Anak Hawa, 3 Desember 2023

Anak Hawa

Kej. 3:15

Vik. Nathanael Marvin

 

Bapak, Ibu, Saudara sekalian, apakah sebenarnya manusia itu? Sudahkah kita mengenal diri kita atau pun diri orang lain di dalam kehidupan kita? Ini adalah sebuah perenungan yang akan kita terus pikirkan dan terus kita belajar di dalam kehidupan kita sebagai manusia yang sudah Tuhan ciptakan. Kita akan belajar mengenal siapakah diri kita dan juga bagaimana kita mengenal siapakah orang lain di dalam kehidupan kita. Dan kita pun tidak akan bisa sampai titik sempurna mengenal diri manusia kecuali Tuhan menyatakannya kepada kita. Ketika Tuhan menyediakan sarana pengetahuan, firman Tuhan di mana kita bisa mengenal diri kita, di situlah kita bisa tahu siapakah diri kita yang sesungguhnya. Tetapi manusia berdosa seringkali meleset dari sasaran Tuhan, kita seringkali mengenal diri manusia, diri kita ini, secara salah. Kita tidak tahu siapakah diri kita. Kita tidak tahu dari mana kita berasal. Kita tidak tahu bagaimana seharusnya menjalani hidup di bumi ini. Bahkan kita tidak tahu nanti ke depan itu harus ke mana. Nasib kita di akhir zaman, atau pun ketika kita mati kita bahkan tidak tahu ke mana. Kita tidak bisa memikirkannya, bahkan kita tidak mampu mengetahuinya kecuali Tuhan berfirman, kecuali Tuhan mewahyukan pengetahuan itu kepada kita. Dan di sini kita bisa melihat bahwa jawaban atas seluruh pertanyaan tentang manusia itu ada di dalam Alkitab. Alkitab memberikan kecukupan kepada kita supaya kita bisa mengenal siapakah diri kita, bahkan siapakah Allah yang hidup itu, yang sejati itu sesuai dengan wahyu Tuhan yang Tuhan sediakan di dalam Alkitab. Maka sangat penting kita harus terus bertekun di dalam firman Tuhan untuk bisa mengenal kebenaran tentang siapakah Allah maupun siapakah diri kita.

Bapak, Ibu, Saudara sekalian, Alkitab menjelaskan bahwa manusia itu diciptakan dengan 2 aspek, yaitu roh dan tubuh. Yang kelihatan, tubuh; yang tidak kelihatan, roh. Yang bersifat rohani itu roh, dan juga bersifat jasmani, itu tubuh. Materi dan spiritual. 2 aspek ini ada di dalam diri manusia. Dan 2 aspek ini juga berkaitan satu dengan yang lainnya. Dan bukan saja itu, meskipun semua manusia itu punya 2 aspek yang sama, tetapi waktu kita melihat sesama kita, manusia yang lainnya, meskipun sama-sama laki-laki atau sama-sama perempuan, ternyata itu berbeda satu dengan yang lainnya. Kita ini diciptakan secara unik. Roh kita ini berbeda dengan roh yang lain, meskipun sama-sama manusia. Kita berbeda dengan pribadi yang lainnya. Tidak ada muka yang persis sama di antara manusia. Tidak ada sidik jari yang sama juga. Roh kita berbeda satu dengan yang lainnya, meskipun kita sama-sama manusia ya. Sifat kita pun berbeda meskipun ada kesamaan maupun kemiripan sebagai manusia yang sudah Tuhan ciptakan.

Nah Bapak, Ibu, Saudara sekalian, Alkitab menjelaskan bahwa ada 4 jenis penciptaan manusia. Sayangnya 4 jenis penciptaan manusia ini tidak banyak orang Kristen mengetahuinya, bahkan andai orang Kristen itu membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu. Maka dari itu membaca Alkitab bukan saja membaca tetapi Alkitab katakan kita harus merenungkannya. Perlu berhenti sejenak, kemudian pakai kaca pembesar untuk melihat apa sih yang Tuhan nyatakan di dalam firman Tuhan yang kita miliki ini di dalam Alkitab. Alkitab menjelaskan ada 4 jenis penciptaan manusia yang berbeda dan unik. Bahkan kalau kita renungkan, Alkitab juga mengaitkan angka 4 ini ya, dengan angka manusia. Karena apa? Karena manusia ada 4 jenis penciptaan. Coba kalau kita hidup di dalam bumi ini, kita juga hidup di dalam, kurang lebih, 4 arah mata angin; Utara, Barat, Selatan, Timur. Itu juga menunjukkan kita ada di bumi ini. Kita juga memiliki, kurang lebih ya, 4 jenis golongan darah yang berbeda secara umum, yang besar. Penggolongan yang besar, O, A, AB, sama B. Itu ya, 4 saja, juga menunjukkan kemanusiaan. Juga kalau kita belajar psikologi, itu juga ada 4 temperamen yang secara besar, pada umumnya, secara gambaran umum.

Nah Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kalau orang Tionghua itu tidak suka angka 4. Karena artinya apa? Mati. Padahal 4 ini menunjukkan angka manusia. Sampai ada namanya tetraphobia, yaitu apa? Kekuatiran dan ketakutan terhadap angka 4. Itu adalah tahayul. Itu adalah satu konsep yang tidak bisa dibuktikan secara fakta. Meskipun memang terjadi, bisa. Tetapi tidak terus begitu kan? Itu tahayul yang dianut oleh negara-negara China, Jepang, Korea, Taiwan. Bahkan di Jawa pun, di gedung-gedung di Indonesia pun tidak suka ada angka 4. Semuanya dihilangkan yang berbau 4, berbau 13 dan yang lain. Tata bahasa Mandarin untuk 4 kan ya, kalau kita belajar bahasa Mandari ya Bapak, Ibu, Saudara sekalian. Terdengar mirip dengan kata kematian, yaitu . Mungkin betul ya, Sì sama Sǐ. Itu menunjukkan, wah bahaya angka 4. Padahal Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kalau kita lihat Alkitab, semua angka itu baik di hadapan Tuhan. Kita sebagai orang Kristen tidak perlu takut angka 4, tidak perlu takut angka 13. Itu angka dari Tuhan kok. Masak kita tolak yang dari Tuhan, yang baik. Kalau tidak ada angka 4 susah ya, kita tidak bisa berhitung dan yang lain-lain.

Di Solo itu ada orang gereja, GRII Solo, yang main basket itu baru pesan baju jersey. Baju jersey, baju basket seperti itu. Saya juga ikut pesan saja. Kadang-kadang bermain lah. Sempat terpikir bahwa itu kan pesan baju, pesan nomor juga. Sempat terpikir bahwa semua angka kan baik. Terus saya pikir-pikir sebagai orang Kristen mungkin saya pakai angka 13 atau angka 4 saja. Terus ketika didaftar ternyata angka 4 sudah ada yang pakai. Wah ini tidak percaya tahayul itu ya. Angka 4, nggak apa-apa, suka. Terus saya pikir apa pakai angka 13 saja ya, nggak ada yang pilih angka 13 di baju seragam basketnya. Tapi kemudian akhirnya saya pikir-pikir, sudahlah, nggak usah terlalu menonjol seperti itu ya. Sudah saja saya pilih angka 0. Supaya apa? Bukan berarti saya nggak masukkin angka terus ya, karena angka saya 0. Tetapi maksudnya ini adalah spirit inkarnasi. Lho kan lagi natalan ya, spirit mengosongkan diri. Mengosongkan diri untuk kemuliaan Tuhan. Kita itu ada di belakang saja. Nggak masukin angka juga nggak apa-apa, itu tidak menentukan kehebatan kita ya. Tapi maksudnya adalah pilih angka 0 supaya Tuhan yang menonjol.

Kembali lagi Bapak, Ibu, Saudara sekalian ke angka 4, 4 jenis penciptaan manusia itu apa saja ya. yang pertama adalah Adam. Adam itu diciptakan tanpa pria dan wanita. Tanpa sel pria, tanpa sel wanita. Yaitu dengan apa? Dengan debu tanah yang sudah Tuhan ciptakan, kemudian dengan nafas Tuhan. Langsung dewasa. Adam itu langsung dewasa, tidak dari bayi. Apakah yang tidak dari janin, tidak dari bayi itu bukan manusia? Bukan! Adam manusia. Yang menjadikan manusia itu manusia itu bukan harus dari bayi tetapi memiliki 2 aspek tersebut, yaitu tubuh dan roh. Ini Adam. Meskipun Adam juga kita yakin, kita tafsirkan tidak punya pusar, tetapi dia tetap manusia. Meskipun semua orang mayoritas punya pusar, tetapi dia tetap manusia.

Lalu yang kedua, penciptaan manusia adalah Hawa, tanpa sel wanita tetapi dengan pria tetapi bukan sel sperma Adam, bukan, melainkan tulang rusuk Adam. Ini penciptaan Hawa. Kemudian sama, dia juga langsung dewasa, tidak ada pusar di perut, ditafsirkan, tidak ada yang betul-betul menjelaskan seperti itu. Tetapi itu adalah penciptaan manusia yang spesial. Manusia pertama Tuhan ciptakan dengan cara yang beda, Adam dan Hawa. Ini sudah 2 jenis penciptaan.

Kemudian yang ketiga, yang kita tahu secara umum, akhirnya penciptaan manusia itu kenapa manusia bisa ada, itu dari proses kelahiran. Kelahiran di dalam keberdosaan. Karena anak Adam dan Hawa itu bisa lahir dalam dunia ketika Adam dan Hawa sudah jatuh ke dalam dosa. Manusia pertama, Adam dan Hawa itu diciptakan dengan tidak berdosa. Tetapi dengan proses kelahiran, karena sudah jatuh dalam dosa, maka semua manusia yang lahir itu sudah berdosa. Itu namanya original sin. Yaitu melalui siapa? Melalui sel pria dan sel wanita, sel sperma dan sel telur. Itu yang akhirnya membuat seorang perempuan bisa hamil dan juga bayi itu dilahirkan dari janin sampai dewasa, dan ada pusar di perutnya. Itu jenis penciptaan yang ketiga.

Yang keempat adalah yang kita renungkan di bulan Desember. Satu-satunya manusia yang sangat berbeda, karena apa? Karena manusia ini lahir dari Roh Kudus dan di luar keberdosaan. Melalui wanita, sel wanita, yaitu Maria tapi dia juga adalah perawan. Tidak dari pria, tidak ada hubungan intim dengan pria, tanpa sel pria, Manusia ini dari Roh Kudus atau kuasa Roh Kudus. Dan inilah Yesus Kristus. Manusia yang diciptakan oleh Allah. Ini jadi perdebatan juga, Yesus itu dicipta atau bukan? Yesus dicipta, tapi kemanusian-Nya. Ke-Allah-an-Nya Yesus Kristus tidak dicipta. Bagaimana Allah dicipta? Allah itu Pencipta. Inilah yang kita akhirnya membuat diri kita itu mengagumi Pribadi kedua ini. Dia Allah Pencipta, Dia tidak diciptakan tetapi Dia mengambil natur manusia. Manusia ya diciptakan, masak ada manusia yang tidak diciptakan? Muncul sendiri gitu, nggak! Kemanusiaan Yesus yang diciptakan. Tetapi melalui apa? Proses menggunakan Maria. Sel dari Maria kemudian dari Roh Kudus, atau dari kuasa Roh Kudus. Dan akhirnya inilah Juruselamat manusia yang berdosa untuk bisa datang kepada Allah yang suci. Dia Juruselamat manusia. Tapi Dia juga bisa membawa kepada Allah. Maka Yesus Kristus adalah Allah-manusia. Allah dan manusia maksud saya. Ini Yesus Kristus. Dialah Juruselamat, Dialah Anak Hawa. Dialah keturunan dari ibu pertama yang ada di seluruh dunia, yaitu Hawa ketika melahirkan. Dan semua keturunan itu, kita bisa lihat, Yesus pun keturunan Hawa.

Dari mana kita tahu jenis penciptaan ke-4 ini? Dari Kej. 3:15. Tadi yang sudah kita baca mengatakan “keturunan perempuan akan meremukkan iblis”. Ada permusuhan antara keturunan perempuan dengan keturunan ular atau setan. Kenapa waktu kita sebut keturunan, kan anak atau benih, benih itu kenapa tidak sebutnya benih laki-laki, benih pria? Kenapa dalam Kej. 3:15 ini disebutnya benih perempuan? Karena apa? Karena memang Yesus dari perempuan, tidak dari benih laki-laki, tidak dari sel pria. Yesus betul-betul dari Maria, dikandung oleh Roh Kudus. Jadi Anak Hawa ini memang bukan dari benih laki-laki, maka Allah sendiri mengatakan keturunan perempuan, bukan keturunan laki-laki dan perempuan. Bukan ya, tapi keturunan perempuan.

Mari kita buka Luk. 1:34-35 Bapak, Ibu, Saudara sekalian, di sini menjelaskan tentang kelahiran Yesus Kristus. Luk. 1:34-35, “Kata Maria kepada malaikat itu: ”Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: ”Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” Dari ayat ini kita bisa melihat “anak yang kaulahirkan”. Maria, perempuan. Perempuan, masih remaja, masih sangat muda. “kaulahirkan anak”, itu anakmu, anak manusia. Tetapi malaikat juga katakan, “akan disebut kudus, yaitu Anak Allah.” Allah juga lho. Yang kamu lahirkan itu bukan cuma anak manusia saja, tetapi Anak Allah. Wah begitu gentarnya Maria ketika mendengar kabar dari malaikat Gabriel. “Wah aku akan lahirkan anak manusia, tapi Anak Allah juga. bagaimana.” Wah Maria itu mengalami pengalaman yang betul-betul hanya dia alami. Makanya sangat banyak orang akhirnya menghormati Maria. Tetapi ya itulah, Tuhan memberikan kesempatan kepada Maria untuk dipakai Tuhan menjadi ibunya Yesus Kristus. Ibu dari manusia Yesus Kristus, dan juga ibu dari Tuhan Yesus Kristus. Wah ini adalah penciptaan yang luar biasa.

Dalam 4 jenis penciptaan manusia ini ada yang satu kali saja terjadi, yaitu 3 jenis penciptaan. Adam satu kali terjadi, Hawa satu kali terjadi, Yesus Kristus hanya satu kali terjadi. Tidak terulang lagi. Ada exception di antara hal-hal yang umum. Tapi yang berulang-ulang adalah proses kelahiran manusia. Maka berdasarkan hal ini kita bisa juga memahami bahwa penciptaan manusia itu Tuhan-lah yang mengatur. Terserah Tuhan mau menciptakan caranya bagaimana. Tetapi di sini Alkitab menjelaskan ada 4 jenis penciptaan.

Pada hari ini kita merenungkan Kej. 3:15 Bapak, Ibu sekalian, di mana firman ini justru dikatakan Tuhan kepada setan. Tuhan mengatakan firman bukan hanya kepada manusia saja. Tetapi Tuhan itu mengatakan firman-Nya, kata-kata-Nya kepada malaikat, dan kepada manusia juga, dan kepada Allah Pribadi Tritunggal. Mereka saling bicara juga sebelum adanya penciptaan bumi ini. Tuhan berfirman, itu menunjukkan Allah itu mengasihi ciptaan-Nya. Tuhan ngomong sama ciptaan-Nya yang memiliki pribadi, kurang lebih ya, yaitu malaikat dan manusia. Wah ini adalah satu kasih Tuhan. Kalau kita bisa dengar firman, dengar khotbah, ingat bukan karena si pengkhotbah itu yang mau memberitakan firman ya, tetapi di belakangnya adalah karena kasih Tuhan, Dia mau berbicara kepada kita. Selain lewat Alkitab yang tertulis, tulisan yang mati itu, benda – benda kan tulisan itu benda- tetapi Tuhan juga memakai orang-orang untuk memberitakan firman Tuhan. Itu adalah kasih Tuhan yang begitu besar.

Tapi kalau kita bandingkan Bapak, Ibu, Saudara sekalian ya, kalau kita tidak pernah ngomong sama orang, kalau kita benci sama orang kan kita diam saja. Nggak mau lah ngobrol. Cuek. Diam. Itu adalah wujud kita tidak mengasihi, kurang suka mungkin ya. Atau ada alasannya ya, mungkin tidak sempat ngobrol juga. Tetapi kalau betul-betul diam, sengaja diam, tidak mau terhadap pribadi orang tersebut, itu menunjukkan kita kurang mengasihi, kita tidak mengasihi. Tetapi Allah yang berfirman ini mengasihi semua ciptaan-Nya. Ini firman ini, Kej. 3:15 itu firman-Nya kepada ular atau kepada setan. Memang ini menjadi penghakiman, tetapi ketika Adam dan Hawa mendengar kalimat ini, ini justru menjadi sebuah penghiburan untuk Adam dan Hawa yang jatuh ke dalam dosa. Kepada iblis yang sudah jatuh dalam dosa, yang sudah melawan Tuhan, Tuhan kasih firman, Tuhan masih bicara cuma ini adalah penghakiman, adalah teguran kepada setan.

Ayat ini disebut sebagai protoevangelium. Proto berarti yang pertama atau yang mendasar. Tentang apa? Evangelium berarti tentang Injil atau kabar baik. Injil itu bukan hanya di Perjanjian Baru tetapi Injil itu sudah sejak manusia jatuh ke dalam dosa yang dibutuhkan adalah Injil, yang dibutuhkan adalah kasih karunia Tuhan, yang dibutuhkan manusia berdosa adalah belas kasihan Tuhan yang begitu besar. Dan Tuhan nyatakan ini kepada manusia yang berdosa waktu Dia berkata-kata kepada ular. Ular sudah dihakimi oleh Tuhan karena dia berdosa. Setan ini sudah berdosa. Tetapi manusia yang mendengarkan perkataan ini itu itu betul-betul mendapatkan penghiburan dari Tuhan. Tuhan begitu baik sama manusia. Ketika berdosa, Tuhan mau menyelamatkan manusia yang berdosa, menyediakan jalan keselamatan, menyediakan kabar baik bagi Adam dan Hawa yang sudah jatuh ke dalam dosa. Allah berinisiatif datang kepada Adam dan Hawa yang berdosa. Allah berinisiatif menyediakan jalan keselamatan bagi manusia. Segera ada dosa, kurang lebih ya digambarkan, segera ada keselamatan. Setelah ada dosa, segera ada keselamatan yang Tuhan berikan. Ketika ada maut, Tuhan sediakan hidup. Ketika ada kutuk, Tuhan sediakan berkat. Dan lewat siapakah Tuhan menjanjikan berkat keselamatan, pengampunan dosa, kedamaian, jalan keselamatan, pembebasan dari belenggu dosa dan juga pemulihan relasi dengan Allah? Yaitu adalah di dalam keturunan Hawa, yaitu Yesus Kristus. Tuhan sediakan lewat diri-Nya. Keselamatan hanya di dalam Allah saja, bukan di dalam diri manusia yang berdosa. Maka waktu kita lihat Yesus dilahirkan oleh perawan Maria, Dia adalah Allah sekaligus manusia yang tidak berdosa dan sekaligus manusia yang taat sepenuhnya kepada Bapa di surga. Dia lah yang akan mengalahkan iblis, kuasa dosa, dan juga menyelamatkan kita dari hukuman kematian.

Nah Bapak, Ibu, Saudara sekalian, apa sih maksud dari protoevangelium ini? Setidaknya kita akan merenungkan 4 poin apa maksud dari Kej. 3:15. Yang pertama adalah Kej. 3:15 menyatakan bahwa ketika manusia dalam masalah yang begitu besar, dalam dosa, dalam penghukuman, dalam penghakiman Tuhan bahwa “kamu harus mati”, Allah itu berinisiatif untuk menyelamatkan manusia berdosa. Dan juga Allah itu berinisiatif untuk apa? Untuk menghukum iblis atau setan. “Aku yang adakan permusuhan”. Aku yang adakan permusuhan dengan apa? Dengan yang memang musuhnya Tuhan. Tuhan benci dosa. Tuhan benci kejahatan. Itu adalah musuhnya Tuhan, segala bentuk dosa, segala bentuk kejahatan. Bahkan Tuhan juga bermusuhan dengan setan. Sebelumnya Tuhan mengasihi malaikat yang sudah Tuhan ciptakan. Tetapi ketika setan itu melawan Tuhan, ya Tuhan menghukum dia. Tuhan tidak menyatakan kasih-Nya lebih besar lagi kepada musuhnya Tuhan, yaitu setan. Ini bicara soal Allah yang membenci akan dosa, perbuatan yang tidak kudus. Bukan berarti Allah itu membenci ciptaan-Nya ya. Tidak ada dalam kasus Allah itu betul-betul membenci, betul-betul jahat sama ciptaan-Nya dan melakukan dosa kepada ciptaan-Nya. Tidak! Tetapi Tuhan menyatakan keadilan-Nya sehingga ada hal-hal tertentu yang menurut kita rasanya Tuhan itu begitu kejam. “Tuhan kok musuhin iblis?”, “Tuhan kok musuhin orang-orang yang berdosa?”, “Tuhan kok buang Israel?” Padahal umat pilihan lho, dinyatakan seperti itu. Itu bukan Tuhan itu benci. Itu Tuhan itu mau mendidik, mendisiplin, bahkan menyatakan bahwa, “Aku itu kudus. Aku ini tidak bisa dipermainkan. Aku ini akan menegur kamu yang berdosa supaya tidak berdosa lagi.” Ketika Tuhan mengatakan, “Aku akan mengadakan permusuhan,” itu menunjukkan bahwa, “Aku yang berdaulat. Aku yang menentukan seluruh kehidupan manusia. Aku yang menentukan keselamatan.” Ini bicara soal apa? “Aku mau menyelamatkan manusia.” Ini bicara soal kasih Allah. “Aku akan menghukum iblis.” Ini adalah bicara soal keadilan Allah. Sejak Injil pertama kali diberitakan, itu bicara soal apa? Kasih dan keadilan Allah. Kasih dan kekudusan Allah. Kasih Allah 100%, kekudusan Allah juga 100%. Dan sebagian dari manusia, kalau kita lihat sepanjang sejarah dunia ini, Allah menyatakan belas kasihan-Nya dengan menyelamatkan mereka melalui keturunan Hawa yaitu Yesus Kristus. Sebagian manusia saja yang mau percaya kepada Yesus Kristus diselamatkan.

Tuhan tidak menyelamatkan semua orang. Alkitab menjelaskan bahwa Tuhan menyelamatkan sebagian orang yang mau percaya kepada Yesus Kristus. Dan Tuhan juga, ya di sini dinyatakan bahwa Tuhan tidak menyelamatkan setan juga. Tuhan tidak memberikan kesempatan kepada setan untuk bertobat. “Iblis bertobat, tunduk kepada Aku!” Nggak! Sudah Tuhan biarin aja. Tuhan membiarkan iblis di dalam dosanya. Dia harus diapakan? Akhirnya, Tuhan katakan, “Kau harus dihukum. Kepalamu akan dihancurkan. Kamu sudah dihukum Tuhan. Kamu akan menerima murka dari Tuhan.” Dan ada sebagian manusia lagi juga yang memang tidak mau bertobat karena dia terhasut iblis. Dia mengikut jalannya iblis dan dia juga tidak peduli tentang keselamatan dari Allah, maka Tuhan menyatakan hukuman-Nya kepada setan dan kepada para pengikut setan, baik secara sadar ataupun tidak sadar.

Baik secara sengaja ataupun tidak sengaja, kehidupan manusia, seluruh umat manusia ini terbagi ke dalam 2 pengikutan atau 2 pemuridan. Yang 1, menjadi murid Yesus Kristus. Syarat mengikut Yesus harus apa? Menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Yesus. Kenapa bisa menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Yesus? Karena sudah dilahirkembalikan oleh Roh Kudus terlebih dahulu. Berarti, yang bukan murid Yesus itu murid siapa? Murid setan. Kejadian 3:15 ini menjelaskan 2 pemuridan dalam seluruh dunia ini. Mau percaya Yesus, jadi murid Yesus. Mau tidak percaya Yesus, tidak jadi murid Yesus. Jadi murid siapa? Murid setan.

Ayat protoevangelium ini menjelaskan sebuah gambaran besar dari cerita Allah di atas bumi ini. Seluruh dunia, seluruh kisah, seluruh sejarah, sebenarnya kalau kita lihat itu semua ada menceritakan tentang kemuliaan Allah. Kita tahu bahwa rencana yang jelas dari Allah itu tidak pernah ada revisi. Dari Kejadian sampai Wahyu, dari awal dunia ini ada, dari manusia pertama kali ada sampai akhir zaman, nggak pernah Tuhan revisi skenarionya. Sudah pasti kayak gini. Maka waktu kita melihat sejarah, kita akan melihat, “Oh, ini rancangan Tuhan. Ada hikmat Tuhan di dalamnya.” Meskipun banyak juga dosa-dosa manusia yang dilakukan tapi kita lihat gambaran keseluruhan dari kisah di bumi ini sebenarnya bicara soal Allah, bukan soal manusia. Maka waktu ketika Tuhan menciptakan manusia, Allah menjanjikan surga kepada Adam dan Hawa supaya dia dapat menikmati sukacita dari Tuhan asal mereka taat, tidak memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat. Tetapi kalau memang mereka tidak taat, mereka melawan Tuhan, maka Tuhan akan sediakan hukuman dosa yaitu maut.

Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, surga itu mereka tidak bisa dapatkan. Tadinya dijanjikan demikian. “Aku sudah ciptakan, ini janji. Kalau kamu taat, kamu masuk surga.” Tetapi ketika mereka tidak taat, mereka dalam dosa, mereka harus masuk neraka. Dan Injil pertama ini, Kejadian 3:15 ini, itu mengubah kondisi Adam dan Hawa yang jatuh dalam dosa itu menjadi mereka bisa mendapatkan kembali surga, tapi bukan dengan usaha mereka. Bukan ketika taat, maka selamat. Itu kalau sebelum jatuh dalam dosa, OK. Itu namanya adalah istilahnya kovenan kerja. Kovenan kerja ini sebelum manusia jatuh dalam dosa. Taat, masuk surga. Tidak taat, masuk neraka. Tapi kalau sudah dalam dosa, semua itu harus masuk neraka. Maka Tuhan mengatakan bahwa, “Aku akan mengadakan perjanjian kembali.” Makanya kan kita bisa lihat ada Perjanjian Lama, Perjanjian Baru ya. Itu Alkitab juga menunjukkan bahwa Allah kita adalah Allah perjanjian.

Maka ketika manusia sudah jatuh ke dalam dosa, manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, maka Tuhan membuat kovenan lagi, perjanjian lagi. Yaitu apa? Perjanjian anugerah. “Aku akan mengadakan permusuhan dengan setan. Dengan ular dan keturunannya. Keturunan perempuan bermusuhan dengan keturunan ular dan keturunan perempuan ini akan menghancurkan kepala ular.”  Itu berarti apa? Di sinilah keselamatan. Ya kovenan anugerah supaya kita bisa lepas dari kuasa iblis dan lepas dari belenggu dosa. Apakah Allah sudah tahu bahwa Adam dan Hawa akan jatuh dalam dosa? Tentu, Allah Yang Mahatahu pasti tahu. Apakah Allah sudah merencanakan keselamatan bagi manusia berdosa yang mau bertobat? Tentu sudah direncanakan. Dan di sini kita bisa melihat bahwa Allah adalah Allah yang bekerja demi kebaikan manusia, tetapi pertama-tama demi kemuliaan Tuhan sendiri. Tuhan tidak menciptakan manusia itu sebagai robot, tapi Tuhan menciptakan manusia itu serupa menurut rupa dan gambar Allah. Keselamatan itu hanya berasal dari Allah saja ya. Ini inisiatif Allah ya.

Jadi, kembali lagi, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, ayat ini yang pertama menyatakan bahwa Allah itu inisiator pertama. Dia kalau mau menciptakan bumi ini, nggak ada yang bisa larang Dia. Dia kalau mau merancangkan seluruh hal yang terjadi di bumi ini, kita nggak bisa katakan bahwa, “Saya tidak mempercayai Allah yang demikian!” Dia berdaulat! Andaipun kita tidak percaya kepada Allah yang berdaulat, Allah tetap berdaulat. Dan justru ketika kita bisa seolah-olah melawan Tuhan atau tidak percaya kepada rancangan Tuhan, itu menunjukkan kita pun ada kedaulatannya sendiri di dalam kehendak bebas kita yang sudah Tuhan ciptakan. Kita ini sudah berdosa, kita sudah terdakwa, dan menjadi narapidananya Allah. Itu kondisi manusia ketika jatuh dalam dosa. Kita sudah dihakimi, divonis. “Kamu akan menjalani hukuman mati!” Siapa yang bisa melawan keputusan hakim? Sudah diketok kok! Mati! Siapa yang bisa? Naik banding! Sudah, sudah diketok kok! Sudah nggak ada lagi naik banding-naik banding. Sudah! “Kamu sudah berdosa. Kamu terpidana, terdakwa. Kamu harus mati. Jalani hukuman mati. Jalani salibmu sendiri dan harus masuk ke dalam neraka yang kekal.” Siapa yang bisa melawan keputusan hakim? Tidak ada! Kalau di dalam tataran manusia, okelah, presiden. Kurang lebih presiden. Presiden lebih tinggi. Kepala negara kok. Bukan melawan kepala pengadilan. Hakim. Mungkin secara manusia bisa. Presiden katakan, “Sudah, hakim bebaskan. Jangan hukum mati.” Tapi nanti hakim ditanya, “Kenapa kamu ubah keputusan kamu dari hukuman mati menjadi nggak dihukum mati?” Terus, si hakimnya bilang, “Karena presiden memerintahkan.” Kemudian rakyat pasti protes. “Masa presiden semena-mena! Punya kuasa kok semena-mena.” Sudah ada pengadilan. Sudah hakim memutuskan demikian. Nah, presiden yang jadi salah. Maka dari itu, kalau kita lihat dari posisi Allah, Allah sudah memvonis, “Kamu mati!” Siapa yang bisa ubah? Yang lebih tinggi dari Allah tidak ada. Maka yang bisa mengubah vonis hukuman mati bagi manusia adalah Allah sendiri. Dan caranya bagaimana? Caranya adalah dengan inkarnasi Yesus. Kejadian 3:15. “Aku sendiri yang berkorban demi manusia. Aku sendiri yang mati demi manusia supaya boleh dibebaskan dari hukuman mati.” Wah, ini rencana Allah yang luar biasa.

Allah itu inisiator keselamatan. Dia perencana keselamatan dan digenapi di dalam Yesus Kristus. Dan bagi setan, para roh-roh jahat, dan pengikut setan, ya sudah, tidak mau percaya berarti mereka masih dalam vonis hukuman mati dan akan binasa dalam dosa mereka. Itu poin pertama, Bapak, Ibu sekalian. Soal protoevangelium ini bicara soal Allah menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus dan Allah juga pasti menghukum setan. Tidak mungkin Tuhan ubah vonis-Nya. Kalau Tuhan mau menyelamatkan manusia, pasti selamat. Kalau Tuhan mau menghukum iblis, pasti iblis dihukum beserta dengan pengikutnya.

Tapi poin kedua dari protoevangelium ini, ayat ini menjelaskan apa, Bapak, Ibu sekalian? Bahwa di dalam dunia ini ada dua kelompok manusia yang berbeda. Ya kalau mau gambaran kasarnya di dalam Perjanjian Baru adalah perkataan Yesus Kristus ya. “Domba-domba-Ku mengenal suara-Ku.” Mengenal Injil. Tapi kambing-kambing itu ya tidak mengenal suara-Ku.” Karena kambing. Domba mengenal karena dipelihara oleh gembalanya. Kambing ini bukan binatang-binatang yang dipelihara oleh gembala tersebut. Ini bicara soal dua kelompok manusia yang berbeda. Yaitu apa? Keturunan Hawa dengan keturunan iblis. Ini pemisahan dua kelompok orang. Ya baik umat pilihan, maupun bukan umat pilihan. Kelompok pertama yaitu keturunan Hawa adalah orang-orang yang mau percaya kepada keturunan Hawa yang single itu. Keturunan perempuan atau benih perempuan. Kita kalau percaya kepada benih perempuan, yaitu Yesus Kristus, maka kita disebut juga sebagai keturunan Hawa.

Bapak, Ibu sekalian, ini menjadi perenungan kita juga kan ya. Manusia pertama itu diselamatkan atau tidak? Umat pilihan atau bukan? Domba atau kambing? Semua harus ada argumennya. Maka kemudian para teolog memikirkan. “OK. Adam dan Hawa pastilah mereka umat pilihan. Manusia pertama! Hidup begitu lama. Tuhan begitu mengasihi mereka.” OK. Dasarnya apa dulu? Kemudian ketika kita renungkan, paling jelas adalah ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Tuhan itu menyembelih binatang, menguliti binatang tersebut, kemudian memakaikan kulit binatang itu kepada mereka yang justru Adam dan Hawa ketika sadar dia telanjang, dia mengambil dedaunan ya, cawat untuk menutupi ketelanjangan mereka. Nah, ketika Tuhan melihat, “Kamu mengusahakan dirimu untuk menutupi dosamu. Kamu nggak bisa. Yang bisa menghapus dosamu adalah kulit ini yang Aku pasang kepada kamu. Aku pakaikan kepada kamu.” Yaitu tafsirannya adalah binatang domba ya, disembelih oleh Tuhan, mengucurkan darah. Karena tanpa pencurahan darah tidak ada pengampunan dosa, jadi Tuhan sendiri menyembelih domba. Dia harus menguliti domba tersebut, memakaikan kepada Adam dan Hawa menjadi pakaian mereka. Itu dasarnya bahwa Adam dan Hawa diselamatkan.

Tetapi dasar yang lain adalah Kejadian 3:15 ini. Hawa dan Adam percaya bahwa ada benih. Nanti benih dari perempuan. Mereka pikir mungkin benih dari Hawa. Ya, benih dari Hawa. Maka ketika Hawa hamil, mereka pikir itu adalah yang dijanjikan oleh Tuhan. “Wah, keselamatan dari anak ini! Kamu bisa hamil. Wah, aneh ya! Kamu bisa hamil, punya anak. Ini adalah anak yang dijanjikan!” Mereka betul-betul merawat baik-baik anak tersebut dan mereka percaya firman Tuhan bahwa anak ini akan menghancurkan iblis. Kurang lebih kayak gitu ya. Dan akhirnya, yang lahir adalah Kain. Ya itu mereka mungkin salah tafsir juga ya. Tapi kemudian, mereka terus percaya firman Tuhan mengajarkan kepada Habel, Kain tentang firman Tuhan dan bahwa mereka terus menyatakan perintah Tuhan. Itu menunjukkan bahwa Adam dan Hawa diselamatkan. Maka kalau kita disebut sebagai keturunan Hawa, kita seharusnya adalah orang-orang yang diselamatkan juga. Ini 2 kelompok manusia ya, Bapak, Ibu sekalian.

Alkitab banyak memberikan prinsip tentang kebenaran 2 kelompok ini. Umat pilihan, bukan umat pilihan. Mulai dari Adam dan Hawa, umat pilihan. OK? Kemudian, Hawa melahirkan Kain. Mereka pikir, ini anak yang dijanjikan. Mereka rawat baik-baik. Mereka didik dengan firman Tuhan. Mereka sangat mengasihi Kain. Begitu anak kedua lahir, mereka pikir ini anak bukan yang dijanjikan. Wah, anak kedua ya! Maka mereka namakan Habel itu “sia-sia.” Bukan! Ini bukan anak perjanjian. Bukan Kain. Kain yang sebenarnya anak yang dijanjikan. Kurang lebih seperti itu ya. Tetapi kemudian kita lihat. Wah, ternyata dari satu keluarga orang Kristen, orang percaya, lahir 2 anak, bisa saja anak mereka itu 1 umat pilihan, 1 bukan umat pilihan. Ya, Tuhan sudah menghibur kita. Bagi kita, para orang tua yang punya beberapa anak, Bapak, Ibu sekalian, tentu orang tua Kristen pasti pengennya semua anak Kristen kan? Kita sudah didik firman Tuhan baik-baik. Kita sudah betul-betul ajak ibadah ke gereja. Kita sudah betul-betul, “Ayo, berdoa, datang kepada Tuhan!” Tapi kalau memang dia menolak Tuhan bagaimana? Kita nggak tahu. Kalau memang ternyata dia bukan umat pilihan bagaimana? Ya kita tetap laksanakan sebagai orang tua Kristen menginjili. Kita mengasihi.

Dan itulah yang dialami oleh orang tua pertama yaitu Adam dan Hawa. Mereka melihat Kain dan Habel. Habel tumbuh taat, kemudian dibunuh oleh Kain. Kain kemudian harus diusir pergi dari keluarga, dihukum Tuhan. Ini perbedaan dari 2 kelompok umat Tuhan. Jalan Kain atau jalan Habel? Berlanjut lagi dalam sejarah dunia, Tuhan pilih Nuh sekeluarga untuk diselamatkan dari air bah, tapi Tuhan tidak pilih masyarakat yang hidup penuh kejahatan pada waktu itu. Ini juga prinsip pemilihan ya. Ini juga menunjukkan bahwa ada 2 kelompok orang yang berbeda. Kemudian, kita juga lihat Tuhan pilih Abraham dari sekelompok orang yang bukan percaya. Abraham itu tinggal di keluarga yang tidak percaya Tuhan. Orang-orang kafir, kayak gitu ya. Orang-orang yang melawan Tuhan. Tetapi Tuhan pilih Abraham dan keluarganya, tapi Tuhan tidak pilih yang lain. Kayak gitu ya. Kemudian Tuhan pilih Ishak, bukan Ismael. Tuhan pilih Yakub dan bukan Esau. Tuhan pilih bangsa Israel dan bukan bangsa-bangsa lain. Sampai di atas kayu salib pun, Tuhan pilih salah satu penjahat dan Tuhan tidak pilih penjahat yang lain. Untuk apa? Untuk percaya kepada Yesus Kristus, mendapatkan belas kasihan dari Yesus Kristus. Bahkan setelah Yesus Kristus pun, akhirnya para penulis Perjanjian Baru, baik Paulus dan yang lain-lain membedakan bahwa kita ini anak-anak terang, berbeda dengan anak-anak kegelapan.

Orang Kristen tidak boleh menikah dengan orang yang non-Kristen. Karena apa? Itu 2 kelompok yang berbeda. Satu pengikut setan, satu pengikut Tuhan. Mau digabungin? Kuat-kuatan bagaimana? Dua-duanya kuat kok! Kita tidak bisa mengubah jati diri mereka. Hanya karena anugerah Tuhanlah, kita memilih. Anggap ya, kita pilih pasangan yang tidak seiman. OK. Eh, tahunya memang dia umat pilihan. Sampai ketika – saya pernah dengar cerita ya – baru 20 tahun, 30 tahun, baru pasangannya percaya kepada Kristus. Berarti, 20 sampai 30 tahun itu mereka beribadah kepada allah-allah mereka ya, atau obyek yang berbeda. Tapi ya masa mau menderita hidup dengan pengikut yang berbeda ya, maksudnya konsep yang berbeda selama puluhan tahun? Maka kita bisa bedakan ini 2 kelompok orang dan Tuhan tidak suka kita terus bergaul dengan orang-orang yang mengikuti jalan setan, jalan Kain, jalan Esau, jalan penjahat yang melawan Yesus Kristus. Itu betul-betul penderitaan di dunia ini. Anak-anak Allah, anak-anak setan. Anak-anak terang, anak-anak kegelapan. Pengikut Yesus Kristus dengan pengikut anti Kristus, yaitu setan. Ini pembedaan. Antara orang yang terbelenggu dalam dosa dan terbebas dalam belenggu dosa. Dan ini adalah pemisahan.

Nah, kenapa ada pemisahan, Bapak, Ibu, Saudara sekalian? “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dengan keturunan perempuan. Antara setan dan juga keturunan perempuan.” Karena Tuhan mau beranugerah kepada sebagian orang yang dikasihi-Nya. Kalau Tuhan tidak mau beranugerah ya, ya sudah. Tidak ada keturunan Hawa. Tidak ada benih perempuan. Itu nggak ada. Semuanya adalah musuhnya Tuhan. Iblis musuhnya Tuhan. Adam dan Hawa musuhnya Tuhan. Dan akhirnya hanya ada penghakiman bahwa, “Kamu sudah berdosa, maka dihukum.” Tetapi karena Allah berbelaskasihan, maka ada pemisahan ini. Jadi, pemisahan ini bukan karena Tuhan itu semena-mena, tetapi karena Tuhan menyatakan belas kasihan-Nya kepada orang-orang yang terpidana mati. Tuhan menyelamatkan sebagian orang. Tuhan membiarkan sebagian orang untuk bisa mereka melakukan kehendak mereka seperti itu ya.

Inilah yang akhirnya menjadi pergumulan bagi orang Kristen. Kita bisa bertanya ya. Kenapa sebagian orang diselamatkan, kenapa sebagian lagi tidak diselamatkan? Wah, jadi pergumulan berat ya. Tetapi yang kita tahu adalah Tuhan menyelamatkan yang mau percaya kepada Kristus. Kalau tidak mau ya sudah, tidak selamat. Nah, lalu kita tanya, “Kenapa Tuhan begini dan begitu?” Alkitab sudah kasih tahu, itu karena kerelaan kehendak-Nya. Itu kedaulatan Allah. Kita nggak boleh tanya lagi. Jawaban kita adalah, kita tidak tahu kenapa Tuhan mengatur dunia seperti ini. Ada pemisahan 2 kelompok. Tetapi kita juga tidak bisa semena-mena mengatur Tuhan karena Tuhanlah yang berdaulat atas ciptaan-Nya. Tuhan bebas memperlakukan ciptaan-Nya sebagaimana, tetapi kita tahu ada firman Tuhan yang menjadi kebenaran gitu ya.

Nah, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita bisa lihat ya bahwa umat pilihan ini betul-betul Tuhan selamatkan dan kita harus mengucap syukur jikalau kita sudah percaya kepada Yesus Kristus. Kalau kita sudah percaya Yesus Kristus dengan sungguh-sungguh, maka kita harus yakin, kita selamat. Kita berarti sudah umat pilihan. Jangan ragu atas keselamatan yang sudah Tuhan berikan dalam hidup kita karena Roh Kudus saja yang mampu membuat kita percaya kepada Yesus Kristus. Allah akan menyelamatkan orang-orang yang mau percaya kepada keturunan Hawa, yaitu Yesus Kristus. Karena apa? Karena Yesus Kristus sudah menjadi Juruselamat dan sudah direncanakan oleh Allah Bapa untuk menggenapi karya keselamatan ini. Jadi sekali lagi, ketika kita melihat kabar baik ya, Bapak, Ibu sekalian, kabar baik ini adalah kabar baik bagi yang mau percaya kepada Tuhan Yesus, bagi yang mau percaya kepada keselamatan yang dikerjakan Allah. Tapi kabar baik juga, kalau kita tidak terima, itu menjadi kabar buruk. Karena apa? Karena akhirnya kita binasa dalam dosa kita.

Allah menyelamatkan manusia berdosa di dalam Anak Hawa yaitu Yesus tetapi Allah juga menghukum manusia yang berdosa di dalam keberdosaan mereka kalau mereka tidak mau percaya kepada Anak Hawa ini, yaitu Yesus Kristus ya. Mereka percaya pada diri mereka sendiri, mereka percaya kepada jalannya iblis. Nah ayat-ayat yang memiliki pedang bermata dua, yaitu kita lihat Yohanes 14:6 Bapak Ibu sekalian. Ya ini betul-betul ya, kenapa akhirnya ada pemisahan dua kelompok karena ada injil. Kalau tidak ada injil itu hanya satu kelompok yang terpidana mati. Kayak gitu ya. Nah kita lihat Yohanes 14:6, ini injil ya Bapak Ibu sekalian. Ini kabar baik ya. Ya saya bacakan Yohanes 14:6 “Kata Yesus kepadanya, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seoang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.” Bagi kita yang percaya Yesus senang. Oh berarti kita bisa datang kepada Bapa, kita bisa masuk ke Surga. Melalui siapa? Yesus Kristus. Tapi kalau orang baca ayat ini, “saya tidak percaya Yesus itu jalan kebenaran dan hidup”, berarti bisa datang kepada Bapa? Nggak bisa. Bisa masuk surga? Nggak bisa juga. Ini kabar apa? Kabar kalau kita percaya itu menjadi kabar baik. Tapi injil itu kalau tidak percaya orang kepada injil, tetap kondisinya menjadi buruk. Dan ketika tidak percaya sebenarnya Tuhan mengharapkan agar mereka itu datang kepada Tuhan.

Yohanes 3:16. Sudah hafal ya. Anak-anak sekolah Minggu diajarkan juga, “Karena begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan hidup yang kekal.” Berarti supaya setiap orang yang percaya pada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Bagaimana dengan orang yang tidak percaya kepada-Nya? Mendapatkan kebalikannya. Jelas, akan binasa dan tidak memperoleh hidup yang kekal. Inilah pemisahan dua kelompok manusia ini. Karena injil, kabar baik diberikan oleh Allah sehingga kelompok yang tidak percaya pada kabar baik ini akan binasa. Oh ini Allah kita ya, Allah kita begitu tegas, begitu jelas, begitu adil.

Yohanes 3:36 saya bacakan, “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.” Oh ya ini 1 Yohanes 3:36. Terus kemudian di Matius 7:13-14 “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.” Ya Tuhan Yesus juga katakan jalan untuk menuju kebinasaan itu luas kok. Caranya apa? Tidak usah percaya kepada Allah, tidak percaya Yesus Kristus, tidak percaya firman Tuhan, itu jalan menuju kebinasaan. Tapi kalau mau percaya Yesus itu susah, itu tidak bisa dengan usaha kita. Itu jalannya sempit, hanya sedikit orang yang bisa memasukinya.

Kis. 4:12 lebih jelas lagi ya tentang pemisahan ini, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Kis. 4:12, hanya dalam nama Yesus orang bisa diselamatkan, di luar nama Yesus yang sejati ini orang tidak dapat diselamatkan. Maka atas nama diri kita, kita katakan saya bisa selamat dengan perbuatan baik saya? Jelas Alkitab katakan tidak bisa selamat. Markus 8:35, “Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.” Ini suatu perkataan Yesus Kristus yang betul-betul memisahkan. Kamu mau menyelamatkan nyawa kamu sendiri? Kamu mau masuk surga dengan usaha kamu sendiri dengan perbuatan baik kamu sendiri? Kamu justru akan kehilangan nyawamu. Tapi kalau mau saya nggak apa-apa saya kehilangan nyawa saya hidup saya, tetapi saya percaya Yesus, saya percaya Injil justru kamu selamat. Jadi keselamatan itu hanya di dalam Yesus Kristus.

Poin ketiga Bapak Ibu sekalian, tentang protoevangelium, ini bicara soal cara Allah menyelamatkan umat pilihan. Tadi sudah dijelaskan bahwa bagaimana manusia bisa selamat? Allah yang berjanji memberikan anugerah keselamatan. Tetapi Allah yang berjanji menyelamatkan kita dengan Covenant of Grace ini, menyelamatkan orang percaya itu dengan cara apa? Yaitu Yesus Kristus diutus untuk menggenapkan keselamatan dari Allah Bapa, yaitu Yesus Kristus datang ke bumi, Dia menjadi manusia, inkarnasi. in-carnal. In carno itu bahasa Latinnya ya. Di dalam daging. Ini keselamatan yang menjadi cara Tuhan menyediakan keselamatan, yaitu di dalam Manusia Yesus Kristus. Allah menjadi manusia itu berarti natal, kelahiran Yesus di dalam dunia ini. Penciptaan manusia jenis keempat Yesus dari janin, bayi, anak-anak, remaja, pemuda, dewasa Dia sama seperti kita. Bedanya apa? Bedanya Yesus menang atas dosa. Jadi Yesus itu digambarkan sebagai seorang kapten kita. Kita ini prajuritnya Yesus Kristus. Yesus ada di depan kita mengalahkan kuasa dosa, mengalahkan setan, mengalahkan maut, kita yang di belakangnya ini akan memperoleh keselamatan bersama dengan kekuatan yang Yesus kerjakan.

Setan bingung bagaimana Allah menyelamatkan manusia berdosa? Setan tidak tahu secara jelas caranya, tapi setan tahu Yesus Kristus adalah anak Allah dan Dialah yang direncakan Bapa untuk menyelamatkan manusia berdosa. Setan ingin mengalahkan Yesus Kristus, ingin mencelakakan Yesus Kristus, ingin menggagalkan usaha atau perbuatan karya Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia berdosa. Sehingga setan itu ngapain? Setan itu terus mencobai Yesus Kristus sejak Yesus Kristus ada di bumi ini. Yang paling jelas, pencobaan yang paling jelas adalah ketika Yesus memulai pelayanan, Yesus berpuasa 40 hari, tidak makan di padang gurun, dan setan terus mencobai Yesus. Ya Yesus dicobai dengan tiga pencobaan, Yesus lawan dengan tiga firman Tuhan. Dan di situ dikatakan bahwa setan menunggu waktu yang tepat lagi untuk mencobai Yesus. Mencobai Yesus sampai Yesus gagal tidak menjadi Juruselamat. 1 Petrus 2:22 itu dikatakan “Dia tidak pernah berbuat dosa dan tidak pernah mengucapkan dusta.” Jadi ini bicara soal ketidakberdosaan Yesus Kristus. Yesus dicobai? Dicobai. Tapi Yesus tidak berdosa. Karena apa? Yesus menang atas dosa-dosa yang digoda oleh setan kepada Dia. Setan menggoda Dia untuk berdosa tetapi Yesus menang.

Ibrani 4:15 dikatakan, “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.” Ini bedanya Yesus dengan kita. Semua sama. Semua dicobai. Kita dicobai setan, kita dicobai kedagingan kita karena kita berdosa. Yesus dicobai oleh setan, Yesus dicobai oleh lingkungan yang berdosa. Tetapi Dia tidak berdosa. Bahkan di dalam 2 Kor. 5:21 dikatakan, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Yesus tidak berdosa, tapi dibuat menjadi berdosa. Bukan berarti Yesus berdosa ya, dalam arti Dia seperti orang yang berdosa, karena apa? Menanggung hukuman manusia yang berdosa.Inilah Yesus Kristus.

Yesus Kristus ketika inkarnasi menjadi manusia, di dalam seluruh kehidupannya 33,5 tahun Yesus terus menang atas pencobaan, Yesus terus taat kepada Allah Bapa di surga, Yesus terus setia menjalankan firman Tuhan di dalam kehidupan-Nya dan Dia memberikan pukulan maut kepada setan di atas kayu salib. Setan berpikir dengan kematian Yesus, Yesus gagal menjalankan karya keselamatan. Tetapi justru ketika Yesus mati, Dia menggunakan cara itu untuk bisa menghancurkan kepala setan, menghancurkan setan itu sendiri. Setan meremukkan tumit Yesus itu betul. Maksudnya apa meremukkan tumit Yesus? Meremukkan itu artinya apa? Membuat Yesus menderita. Maka Bapak, Ibu sekalian, kita merasa mungkin di dalam kehidupan kita, sering kali kita yang paling menderita, dibandingan orang lain. Tetapi orang yang pernah paling-paling menderita sebenarnya adalah Yesus Kristus. Karena waktu di Taman Getsemani dia berdoa menghadapi peremukkan tumit oleh setan, ya, Yesus berdoa itu sampai berpeluh darah kok. Di sini ada yang pernah berkeringat darah? Kayaknya nggak ada ya. Kalau ada menjadi viral seperti itu. Berdarah nih keringatannya karena menghadapi natal Pak Tong. Mempersiapkan Natal Pak Tong sampai keringat darah. Kita keringatnya keringat bau, di mall lagi ya bagi-bagi brosur gitu ya. Bukan keringat darah. Tapi Yesus itu sampai keringat darah. Bukan Dia takut ya, tapi Dia pun betul-betul merasakan wah ini adalah penderitaan yang begitu berat, “Aku orang benar, tapi kok disalahin orang, difitnah orang, harus menanggung hukuman dosa, harus mengalami murka Tuhan di atas kayu salib.” Betul-betul bergumul sebagai manusia ya, manusia Yesus Kristus. Dia menderita sekali. Itu namanya setan meremukkan tumit Yesus Kristus. Tapi ketika Yesus Kristus mati di atas kayu salib, Yesus menghancurkan kepala ular. Hancur. Kalah, kamu itu kalah. Kamu tidak bisa mengalahkan Anak Allah, yaitu Yesus Kristus.

Di atas kayu salib, Bapak, Ibu saudara sekalian, ada dua aspek yang berbeda itu muncul. Makanya waktu saya sempat KKR ya, KKR di SMP, itu menjelaskan kenapa salib itu ada atas, ada bawah, ada kanan, ada kiri? Memang itu adalah hukuman yang mengerikan dari orang-orang Romawi supaya orang-orang takut, kapok, tidak mau melakukan dosa yang besar. Tetapi secara rohani kita bisa melihat salib ada atas, ada bawah, ada kanan, ada kiri. Atas menunjukkan Allah. Bawah itu menunjukkan manusia. Manusia itu ada di bawahnya Allah, kita ciptaan, Allah itu ada di atas kita. Allah itu adalah pencipta kita. Yesus membawa manusia berdosa menuju ke Allah lewat salib. Dan juga ada kanan, ada kiri menunjukkan apa? Itu menunjukkan ada kasih dan kekudusan Allah, keadilan Allah. Di salib itu bukan hanya ada kasih Allah saja, di salib itu bukan hanya ada keadilan Allah saja, tetapi di atas kayu salib Yesus Kristus, di situ ada kasih Allah yang begitu besar, dan juga keadilan Allah yang begitu besar dinyatakan. Bukan hanya kasih Allah dan keadilan Allah tetapi juga belas kasihan Allah dan juga murka Allah. Wah itu salib. Ada kemarahan Allah tapi ada belas kasihan Allah. Wah kita nggak bisa ngerti. Marah sekaligus mengasihi gitu ya. Adil sekaligus kasih. Itu hanya di dalam salib Yesus. Wujudnya apa? Pengorbanan. Maka kita kalau mau mengikuti Allah betul-betul mengikuti sifat Allah, yang paling susah adalah pengorbanan. Di situ kita jalankan kasih. Tapi kita juga jalankan keadilan. Di situ kita jalankan belas kasihan, tetapi juga kita jalankan kemarahan kepada orang yang berdosa. Ini kita berkorban, kita menyangkal diri untuk apa mengikuti teladan Allah dalam Yesus Kristus.

Dan terakhir Bapak Ibu sekalian, protoevangelium bukan saja menyatakan Allah inisiator menyelamatkan manusia, menghukum iblis lalu juga tapi bukan saja menyatakan ada dua pemisahan kelompok ya di antara manusia, yang ketiga juga adalah cara Allah menyelamatkan umat pilihan yaitu lewat kemenangan Yesus Kristus. Dengan kebangkitan Yesus Kristus juga di hari yang ketiga. Tapi yang keempat adalah itu menunjukkan di dalam bumi ini, orang-orang yang percaya kepada Kristus itu sedang mengalami peperangan, permusuhan. Ya kita adakan acara ibadah untuk Tuhan, ada pertentangan, ada kesulitan, ada tantangan. Kita adakan pembanguna gereja, pasti ada kesulitan. Karena apa? Peperangan rohani. Selama kita di bumi ada peperangan rohani, ada permusuhan, karena apa? Ada kuasa setan, kuasa roh jahat melawan kita manusia yang biasa, manusia lemah, manusia berdosa tetapi mau melayani Tuhan. Antara keturunan perempuan yang adalah kita semua dan keturunan kita semua adalah anti Kristus itu adalah peperangan. Maka Efesus 6:12 mengtakan bahwa “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.”

Maka Rasul Paulus katakan mari orang-orang Kristen, mari para keturunan Hawa, mari para pengikut Yesus Kristus gunakanlah perlengkapan senjata Allah. Mulai dari ketopong keselamatan kita ingat di kepala kita itu, kita sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus. Jangan lupakan keselamatan dari Yesus Kristus. Ketopong Keselamatan. Terus baju zirah keadilan. Badan kita ini digunakan untuk melayani sesama, memberikan yang layak kepada yang membutuhkan. Itu keadilan. Memberikan yang betul-betul baik kepada yang laya. Terus kemudian pakai perisai iman. Kita kalau ada serangan-serangan musuh, kita lawan dengan apa? Beriman. Ini benar kok. Ini firman Tuhan kok. Kita lakukan untuk Tuhan.  Terus pedang roh, yaitu firman Tuhan. Kita bisa mengalahkan segala hal yang jahat itu dengan firman Tuhan. Dan juga ikat pinggang kebenaran, kasut kerelaan untuk memberitakan Injil ya.

Yoh. 16:33 di situ dikatakan bahwa Yesus adalah kapten kita, kita prajurit Kristus. Mari kita buka Yoh. 16:33 bersama-sama, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”  Yesus mengatakan kepada para murid untuk terus setia berjuang meskipun di tengah-tengah penderitaan, dan berjuang karena Aku telah mengalahkan dunia. Kuatkanlah hatimu. Karena apa? Yesus kapten perang kita, Dia pemimpin kita, Dia komando kita, kita ini prajurit Yesus Kristus. Maka sampai ada lagu Bapak Ibu sekalian yaitu apa, “Maju Laskar Kristus.” Maju Laskar Kristus diambil dari Alkitab 2 Tim. 2:3-4, “Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” Kiranya kita bisa mengerti hal ini, ketika kita sudah diselamatkan, kita masuk dalam tahapan pengudusan. Dan di dalam tahapan pengudusan ini kita sedang mengalami peperangan rohani demi peperangan rohani. Maka seperti salah satu bait dari lagu Maju Laskar Kristus, atau Onward Christian Soldier yaitu mengatakan seperti ini, “Maju laskar Kristus maju berperang. Ikut salib Kristus yang memimpinku. Kristus Tuhan Raja bawa umat-Nya. Maju dalam perang ikut panji-Nya. Maju laskar Kristus, maju berperang. Ikut panji Yesus pasti menanglah.” Inilah protoevangelium, Injil yang pertama menceritakan tentang anak Hawa, yaitu keturunan Hawa yang akan menjadi Juruselamat manusia. bukan hanya Juruselamat kita, Dia juga adalah pemimpin perang rohani kita yang memberikan kekuatan kepada kita. Dia sudah membinasakan pekerjaan-pekerjaan iblis, kita pun memiliki kekuatan kuasa untuk bisa melawan godaan-godaan dosa dan bisa berperang bagi kerajaan Allah. Mari kita mengucap syukur bersama-sama atas injil yang sudah Tuhan berikan kepada kita, dan kita sudah menerimanya, atas keselamatan yang Tuhan berikan, atas pengorbanan Yesus di atas kayu salib, itu menunjukkan Tuhan begitu mengasihi kita. Kita masuk dalam anugerah Tuhan, kita masuk dalam perjanjian anugerah, kita masuk di dalam damai sejahtera di dalam Kristus. Kiranya kita boleh senantiasa memuliakan Tuhan. Mari kita sama-sama berdoa,

Ya Bapa kami yang ada di surga, kami bersyukur Tuhan, Engkau adalah Allah yang hidup, dan juga Allah yang penuh belas kasihan kepada kami yang berdosa ini, Engkau sudah memilih kami sebelum dunia dijadikan. Itu semua adalah karena kedaulan Tuhan dan juga kerelaan hati Tuhan. Kami tidak bisa berkata apa-apa Tuhan ketika kami menyadari Tuhan mau menyelamatkan kami di dalam Kristus, Tuhan mau memberikan kebaikan, Tuhan mau memberikan damai Sejahtera, Tuhan mau memberikan keselamatan, bahkan harta surgawi kedalam surga Tuhan sudah berikan kepada kami di dalam Yesus Kristus. Bahkan suatu hari nanti pun ketika dunia ini boleh selesai, ketika akhir zaman, kami boleh dikumpulkan bersama-sama dengan Tuhan Yesus di surga. Itu adalah anugerah yang terbesar. Kiranya kami boleh bersungguh-sungguh mempercayai kebenaran dari Tuhan sendiri. Dan kami pun hidup di dalam semangat memuliakan nama Tuhan dan juga mau untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus, meneladani apa yang Yesus kerjakan di dalam dunia ini. Kiranya kami boleh semakin menghormati Tuhan dalam kehidupan kami, kami juga bisa memiliki ingatan yang begitu baik terhadap anugerah Tuhan yang sudah Tuhan berikan di dalam kelahiran Yesus Kristus di dalam dunia ini. Terimakasih Tuhan untuk anugerah Tuhan ini berkatilah setiap kehidupan kami. Dalam nama Tuhan Yesus kita sudah berdoa. Amin. (HSI)

 

Comments