjemput dari si Lukas baru pergi melayani. Ada strategi seperti itu.

Tetapi, hal lainnya adalah kalau Saudara kembali ke dalam ayat 1 dan 2, di situ Saudara akan melihat ketika Paulus bertemu dengan Timotius, maka Paulus meminta Timotius untuk disunatkan. Nah Saudara, mengapa Timotius harus disunat? Kalau Saudara bandingkan dengan Galatia pasal yang ke-2, pada waktu Paulus pergi ke Yerusalem, sidang di Yerusalem, Paulus tidak sendirian di situ. Tetapi dia selain membawa Barnabas, juga membawa seorang muda bernama Titus. Nah, Titus ini adalah orang yang ketika tiba di Yerusalem, ia tidak diminta untuk sunat, baik oleh Paulus ataupun oleh orang-orang yang menjadi sokoguru yang ada di Yerusalem pada waktu itu. Walaupun ada orang-orang Yahudi Kristen yang menyusup masuk, yang mendesak Paulus harus menyunatkan Titus pada waktu itu. Tetapi akhirnya dari kesepakatan sidang itu, Titus tidak perlu disunat dan dia adalah orang Yunani. Untuk menekankan apa? Menekankan kepada keselamatan sepenuhnya adalah kasih karunia Tuhan di dalam iman kepada Yesus Kristus tanpa perlu ditambah dengan perbuatan dan sunat terlebih dahulu.

Nah, tapi di dalam pasal 16 ini terjadi hal yang berbeda. Kenapa ketika Paulus sedang di dalam perjalanan misinya yang kedua itu, yang seharusnya membawa berita bahwa keselamatan itu adalah sepenuhnya kasih karunia yang Tuhan berikan tanpa perlu melakukan sunat dan penundukan diri di bawah Taurat, ketika Paulus bertemu dengan Timotius justru Paulus pertama kali sebelum Timotius melayani, dia berkata, ”Timotius, kamu harus disunat!” Apakah Paulus plinplan? Apakah Paulus kemudian berkompromi terhadap prinsip yang sebelumnya di dalam Kisah Para Rasul 15 dia pertahankan dengan begitu tegas? Atau Paulus berubah pikiran? Nah, ada orang yang mengkritik Paulus di dalam hal ini, seharusnya Paulus tidak meminta Timotius untuk disunat karena itu berarti dia menentang sendiri keputusan yang dia perjuangkan di dalam sidang di Yerusalem di pasal 15.

Tapi kalau Saudara perhatikan di dalam ayat ke-1 dan ke-2, ada petunjuk yang Lukas berikan kepada diri kita ya. Di dalam pasal 16:1, Paulus bertemu dengan Timotius, lalu di dalam pasal 16:2 dikatakan Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium. Tetapi di dalam ayat 1 ada tambahan lagi, ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya sedangkan ayahnya seorang Yunani. Nah, mengapa ini menjadi hal yang perlu kita bahas? Karena di situ ada 1 rencana yang Paulus sepertinya ingin libatkan Timotius di dalamnya. Yaitu apa? Karena Timotius adalah seorang campuran Yunani dan Yahudi. Timotius menjadi orang yang punya kapabilitas untuk bisa masuk ke sinagoge dan melayani atau memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi yang ada di dalam sinagoge. Sinagoge itu adalah tempat ibadahnya orang Yahudi. Seperti kita adalah gereja, mereka adalah sinagoge.

Jadi, di dalam pelayanan Paulus, nanti kalau Saudara perhatikan di dalam ayat 13 dan seterusnya, biasanya Paulus akan mencari tempat orang-orang Yahudi beribadah terlebih dahulu. Contohnya apa? Ia menyusuri pinggiran sungai di dalam pelayanan misinya itu. Kenapa harus pinggir sungai? Karena sungai adalah tempat yang biasanya digunakan oleh orang-orang Yahudi untuk membasuh diri sebelum mereka beribadah kepada Tuhan. Dan mereka membutuhkan air yang mengalir di situ. Itu sebabnya Paulus menyusuri sungai untuk mencari tempat-tempat ibadah orang Yahudi, dan salah satu orang yang dibawa itu adalah Timotius. Dan sekarang bayangkan, Yahudi adalah seorang yang dibesarkan dari kecil dengan pengertian bahwa “Allah kami, Allah yang sejati Abraham, Ishak, dan Yakub. Hari ke-8 kami harus disunat. Taurat itu adalah hukum Musa. Musa itu adalah pemimpin penting yang begitu besar dan begitu berarti bagi orang-orang Yahudi, dan kami sebagai orang Yahudi yang mengikuti hukum Musa yang tunduk di bawah wahyu Tuhan Allah, menyunatkan diri di hari ke-8 dan tunduk di bawah Taurat Tuhan.” Sekarang datanglah seorang Timotius yang campuran Yahudi, yang tidak disunatkan, masuk ke dalam sinagoge lalu beritakan tentang pengajaran Musa dan penggenapan daripada nubuat yang dikatakan oleh Tuhan melalui Musa berkenaan dengan Mesias yaitu Kristus. Bisa terima nggak? Saya yakin sulit sekali untuk terima. Karena pada waktu orang-orang Yahudi ini melihat kepada Timotius, maka hal pertama yang dia akan katakan adalah, “Ini orang haram. Kenapa berani masuk ke dalam sinagoge kami? Orang yang tidak tunduk kepada hukum Musa. Orang yang tidak melakukan ketaatan kepada Firman Tuhan atau tuntutan taurat Tuhan, mau bicara kepada kami?” Yang benar adalah mungkin diusir. Itu sebabnya untuk bisa Timotius menjadi berkat, maka Timotius harus terlebih dahulu disunat baru kemudian mengikuti Paulus di dalam pelayanan misinya.

Tapi pelayanan misi Paulus kan mulai menuju kepada daerah-daerah yang orangorang bukan Yahudi? Betul. Tetapi tetap Paulus mencari orang Yahudi terlebih dahulu. Dan Timotius adalah orang yang setengah Yahudi itu, makanya dia harus disunat. Tapi bukankah makin jauh orang-orang nggak mengenal siapa Timotius itu? Nah saudara, di dalam kebudayaan Yahudi, saya kira orang Yahudi itu mengenal siapa orang Yahudi ya, garis keturunannya. Mungkin kalau kita contohkan saat ini kayak misalnya kalau Saudara orang Batak, pergi ke manapun bicara marga, orang langsung tahu semua Saudara siapa, dan langsung mau tahu keluarga Saudara itu siapa. Nah, Timotius adalah orang yang sama seperti itu. Orang Yahudi seperti itu. Misalnya, bayangkan saja seperti itu. Tetapi, bukan hanya itu, dia adalah orang yang sangat terkenal sekali. Sebagai orang muda yang masih sangat muda melayani dengan begitu giat, dia bukan hanya dikenal di kota dia, tetapi juga di kota yang lain. Nah, itu membuat dia nggak mungkin bisa dibawa tanpa disunat terlebih dahulu. Nah, ini yang membuat tadi yang saya katakan ya, pada waktu kita mengikuti pimpinan Roh Kudus di dalam pelayanan kita, selain Tuhan memimpin, kita akan bertemu dengan orang-orang yang tepat untuk menyertai kita di dalam pelayanan, Tuhan juga bisa memimpin kita dengan 1 strategi yang direncanakan oleh Roh Kudus dan kita perlu memiliki kepekaan untuk bisa melayani Tuhan di dalam hal ini. Tapi ada 1 hal yang mungkin saya perlu tekankan adalah waktu kita mengikuti pimpinan Roh Kudus, saya harap Saudara punya prinsip ini, apa yang harus dipentingkan, pentingkan. Apa yang tidak harus dipentingkan, jangan dipentingkan. Apa yang bisa dikompromikan, kompromikan. Apa yang nggak boleh dikompromikan, jangan dikompromikan. Apa yang menjadi hal yang esensi, Saudara tidak boleh kompromikan. Tetapi apa yang bukan esensi, Saudara boleh kompromikan.

Saya kembali. Sunat itu penting nggak? Penting nggak? Bagi orang Yahudi sangat penting sekali. Bagi orang Kristen penting nggak? Nggak penting. Karena itu harus sunat atau nggak? Harusnya nggak sunat ya? Tetapi karena Paulus melihat ini tidak berkaitan dengan keselamatan iman, tetapi keberadaan sunat itu bisa menjadi penghalang bagi orang mengenal Kristus, maka dia harus disunat. Seperti itu ya. Jadi, esensinya adalah Kristus. Esensinya adalah Injil. Sunat itu bukan menjadi esensi utama. Nah, saya percaya ini yang merupakan penerapan dari Paulus bicara seperti ini, “Kepada orang Yahudi, aku menjadi seperti orang Yahudi. Kepada orang Yunani, aku menjadi seperti orang Yunani.” Kalau begitu, Paulus plinplan? Nggak. Di dalam Galatia 6:2 ada kalimat, “Aku tunduk di bawah hukum Kristus.” Jadi, hukum Kristus itu hukum apa? Kasih, ingin orang mengenal kebenaran. Tapi 1 hal ya, waktu saya bicara ini, Saudara jangan ngomong, ”Oh..kalau begitu saya boleh berbuat dosa ya? Yang penting saya melakukan segala sesuatu untuk membawa orang mengenal Kristus walaupun itu melakukan dosa.” Bukan, bukan begitu. Apa yang Paulus lakukan tidak melanggar hukum Tuhan. Apa yang Paulus lakukan tidak membuat baik Paulus ataupun Timotius dan Silas itu berdosa di hadapan Tuhan. Jadi, pada waktu Saudara ngomong, “Apapun kita boleh lakukan, yang penting membawa orang kepada Injil Kristus.” Satu hal yang Saudara tidak boleh lakukan yaitu Saudara tidak boleh melakukan dosa dan beralasan dengan berdosa, Saudara sedang memenangkan jiwa orang. Itu salah.

Dan Saudara pastikan 1 hal, selama Saudara hidup di dalam 1 kompromi terhadap dosa, Saudara tidak akan bisa menjadi berkat atau menjadi saksi Kristus yang efektif di dalam hidupmu. Saya ambil contoh ya. Pada waktu Naomi pergi ke tanah Moab, dia dengan keluarganya, ada Elimelekh suaminya, 2 anaknya Mahlon dan Kilyon serta Naomi pergi ke tanah Moab. Kenapa pergi? Karena di tanah Israel pada zaman hakim-hakim waktu itu ada kelaparan, ada kekeringan, atau ada krisis yang bisa mengakibatkan mereka ada di dalam kerugian dan kesulitan dan akhirnya mungkin bisa kematian seperti itu. Akhirnya, Elimelekh bersama keluarganya pergi menuju ke Moab untuk mendapatkan 1 jalan hidup yang lebih baik di situ. Nah, ketika dia di Moab, Elimelekh ternyata mati. Lalu setelah dia mati, Mahlon dan Kilyon itu dinikahkan dengan 2 perempuan Moab yaitu Orpa dan Rut. Dua-duanya perempuan Moab. Boleh nggak? Kita ngomong, apa salahnya sih ya kawin sama orang, misalnya orang Chinese dengan Jawa, Jawa dengan Batak, Chinese dengan Batak, apa salahnya kaya gitu? Kita nggak salah saat ini sih, tapi waktu itu salah. Karena di dalam hukum Musa, Tuhan memberikan perintah kepada Israel melalui Musa, ”Moab tidak boleh masuk ke dalam umat Tuhan.” Makanya orang Israel tidak boleh menikah dengan orang Moab karena mereka melakukan dosa incest antara papa dengan anak sendiri yang melahirkan suku Moab itu.

Tetapi, Naomi nggak peduli. Pertama, pergi ke tanah Moab untuk mendapatkan kehidupan saja, itu berarti bahwa sebenarnya ada banyak orang ngomong keluarga ini nggak bersalah ya. Tapi saya juga berpikir ada bagian di dalam keputusan mereka yang salah, yaitu mereka tidak mau tunduk di bawah hukuman Tuhan yang ada di Israel pada waktu itu. Mereka tidak mau bertobat dari dosa mereka. Mereka lebih memilih untuk pergi melarikan diri dari tanah perjanjian Tuhan untuk pergi ke Moab mencari kehidupan karena di tanah Moab didengar adalah tempat yang subur, yang baik itu. Tapi, akhirnya Tuhan mendatangkan kematian kepada Elimelekh. Lalu, setelah mereka tinggal di situ, Naomi juga menikahkan kedua anaknya kepada Moab, dan akhirnya Tuhan juga mematikan kedua anak laki-laki Naomi, Mahlon dan Kilyon itu. Nah, di dalam kondisi itu, akhirnya Naomi dengan 1 kesedihan dan keputusasaan, dan juga melihat tangan Tuhan yang teracung kepada dirinya, memutuskan untuk pulang kembali ke tanah Israel, karena dia mendengar tanah Israel sedang dalam kondisi yang sedang diberkati oleh Tuhan kembali.

Nah, di dalam tengah perjalanan itu, Naomi bilang apa? Naomi bilang kayak gini, “Orpa, Rut, saya sudah tua. Saya nggak mungkin menikah lagi untuk mendapatkan anak laki-laki untuk dinikahkan kepada kalian. Kalau saya pun mendapatkan suami malam ini, saya lahirkan anak tahun depan, waktu anak itu sudah usia nikah, kalian sudah jadi nenek-nenek. Nggak mungkin menikah. Karena itu lebih baik kalian pulang saja ke rumah orang tua kalian di situ, kepada Allah kalian, dan kalian lebih punya pengharapan daripada mengikuti saya ke tanah Israel.” Saudara, artinya apa? Artinya, selama mereka menikah, Mahlon dan Kilyon, selama Orpa dan Rut tinggal bersama dengan Naomi, kedua menantunya ini mungkin mengenal Allah orang Yahudi, tapi tidak pernah keluar statement iman mereka mengikut Allah orang Yahudi. Kapan statement mengikut Allah orang Yahudi itu muncul? Yaitu pada waktu Rut sudah di dalam keadaan penuh penderitaan tetapi dia tetap tidak menyangkali imannya kepada Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Walaupun dia ngomong, “Tuhan sedang memusuhi saya” tapi dia ngomong, “Tuhan sedang mengacungkan tangan-Nya kepada saya.” Pada waktu dia bilang, “Tuhan sedang mengacungkan tangan-Nya kepada saya.” Dia tetap memutuskan untuk kembali ke tanah perjanjian di mana Tuhan memberikan warisan kepada umat-Nya di situ, yang merupakan tanah di mana dia lahir, lalu mati di situ. Jadi, pada waktu dia ada di dalam penderitaan, dia tetap ada di dalam iman kepada Tuhan, dan dia mengambil 1 keputusan untuk melangkah kembali kepada tanah perjanjian Tuhan yang berarti kembali kepada Tuhan-Nya, baru di situ Rut mengungkapkan pengakuan iman. “Allahmu, Allahku. Di mana engkau berada, aku berada. Di mana engkau mati, aku mati dan di kuburkan di situ.” Kapan? Waktu Naomi dalam kondisi yang baik? Waktu Naomi sedang mengkompromikan imannya? Atau saat Naomi sedang di dalam kesulitan, penderitaan. Sepertinya Tangan Tuhan sedang menindas dia, di situ dia tetap menyatakan imannya kepada Tuhan. Yang kedua kan. Itu sebabnya saya katakan bahwa pada waktu kita hidup sebagai orang Kristen, jangan kira kita punya kebebasan karena Tuhan sudah menebus, dan Galatia bilang kita adalah orang yang merdeka. Kalau kita adalah orang yang merdeka, yang penting kita punya prinsip bawa orang kepada Kristus, dan ketika saya punya prinsip bawa orang kepada Kristus, berarti saya boleh melakukan segala sesuatu yang membawa kita ada di dalam dosa, yang penting memenangkan orang kepada Kristus, itu nggak apa-apa. Jawabnya, tidak pernah bisa dan boleh. Karena pada waktu Saudara lakukan itu, Saudara sedang mengkompromikan kebenaran sebenarnya. Dan Saudara sedang mengkompromikan Tuhan Saudara sendiri. Dan itu membuat Saudara tidak mungkin bisa menjadi saksi Kristus yang efektif.

Tapi kalau Saudara setia, di dalam kesulitan Saudara tetap berpegang kepada Tuhan. Di saat tangan Tuhan menekan Saudara, Saudara tetap percaya itu adalah Tuhan yang mempunyai rencana yang baik kepada diri Saudara, dan Saudara menyaksikan itu dalam hidupmu, Saudara akan dipakai oleh Tuhan untuk memenangkan jiwa secara lebih efektif. Dan Paulus adalah orang seperti itu. Dia rela menderita aniaya, penolakan, rajam batu, cambukan, karam kapal, walaupun tubuhnya mungkin cacat akibat dari pemberitaan Injil, dia tetap teguh untuk menjalankan pemberitaan Injil itu dan Tuhan pakai dan memberkati pelayanan yang dia kerjakan. Saudara, jadi Roh Kudus punya strategi juga di dalam pelayanan. Roh Kudus punya hikmat di dalam menuntun kita. Dan saya percaya kalau kita terbuka untuk pimpinan Roh Kudus itu, Tuhan akan pakai kita secara lebih efektif.

Saya kasih 1 contoh lagi lalu saya tutup yah. Masih ada beberapa poin tapi waktu kita nggak cukup. Peristiwa Yesus membangkitkan Lazarus. Saya yakin Bapak, Ibu tahu cerita ini, Yohanes 11, pada waktu Yesus mendengar Lazarus sakit, Yesus bilang, “Kita pergi lagi ke daerah Yudea” dan tidak pergi ke rumahnya Maria dan Marta untuk menemui Lazarus dan menyembuhkan Lazarus. Sampai kapan? Sampai Lazarus mati. Pada waktu Lazarus mati, Yesus baru ngomong, “Sekarang waktunya kita menemui Lazarus.” Murid-murid heran pada waktu itu, karena Yesus tidak menggunakan kata ”mati” tapi Yesus menggunakan kata “tidur”, sehingga murid-Nya ngomong, ”Kalau Lazarus tidur berarti dia akan sehat. Kalau sehat, kita nggak perlu pergi ke situ karena kalau kita pergi ke situ berarti kita bunuh diri!” Karena sebelumnya orang-orang Yahudi sedang mau membunuh Yesus Kristus di daerah itu. Tapi Yesus ngomong, “Selama hari masih siang, ada 12 jam, kita harus pergi dan tidak ada orang yang bisa sentuh kita.” Itu iman ya. Itu kebenaran. Yesus pergi.

Waktu Yesus pergi, yang pertama bertemu dengan Yesus adalah Marta. Lalu Marta ngomong kaya gini, “Tuhan! Kalau Engkau kiranya tiba, Lazarus nggak akan mati!” Lalu Yesus bilang, “Kamu percaya nggak kalau ada kebangkitan orang mati?” Marta bilang, “Percaya! Tetapi nanti di akhir zaman baru ada kebangkitan orang mati.” Yesus bilang, “Aku adalah kebangkitan dan hidup. Kamu percaya nggak?” Marta bilang, “Aku percaya Engkau adalah Anak Allah, Mesias yang Tuhan utus itu.” Lalu dia pergi. Marta panggil Maria. Maria dengar Yesus datang, dia keluar, ajukan pertanyaan yang sama seperti yang Marta bilang, ”Kalau Engkau tiba di sini, Lazarus nggak akan mati. Tetapi apapun itu juga, aku percaya apapun yang Kau lakukan itu, Tuhan pasti sertai.” Dia nggak ada pikiran untuk kebangkitan dari Lazarus. Lalu setelah peristiwa itu, saya singkat saja, saya lompat, Yesus mengajak mereka menuju kuburan Lazarus. Orang banyak pikir mungkin, Maria dan Marta mungkin pikir bahwa, “Oya, mungkin memberi penghormatan terakhir. Lihat kuburannya.” Tetapi begitu tiba di kuburan, Yesus ngomong, “Buka batu itu! Angkat batu itu!” Lalu keluar 1 statement dari mulut Marta, “Jangan! Sudah 4 hari, mayatnya sudah bau.” Saya mau tanya, kalau kita jadi Marta pada waktu itu, minta kubur itu dibuka atau tidak? Atau saya yang ngomong kayak gini. Waktu Marta bilang seperti itu, ada 2 kemungkinan. Pertama, kubur itu tidak dibuka. Kedua, kubur itu dibuka. Pertanyaannya adalah seperti ini. Kalau kubur itu tidak dibuka, Lazarus bangkit nggak? Bangkit nggak? Saya yakin bangkit karena Yesus sudah datang ke situ kok, dan memang ingin membangkitkan Lazarus. Paham ya. Jadi, pada waktu Yesus datang ke situ, Lazarus tetap pasti bangkit. Cuma, bedanya apa? Sama-sama akan membangkitkan Lazarus. Sama-sama akan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan Allah pada waktu itu. Tapi ada beda. Bedanya apa? Satu, Marta dan Maria terlibat dalam proses pembangkitan itu yang membawa kemuliaan bagi nama Tuhan atau yang kedua, Marta dan Maria tidak terlibat sama sekali tetapi tetap nama Tuhan dimuliakan. Terlibatnya kapan? Kalau Marta dan Maria memutuskan untuk batu itu diangkat, yang menyatakan iman dia kepada Kristus dan kepada Tuhan.

Waktu Tuhan memimpin kita, Tuhan juga menggunakan cara seperti ini. Kehendak Tuhan pasti jadi. Tuhan memiliki strategi-Nya sendiri di dalam memimpin gereja-Nya, pribadi-pribadi orang Kristen untuk menggenapkan kehendak-Nya. Pertanyaannya adalah, Saudara ingin terlibat atau tidak? Kalau Saudara tidak mau terlibat, kehendak Tuhan pasti jadi. Tapi kalau Saudara terlibat, kehendak Tuhan juga jadi, cuma bedanya adalah Saudara terlibat di dalam pekerjaan Tuhan yang membawa kemuliaan nama Tuhan dan Saudara punya sukacita saya yakin jauh lebih besar daripada kalau Saudara memutuskan untuk tidak terlibat. Seperti itu ya. Jadi untuk itu saya kira kita perlu kerendahan hati, kelembutan hati, hikmat dari Tuhan untuk melihat kapan saya harus terlibat, kapan saya harus stop. Kapan saya melihat itu adalah pimpinan Tuhan, kapan itu adalah pimpinan iblis di mana saya nggak boleh masuk ke dalam situ. Dan kiranya Tuhan boleh memberkati kita ya. Mari kita masuk dalam doa.

Kembali kami berdoa, bersyukur, Bapa untuk Firman-Mu pagi hari ini. Kiranya Engkau boleh berkati kami dan kebenaran-kebenaran yang menjadi prinsip-Mu itu boleh menjadi sesuatu yang menolong kami untuk hidup di dalam satu kehidupan yang lebih mengerti kehendak-Mu. Lebih rela untuk terbuka mengikuti pimpinan-Mu di dalam kehidupan kami. Tolong ya Bapa, sertai waktu berikut ini. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin. (HSI)

 

Transkrip Khotbah ini belum diperiksa oleh Pengkhotbah.

Comments